Sesak napas pada anak merupakan kondisi yang perlu diwaspadai. Keluhan ini bisa menjadi pertanda adanya penyakit serius yang membutuhkan perawatan segera. Selain bisa mengganggu aktivitas dan waktu istirahat anak, sesak napas yang berlarut-larut juga dapat mengganggu tumbuh kembangnya.
Sesak napas, atau dalam istilah medisnya disebut dispnea, merupakan kondisi ketika seseorang mengalami kesulitan untuk bernapas sehingga tidak mendapatkan pasokan oksigen yang cukup ke paru-paru.
Penyakit Penyebab Sesak Napas pada Anak
Timbulnya sesak napas, baik pada anak-anak maupun orang dewasa, sering kali berkaitan dengan penyakit jantung atau paru-paru. Berikut adalah beberapa penyakit yang dapat menyebabkan sesak napas pada anak:
1. Bronkiolitis
Bronkiolitis merupakan penyakit infeksi yang dapat menimbulkan peradangan dan penyumbatan pada saluran pernapasan kecil (bronkiolus) di dalam paru-paru. Bronkiolitis biasanya lebih rentan terjadi pada anak-anak dan bayi. Gejala awalnya dapat berupa batuk kering terus-menerus, hidung tersumbat, dan demam.
Pada bronkiolitis yang sudah parah, gejalanya bisa berupa lesu, kulit membiru (sianosis), mengi, dan napas yang cepat namun dangkal (takipnea). Jika anak mengalami gejala ini, Anda harus segera membawanya ke rumah sakit.
2. Pneumonia
Pneumonia adalah penyakit infeksi yang mengakibatkan peradangan pada kantong-kantong udara di salah satu atau kedua paru. Pneumonia bisa disebabkan oleh bakteri dan virus, termasuk virus Corona. Pneumonia termasuk penyakit yang umum terjadi pada anak-anak. Bahkan, penyakit ini merupakan penyebab kematian kedua pada balita di Indonesia, setelah diare.
Gejala pneumonia pada anak dapat ditandai dengan batuk, mengi, hidung tersumbat, nyeri dada, nyeri perut, nafsu makan menurun, hingga sesak napas dan napas cepat. Bila pneumonia sudah parah, kuku dan bibir anak bisa menjadi kebiruan. Kondisi ini menandakan bahwa tubuh anak kekurangan oksigen.
3. Gagal jantung
Gagal jantung adalah kondisi di mana jantung tidak mampu memompa darah dalam jumlah yang cukup ke seluruh tubuh. Gagal jantung dapat mengenai salah satu sisi jantung, tapi bisa juga melibatkan kedua sisi jantung.
Selain sesak napas, gagal jantung juga akan menyebabkan edema atau pembengkakan yang biasanya terjadi di kaki dan pergelangan kaki. Sesak napas pada anak akibat gagal jantung dapat timbul saat anak berbaring, membungkuk, atau ketika ia sedang tidur.
4. Asma
Asma merupakan penyakit pernapasan kronis yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas. Gejala asma pada anak bisa berupa lesu, batuk kronis, mengi, dan nyeri dada. Namun, gejala utama dari kondisi ini adalah sesak napas.
Saluran napas anak yang menderita asma lebih rentan terhadap iritasi. Bila terjadi iritasi, saluran napas akan mengalami penyempitan yang akhirnya membuat anak sulit untuk bernapas.
5. Syok anafilaktik
Syok anafilaktik atau anafilaksis adalah reaksi alergi yang tergolong berat. Jika tidak segera diobati, kondisi ini dapat menyebabkan kematian. Reaksi anafilaksis dapat dipicu oleh makanan, obat, atau bahan tertentu, bisa juga oleh sengatan atau gigitan serangga.
Selain sesak napas mendadak, reaksi anafilaktik juga bisa ditandai dengan kulit gatal atau bengkak, batuk, mual dan muntah, nyeri perut, kesulitan bicara, tenggorokan menyempit, napas berbunyi (mengi), detak jantung yang cepat, dan pingsan.
Perawatan Sesak Napas pada Anak
Sesak napas pada anak perlu diperiksakan ke dokter agar dapat diberikan penanganan yang sesuai dengan penyebabnya.
Agar sesak napas pada anak tidak kambuh atau semakin memburuk, lakukanlah beberapa cara berikut ini:
- Berikan pengobatan sesuai anjuran dokter dan bawa anak untuk kontrol ke dokter secara berkala.
- Ciptakan lingkungan yang sehat untuk pernapasan Si Kecil, terutama di dalam rumah. Pastikan seluruh ruangan bebas dari debu, kotoran, polusi, dan asap rokok.
- Kurangi aktivitas anak di luar rumah saat udara sedang panas atau sedang dingin.
- Catat makanan atau obat yang dapat memicu sesak napas pada anak, dan sebisa mungkin hindari.
- Ajak anak berolahraga secara rutin untuk meningkatkan kondisi fisiknya, terutama pernapasannya. Namun, tanyakan dulu kepada dokter mengenai jenis olahraga yang sesuai untuk kondisi Si Kecil.
Sesak napas pada anak bisa muncul tiba-tiba, bisa juga secara bertahap. Meski kadang sesak napas dapat hilang dengan sendirinya, namun kondisi ini tetap tidak boleh diabaikan. Segeralah periksakan ke dokter agar dapat diberikan pengobatan yang sesuai.