Kehabisan ide untuk melakukan foreplay atau pemanasan sebelum berhubungan seksual? Sexting bisa menjadi salah satu pilihannya. Namun, ada beberapa hal yang perlu dicermati sebelum melakukan sexting untuk foreplay bersama pasangan.
Sexting diambil dari kata sex dan texting, yaitu saling bertukar pesan, foto, atau video yang bersifat erotis dan intim melalui telepon selular. Karena dilakukan melalui telepon selular, aktivitas ini harus dilakukan dengan hati-hati.
Sexting Dapat Memicu Kemunculan Gairah
Pesan sensual saat sexting dapat berfungsi sebagai foreplay untuk membangkitkan gairah antara kamu dan pasangan sebelum melakukan hubungan seks secara fisik. Biasanya, pesan yang dikirimkan saat sexting berupa kalimat-kalimat menggoda atau saling mengungkapkan fantasi seksual yang akan dilakukan saat bercinta nanti.
Sexting juga bisa menjadi solusi bagi pasangan yang menjalani hubungan pernikahan jarak jauh atau long distance marriage (LDM) dengan pasangan. Saling bertukar pesan atau foto seksi bisa membantu kamu dan pasangan mengekspresikan serta meluapkan gairah seksual satu sama lain, sekaligus melepas rindu.
Dari aktivitas ini, kamu juga bisa mengenal diri sendiri dan pasangan secara lebih mendalam lagi. Saat melakukan sexting, biasanya kamu dan pasangan akan lebih mudah mengungkapkan apa yang kamu inginkan dalam mencapai kepuasan seksual.
Sementara saat bercinta secara langsung, kamu atau pasangan bisa saja malu atau sungkan untuk mengatakannya secara langsung, sehingga cenderung tidak banyak bicara dan tidak bisa mengungkapkan keinginan masing-masing secara terang-terangan.
Panduan Memanfaatkan Sexting untuk Foreplay
Meski sexting atau juga dikenal dengan chat sex dapat menjadi media untuk melakukan foreplay, tidak semua orang bisa merasa nyaman dengan aktivitas ini. Jadi sebelum melakukannya, pastikan pasangan kamu tidak keberatan dengan hal tersebut, ya.
Nah, supaya kamu dan pasangan bisa memanfaatkan sexting sebagai foreplay yang menyenangkan, yuk, coba lakukan beberapa hal berikut ini:
1. Gunakan kata-kata sederhana
Sexting tidak melulu harus mengirimkan foto atau video sensual, kok. Kamu bisa memulai sexting menggunakan kalimat yang sederhana. Contohnya, utarakan kalimat seperti, “Aku merindukanmu. Tidak sabar ingin bertemu nanti malam”.
Bangun suasana yang romantis dengan saling memuji tubuh satu sama lain. Setelahnya, kamu bisa merayu atau menggungkapkan fantasi seksualmu pada pasangan, misalnya dengan mengatakan “Kalau nanti malam kamu pakai baju warna merah pasti akan terlihat lebih cantik”.
Saat sexting, kamu tidak disarankan menggungkapkan gairahmu sepenuhnya, ya. Berikan pasanganmu sedikit misteri agar ia penasaran.
2. Lakukan sexting di waktu santai
Jangan lakukan sexting saat kamu dan pasangan sama-sama sedang bekerja atau melakukan aktivitas lainnya. Sexting saat sedang sibuk dapat merusak konsentrasi, sehingga bisa mengganggu pekerjaanmu. Selain itu, melakukan aktivitas ini di jam sibuk juga berpeluang pesanmu dibaca oleh orang lain.
Oleh karena itu, sebaiknya kirim pesan menggoda pada pasangan saat jam makan siang atau mendekati waktu pulang. Usahakan untuk fokus pada pasangan dan balas pesannya secepat mungkin.
3. Pastikan kamu benar-benar bercinta setelah sexting
Jangan mengirimkan pesan sensual jika sebenarnya kamu tidak berminat melakukan hubungan intim bersama pasangan, ya. Hal ini tentu dapat membuat pasangan kamu kecewa dan mungkin merasa sedih. Jadi, usahakan untuk merealisasikan fantasi seksual yang kamu dan pasangan utarakan saat sexting.
4. Hapus percakapan sexting
Setelah melakukan sexting, kamu sebaiknya segera hapus semua percakapan, foto, atau video kamu dengan pasangan, ya. Dikhawatirkan Si Kecil secara tidak sengaja melihat pesan tersebut saat telepon tergeletak sembarangan. Tidak hanya itu, mungkin saja foto atau video kamu dan pasangan tanpa sengaja terkirim pada orang lain. Hal ini tentu bisa sangat berbahaya.
Sexting sebagai foreplay atau media hubungan seksual saat berjarak jauh dapat bermanfaat untuk pasangan suami. Namun pada remaja, sexting sangat tidak disarankan. Selain karena masih dibawah umur, remaja juga berisiko mengalami cyberbullying dalam bentuk penyebaran isi pesan sexting ke media sosial.
Jika kamu masih memiliki pertanyaan perihal sexting atau foreplay, tidak usah ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli seksologi untuk mendapat penjelasan lebih lanjut.