Sering merasa lupa sesaat untuk melakukan sesuatu atau membicarakan suatu hal? Hati-hati! Mungkin kamu mengalami brain fog. Kondisi ini bisa dialami siapa saja dan kapan pun. Penyebabnya juga beragam, mulai dari stres, kelelahan atau kurang tidur, hingga demensia.
Brain fog atau kabut otak adalah kondisi di mana seseorang merasa sulit untuk berkonsentrasi dan tidak bisa fokus ketika memikirkan suatu hal. Brain fog bukanlah sebuah penyakit, tetapi gejala dari kondisi atau penyakit tertentu yang bisa memengaruhi kemampuan seseorang untuk berpikir dan mengingat.
Sederet Penyebab Brain Fog
Ketika mengalami brain fog, seseorang bisa mengalami gangguan fungsi kognitif, seperti sulit berpikir jernih, konsentrasi buruk, ketidakmampuan untuk fokus, dan mudah lupa.
Keluhan ini cenderung muncul sesekali, dan orang yang mengalaminya bisa kembali berpikir dengan normal seperti biasa setelah beberapa waktu. Namun, pada kasus tertentu, brain fog muncul lebih sering hingga mengganggu aktivitas dan kehidupan penderitanya.
Ada beragam penyebab brain fog yang perlu kamu ketahui, antara lain:
1. Kurang istirahat
Kurang tidur, sering begadang, atau kualitas tidur yang kurang baik bisa berdampak pada fungsi otak. Akibatnya, kurang tidur atau masalah tidur lainnya bisa memperburuk konsentrasimu dan membuatmu sulit untuk berpikir. Riset pun membuktikan bahwa orang yang sering kurang tidur atau tidur kurang nyenyak lebih rentan mengalami brain fog.
Agar otak dapat bekerja secara optimal, pastikan kamu mendapatkan tidur yang cukup dan berkualitas setiap hari. Bila kamu termasuk pribadi yang susah tidur atau mengalami insomnia, cobalah untuk menerapkan sleep hygiene, menjauhi gadget, dan menghindari konsumsi minuman berkafein sebelum tidur.
2. Perubahan hormon
Perubahan hormon, seperti ketika wanita mengalami menopause, juga bisa memicu timbulnya brain fog. Saat terjadi menopause, kadar hormon progesteron dan estrogen di tubuh wanita akan mengalami perubahan.
Hal ini dapat mempengaruhi memori dan fungsi otak selama beberapa saat, sehingga wanita yang mengalaminya pun bisa menjadi pelupa atau lebih rentan terkena brain fog.
3. Stres dan depresi
Merasa banyak pikiran dan tertekan sesekali adalah hal yang wajar dan normal dalam kehidupan sehari-hari. Namun, bila kamu merasa gelisah, sedih, atau putus asa hingga berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, kemungkinan besar kamu mengalami stres kronis.
Kamu perlu tahu bahwa stres kronis dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan, mulai dari tekanan darah tinggi, daya tahan tubuh melemah, hingga gangguan mental tertentu, seperti depresi, dan penurunan fungsi otak.
Fungsi otak yang terganggu karena stres bisa menimbulkan keluhan sulit berpikir jernih, mudah lupa, dan sulit untuk berkonsentrasi. Inilah alasannya mengapa stres berat dapat menimbulkan brain fog.
4. Kekurangan asupan tertentu
Pola makan yang kurang sehat bisa menyebabkan tubuhmu kekurangan nutrisi tertentu. Hal ini bisa meningkatkan risikomu untuk mengalami brain fog.
Riset menunjukkan bahwa orang yang kekurangan asupan gizi tertentu, seperti protein, zat besi, vitamin B kompleks, vitamin E, antioksidan, dan omega-3, berisiko lebih tinggi untuk mengalami pikun dan brain fog. Selain itu, reaksi alergi terhadap jenis makanan tertentu juga disebut bisa meningkatkan risiko seseorang untuk terkena brain fog.
5. Efek samping obat-obatan
Setiap obat tentu memiliki efek sampingnya tersendiri. Beberapa jenis obat-obatan, seperti obat antikolinergenik, obat penenang, antidepresan, dan obat tidur, diketahui bisa memengaruhi kinerja saraf otak dan zat kimia di otak (neurotransmitter).
Efek ini bisa memicu munculnya brain fog dan keluhan lain, seperti mudah mengantuk dan perubahan mood. Obat-obatan lain, misalnya kemoterapi, juga sering menyebabkan brain fog.
Jika kamu merasakan brain fog setelah mengonsumsi obat-obatan tertentu, berkonsultasilah dengan dokter, agar kamu bisa beralih ke obat jenis lainnya atau mendapatkan dosis yang lebih rendah guna mencegah kambuhnya gejala tersebut.
6. Kondisi medis tertentu
Ada banyak kondisi medis atau penyakit yang bisa menimbulkan gejala brain fog, misalnya penyakit autoimun, penuaan, kelelahan, dan gangguan mental. Selain itu, penyakit lain, seperti sindrom kelelahan kronis, anemia, demensia, dan infeksi virus Corona atau COVID-19, juga bisa menjadi penyebab terjadinya kabut otak, lho.
Begini Cara Mengatasi Brain Fog
Perawatan brain fog sangat tergantung dari apa penyebabnya. Bila kabut otak yang kamu alami disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti anemia, pengobatan untuk anemia dengan pemberian suplemen zat besi bisa menjadi solusinya.
Selain itu, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan di rumah untuk mengatasi brain fog, yaitu:
- Usahakan untuk mendapatkan tidur yang cukup 7–9 jam per hari.
- Kelola stres dengan baik.
- Batasi atau jauhi minuman berkafein dan beralkohol.
- Tetap aktif berolahraga secara rutin.
- Jaga fungsi dan kesehatan otak dengan melakukan senam otak, misalnya bermain puzzle atau bermain musik.
- Konsumsi makanan bergizi yang kaya akan antioksidan, vitamin dan mineral, protein, serta omega-3, misalnya buah dan sayuran, kacang-kacangan, ikan, telur, dan susu.
Brain fog yang terjadi sesekali masih bisa dibilang wajar. Namun, jika hal ini sering terjadi atau semakin memburuk hingga membuatmu sulit bekerja, belajar, atau menjalani aktivitas sehari-hari, sebaiknya kamu segera berkonsultasi ke dokter.
Brain fog yang demikian mungkin bisa disebabkan oleh kondisi medis yang lebih serius. Kondisi ini sebaiknya segera diobati oleh dokter agar tidak semakin parah dan sulit diatasi.