Bayi bau tangan merupakan istilah yang kerap digunakan untuk menggambarkan bayi yang terlihat manja. Sebagian masyarakat Indonesia menganggap bahwa kondisi ini bisa terjadi akibat terlalu sering menggendong bayi. Namun, apakah anggapan ini benar adanya?
Bayi baru lahir akan sering menangis. Hal ini merupakan cara bayi untuk berkomunikasi dan memberi tahu orang di sekitarnya bahwa ia sedang merasa lapar, haus, sakit, lelah, tidak nyaman, atau sekadar bosan.
Saat bayi menangis atau rewel, orang tua tentu akan berusaha untuk menenangkan dengan beragam cara. Salah satu cara yang umum dilakukan dan terbilang efektif adalah dengan menggendong bayi.
Namun, terlalu sering menggendong bayi dipercaya bisa membuatnya tidak mau dibaringkan di tempat tidur. Bayi pun menjadi manja dan hanya mau untuk selalu digendong. Perilaku bayi yang demikian sering disebut bayi bau tangan.
Menggendong Tidak Membuat Bayi Bau Tangan
Anggapan bahwa bayi menjadi bau tangan karena terlalu sering digendong tidaklah benar dan hanya mitos belaka. Orang tua bahkan dianjurkan untuk menggendong atau memeluk bayi sesering mungkin, terlebih ketika bayi sedang rewel atau merasa kurang nyaman.
Bayi membutuhkan perhatian melalui sentuhan langsung secara fisik, termasuk melalui gendongan. Sentuhan fisik pada bayi dapat memberi stimulus yang baik bagi tumbuh kembang bayi dan tingkat kecerdasannya kelak.
Orang tua juga dianjurkan untuk mengajak bayi berbicara saat menggendongnya untuk mengembangkan kemampuannya dalam berbicara.
Tak hanya itu, menggendong bayi juga bisa memperkuat hubungan atau ikatan emosional dan mendukung interaksi antara bayi dan orang tuanya. Bayi juga membutuhkan kehangatan dari pelukan orang tuanya agar ia merasa aman dan nyaman.
Menggendong bayi sesering mungkin, terutama menggendong bayi prematur dengan metode perawatan kanguru, juga terbukti dapat menghangatkan tubuh bayi, mengurangi tangisan, menstabilkan pernapasan dan detak jantung, serta mendukung tumbuh kembang dan peningkatan berat badan bayi.
Cara Lain untuk Menenangkan Bayi
Bayi akan menangis saat menginginkan atau membutuhkan sesuatu karena mereka belum memahami cara lain untuk menyampaikan apa yang diinginkan.
Biasanya setelah usia 6–9 bulan, bayi baru mulai bisa memahami lingkungan di sekitarnya, membaca ekspresi orang lain, dan menunjukkan respons terhadap stimulus atau situasi tertentu. Pada masa inilah, orang tua harus bisa mulai memilah reaksi terhadap tangisan bayi.
Apabila bayi tetap menangis padahal ia tidak sedang sakit, setelah disusui, atau usai diganti popok, beberapa cara berikut dapat dilakukan orang tua untuk menenangkannya, yaitu:
- Membaringkan bayi di kursi atau tempat tidur goyang
- Mengusap kepala, punggung, atau dada bayi dengan lembut
- Membedong bayi
- Mengajak bayi berbicara dengan suara yang pelan dan lembut
- Menyanyi atau memutar musik dengan suara kecil
- Mengajak bayi jalan-jalan menggunakan stroller atau digendong
- Membuat bayi bersendawa
- Memandikan bayi dengan air hangat
- Memijat bayi dengan lembut
Nah, bayi bau tangan karena terlalu sering digendong ternyata hanyalah mitos belaka. Oleh karena itu, tidak ada larangan untuk menggendong bayi sesering mungkin. Nikmatilah saat-saat menggendong bayi pada bulan pertama usianya tanpa perlu takut dan terlalu khawatir. Jika ragu, konsultasikan hal tersebut dengan dokter anak.