Bercinta setelah bertengkar terkadang dilakukan oleh pasangan suami istri untuk meredakan ketegangan atau meluapkan emosi. Apakah ini merupakan perilaku yang sehat atau sebaliknya? Yuk, temukan jawabannya di sini.
Ada pasangan yang menganggap bahwa bercinta setelah bertengkar terasa lebih bergairah. Meski bisa saja lebih menyenangkan dan bisa mendekatkan kembali suami istri yang bertengkar, ada kalanya hal ini tidak baik untuk hubungan rumah tangga, lho.
Alasan Umum Bercinta setelah Bertengkar
Di bawah ini adalah beberapa alasan yang mungkin menjadi penyebab mengapa beberapa pasangan senang bercinta setelah bertengkar:
Pengalihan gairah
Alasan utama bercinta setelah bertengkar terasa menggairahkan adalah karena terjadi pengalihan gairah dari satu situasi ke situasi lain. Dalam hal ini, energi yang tersimpan dalam amarah saat bertengkar beralih menjadi gairah seksual yang juga perlu dilampiaskan.
Saling terpengaruh
Emosi yang dirasakan seseorang dapat memengaruhi emosi orang lain. Saat kamu melihat orang sedih dan menangis, kamu dapat bersimpati atau bahkan berempati dan ikut sedih. Begitu juga saat pasanganmu terangsang, kamu mungkin saja ikut terangsang.
Ya, gairah ini bisa saja datang meskipun kalian baru saja bertengkar. Hal ini karena rasa marah saat bertengkar bisa berubah menjadi gairah untuk bercinta.
Rasa takut kehilangan pasangan
Emosi yang memuncak saat bertengkar dapat membuat salah satu atau kedua pihak merasa takut kehilangan. Rasa takut inilah yang kemudian memicu hasrat seksual untuk kembali menjalin kedekatan.
Jika dilihat dari sisi positifnya, bercinta setelah bertengkar dapat mempererat hubungan suami istri. Aktivitas ini dapat memberi kesan bahwa pasangan bisa tetap bersama dan saling mencintai meski sempat mengalami pertengkaran.
Bercinta setelah Bertengkar Tidak Selamanya Sehat
Meski ada sisi positifnya, bercinta setelah bertengkar tidak selamanya sehat. Di bawah ini adalah beberapa ciri yang membuat seks setelah bertengkar dikatakan tidak sehat:
1. Melibatkan kekerasan
Emosi yang ada saat marah adalah emosi yang negatif. Jika hal ini diluapkan pada hubungan seks, bukan tidak mungkin seks jadi melibatkan kekerasan. Hal ini tentu bisa menjadi kebiasaan yang tidak sehat bahkan menyakitkan, terutama bagi istri.
Oleh karena itu, jika pasangan menolak berhubungan intim setelah bertengkar, cobalah untuk mengerti dan jangan memaksakan kehendak, ya.
2. Tidak menyelesaikan masalah sebenarnya
Seks setelah bertengkar tidak baik jika membuat kamu dan pasanganmu jadi tidak menganggap serius penyebab pertengkaran atau bahkan menghindari untuk membahas jalan keluarnya. Akhirnya, akar masalah yang menjadi penyebab pertengkaran tidak terselesaikan.
3. Menjadikan seks sebagai solusi
Bercinta setelah bertengkar kadang menimbulkan kesimpulan dalam alam bawah sadar bahwa semua hal dan masalah rumah tangga dapat membaik dengan seks. Padahal, setelah seks dilakukan, salah satu pihak ataupum keduanya bisa kembali merasa sedih atau kecewa.
Untuk menyelesaikan masalah dalam rumah tangga, kamu dan pasangan perlu berkomunikasi dengan baik, jujur, dan terbuka, agar bisa menentukan solusi yang tepat.
4. Menjadi kebiasaan
Bercinta setelah bertengkar bisa menjadi buruk jika salah satu pasangan justru memicu pertengkaran hanya karena ingin merasakan hubungan seksual yang menggairahkan. Hal ini bertolak belakang dengan konsep hubungan seksual sebagai aktivitas untuk menunjukkan kasih sayang kepada satu sama lain.
Sehat atau tidaknya bercinta setelah bertengkar bisa dilihat dari dampak setelahnya. Bila seks setelah bertengkar membuat pasangan bisa menjalin komunikasi dengan baik dan sama-sama mau mencari cara menyelesaikan permasalahan, perilaku ini tentu dinilai sehat dan baik karena dapat mempererat hubungan suami-istri.
Begitu pun sebaliknya, bila bercinta setelah bertengkar tidak dapat menyelesaikan masalah, menumpuk masalah, atau bahkan membangun kebiasaan hubungan seks yang tidak sehat, hal ini tentu tidak baik dan perlu dihentikan.
Jika kamu berada dalam siklus pertengkaran dan seks yang terus berulang tanpa ada penyelesaian masalah, mungkin ini saatnya untuk mengambil jarak dan memikirkan hubungan seperti apa yang dapat membuatmu merasa nyaman.
Usahakan untuk terbuka dan jujur pada diri sendiri dan pasangan. Utarakan bahwa kamu tidak nyaman dengan pola ini. Bila kamu dan pasanganmu merasa kesulitan untuk keluar dari masalah dalam hubungan kalian, cobalah berkonsultasi dengan psikolog untuk mendapatkan solusi.