Penggunaan kontrasepsi darurat dapat mencegah terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan. Namun, sebelum menggunakannya, ketahui dahulu jenis kontrasepsi darurat yang dianjurkan beserta cara pemakaian yang tepat.
Setelah menikah, pasangan suami istri umumnya akan membicarakan berbagai topik secara serius dan terencana. Salah satu topik yang mungkin dibahas adalah jumlah anak yang ingin dimiliki. Pembatasan jumlah anak dapat dilakukan dengan mengikuti program Keluarga Berencana (KB).
KB dapat dilakukan dengan berbagai metode, seperti penggunaan metode KB utama dan kontrasepsi darurat. Kontrasepsi darurat dapat digunakan sebagai cadangan metode KB utama yang telah Anda dan pasangan pilih.
Alat Kontrasepsi untuk Mendukung Keluarga Berencana
Setelah menikah, Anda dan pasangan dapat memilih untuk menunda atau langsung memiliki anak. Jika memutuskan untuk tidak ingin hamil secepatnya, Anda dapat menggunakan metode pencegahan menggunakan alat kontrasepsi. Alat kontrasepsi juga dapat digunakan jika Anda ingin memberi jarak kelahiran antaranak atau membatasi jumlah anak.
Penggunaan alat-alat kontrasepsi, seperti kondom, pil KB, atau implan KB, memang dapat diandalkan untuk mencegah kehamilan.
Namun, jika Anda berhubungan seksual tanpa pengaman atau ketika alat kontrasepsi tidak berfungsi dengan baik, misalnya kondom selip atau bocor, terlambat meminum pil KB, dan IUD bergeser atau keluar, diperlukan alat kontrasepsi darurat agar kehamilan dapat dicegah.
Manfaat Kontrasepsi Darurat
Selain digunakan untuk mengatasi kegagalan fungsi metode kontrasepsi, kontrasepsi darurat juga dibutuhkan oleh wanita korban perkosaan. Kontrasepsi darurat dapat digunakan pada 5 hari pertama sejak berhubungan seksual untuk mencegah kehamilan.
Namun perlu diingat, kontrasepsi darurat hanya efektif jika digunakan pada beberapa hari pertama setelah berhubungan seksual, yaitu sebelum sel telur (ovum) dilepaskan menuju ovarium dan sebelum sperma membuahi ovum.
Hal ini berarti kontrasepsi darurat tidak bisa memengaruhi kehamilan yang sudah terjadi atau janin yang sudah berkembang.
Jenis Kontrasepsi Darurat
Ada beberapa obat-obatan yang WHO rekomendasikan sebagai alat kontrasepsi darurat, salah satunya adalah levonorgestrel.
Levonorgestrel berbentuk tablet siap minum yang terdiri dari dua macam sediaan, yaitu sediaan 1 tablet dan sediaan 2 tablet. Sediaan 1 tablet dianjurkan untuk diminum kurang dari 72 jam atau 3 hari setelah melakukan hubungan seksual.
Sementara pada sediaan dua tablet, tablet pertama harus segera diminum dalam 72 jam pertama setelah aktivitas seksual terjadi dan tablet kedua dikonsumsi 12 jam setelah mengonsumsi tablet pertama.
Pastikan untuk mengikuti petunjuk yang tertera di label kemasan obat kontrasepsi darurat. Jika masih ragu, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter.
Apabila Anda mengalami muntah kurang dari 2 jam setelah mengonsumsi levonorgestrel, konsultasikanlah ke dokter karena kemungkinan Anda membutuhkan dosis tambahan.
Setelah mengonsumsi levonorgestrel, periode haid Anda bisa datang seminggu lebih awal atau telat seminggu dari biasanya. Akan tetapi, jika haid tidak juga terjadi setelah seminggu dari tanggal perkiraan, segera hubungi dokter untuk memastikan apakah Anda hamil atau tidak.
Perlu diketahui bahwa pemakaian kontrasepsi darurat belum tentu dapat mencegah kehamilan. Anda sangat disarankan untuk tetap mengandalkan metode alat pengontrol kehamilan atau alat KB rutin untuk mendapatkan hasil yang lebih efektif.