Setelah bermain seharian atau sepulang sekolah, rasanya wajar jika anak tampak lelah. Namun, ketika anak sering lelah padahal sedang tidak melakukan aktivitas yang berat atau padat, apakah ini masih wajar? Untuk tahu jawabannya, yuk simak penjelasannya di artikel ini!
Beragam kegiatan yang dilakukan anak tentu bisa membuatnya lelah. Biasanya, rasa lelah tersebut bisa hilang setelah Si Kecil beristirahat selama beberapa waktu.
Namun, bila rasa lelah tersebut tidak segera membaik, mungkin saja ada masalah kesehatan yang dialaminya. Dalam medis, kondisi sering lelah dikenal dengan istilah sindrom kelelahan kronis.
Tidak hanya tampak lelah sepanjang waktu saja, biasanya anak dengan kondisi ini juga terlihat tidak bersemangat dan sulit berkonsentrasi saat belajar.
Mengenali Penyebab dan Gejala Anak Sering Lelah
Penyebab sindrom kelelahan kronis yang membuat anak sering lelah memang belum diketahui secara pasti. Namun, beberapa penelitian menyatakan bahwa kondisi ini berkaitan dengan lingkungan, genetik, usia, ganguan psikis (stres atau depresi), serta kondisi tertentu, seperti anemia atau tekanan darah rendah.
Selain rasa lelah sepanjang waktu, sindrom kelelahan kronis umumnya juga ditandai dengan gejala-gejala, seperti sakit kepala, pusing, sulit tidur, rewel, sakit tenggorokan, dan mual.
Untuk mendiagnosis kelelahan kronis yang dialami oleh anak, dokter akan bertanya pada Si Kecil apakah ia selalu merasa kelelahan sepanjang waktu meski sudah beristirahat, serta apakah ia mengalami keluhan, seperti yang sudah disebutkan di atas.
Sedangkan, kepada Bunda, dokter akan menanyakan mengenai apa saja kegiatan Si Kecil sebelum munculnya keluhan ini dan sudah berapa lama Si Kecil mengalaminya.
Untuk membantu menentukan penyebab pasti anak sering lelah, dokter juga akan melakukan serangkaian pemeriksaan lain, termasuk pemeriksaan fisik dan pendukung, seperti tes darah.
Mengatasi Anak Sering Lelah
Jika anak tampak lelah sepanjang waktu, selain menjalani pengobatan dari dokter, ada juga beberapa hal yang bisa Bunda lakukan untuk mengatasi kondisi ini, yaitu:
1. Ajak anak untuk rutin berolahraga
Bunda bisa mengajak Si Kecil untuk rutin berolahraga. Pasalnya, olahraga yang dilakukan dengan durasi dan frekuensi yang tepat bisa membantu tubuh lebih fit dan bugar. Di awal, Bunda bisa mengajak anak melakukan olahraga yang ringan, misalnya dengan jalan santai di area sekitar rumah.
2. Bantu anak mengelola stres
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, stres diyakini dapat memicu sindrom kelelahan kronis. Oleh karena itu, coba ajak Si Kecil untuk sharing atau tanyakan apa yang sedang ia rasakan. Bunda juga boleh menanyakan seputar sekolah dan pertemanannya.
Jika stres yang dialami Si Kecil berkaitan dengan perundungan di sekolah, Bunda bisa melaporkan hal tersebut ke pihak terkait, agar tidak semakin berlarut.
Jika stres yang dialami anak disebabkan oleh pelajaran yang sulit, Bunda bisa menawarkan les tambahan. Namun, jangan terlalu memaksa Si Kecil ya, Bun. Hal ini justru bisa membuat ia semakin stres nantinya.
3. Pastikan anak tidur cukup
Tidak hanya pada orang dewasa, cukup tidur juga sangat penting untuk kesehatan anak. Dengan tidur yang cukup, tubuh Si Kecil akan terasa lebih fit dan segar. Selain itu, hal ini juga berperan untuk menjaga mood-nya tetap baik.
Idealnya, anak–anak berusia 2–6 tahun membutuhkan waktu tidur sekitar 11–13 jam setiap harinya, sedangkan untuk anak–anak berusia 6–10 tahun adalah 10–11 jam. Sebisa mungkin terapkan sleep hygiene dan batasi penggunaan gadget jika sudah malam untuk membantu anak cukup tidur.
4. Cukupi kebutuhan nutrisi anak
Rasa lelah sepanjang waktu yang dialami oleh anak juga bisa diatasi dengan mencukupi kebutuhan nutrisinya. Berikan anak makanan yang sehat dengan gizi seimbang, misalnya dengan menyajikan nasi, buah-buahan, sayuran, ikan, ayam, sapi, dan susu rendah lemak.
Agar anak terhindar dari dehidrasi, pastikan ia minum air putih dalam jumlah yang cukup serta batasi konsumsi minuman berkafein dan berkarbonasi.
Anak sering lelah yang disebabkan oleh sindrom kelelahan kronis merupakan kondisi yang cukup sulit untuk dipahami dan dideteksi. Oleh karena itu, Bunda harus peka terhadap perubahan apa pun yang terjadi pada Si Kecil.
Jangan ragu untuk langsung membawa Si Kecil ke dokter jika terdapat gejala–gejala sindom kelelahan kronis yang telah dipaparkan di atas. Selain penanganan dari dokter, dukungan Bunda dan anggota keluarga lain juga sangat dibutuhkan untuk membantu Si Kecil sembuh dari penyakit ini.