Sifilis pada pria ditandai dengan munculnya luka kecil pada area kelamin, dubur, atau mulut. Luka tersebut sering kali tidak terasa sakit sehingga jarang disadari oleh penderitanya. Jika tidak ditangani dengan baik, sifilis berpotensi menjadi makin parah dan merusak organ lain dalam tubuh.
Sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual yang terjadi akibat infeksi bakteri Treponema pallidum. Infeksi ini umumnya dapat ditularkan melalui kontak langsung saat berhubungan seksual. Selain itu, penyebaran infeksi juga bisa terjadi melalui kontak fisik dengan luka atau ruam di tubuh penderita. Meski begitu, sifilis tidak bisa ditularkan melalui kontak dengan benda yang telah disentuh penderitanya.
Sifilis pada pria umumnya memiliki gejala yang tidak jauh berbeda dengan wanita. Dengan mengenali gejala sedini mungkin, penanganan yang sesuai dapat segera diberikan.
Berbagai Gejala Sifilis pada Pria
Gejala sifilis pada pria berbeda-beda sesuai dengan tahapan keparahan penyakit ini. Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Sifilis primer
Gejala sifilis pada tahap ini diawali dengan luka kecil yang sangat menular dan muncul 10–90 hari setelah terpapar bakteri penyebab sifilis. Luka tersebut umumnya tidak terasa sakit sehingga banyak penderita sifilis yang tidak menyadarinya. Pada pria, luka ini dapat timbul di area kemaluan pria, dubur, atau mulut.
Selain itu, pria yang menderita sifilis juga mengalami pembesaran kelenjar getah bening di area selangkangan. Kondisi ini bisa menandakan bahwa infeksi telah berkembang ke tahap selanjutnya.
Luka akibat sifilis biasanya dapat menghilang dalam 3–6 minggu. Namun, ini bukan berarti penderitanya sudah sembuh.
2. Sifilis sekunder
Beberapa minggu setelah luka sembuh, penderita sifilis pada tahap sekunder dapat mengalami ruam yang tidak gatal di bagian tubuh mana pun, terutama telapak tangan dan telapak kaki. Ruam yang muncul biasanya juga memiliki tekstur yang kasar dengan warna coklat kemerahan.
Selain ruam, gejala sifilis pada tahap sekunder juga bisa disertai dengan keluhan lain, seperti kutil di mulut atau area kelamin, rambut rontok, nyeri otot, demam, sakit tenggorokan, mudah lelah, penurunan berat badan, dan pembengkakan kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau selangkangan.
Gejala sifilis pada pria ini umumnya dapat menghilang dengan sendirinya meski tidak diobati. Namun, gejala bisa muncul berulang kali dalam kurun waktu 1 tahun.
3. Sifilis laten
Jika sifilis sekunder tidak ditangani dengan baik, penderitanya dapat mengalami gejala sifilis pada tahap lebih lanjut, yaitu sifilis laten. Pada tahap ini, sifilis tidak menimbulkan gejala apa pun selama bertahun-tahun, tetapi bakteri masih berada di dalam tubuh. Selain itu, infeksi pada tahap ini juga sudah tidak bisa ditularkan kepada orang lain lagi.
4. Sifilis tersier
Tahapan sifilis pada pria ini dapat berlangsung selama bertahun-tahun setelah infeksi awal (sifilis primer) penyakit ini terjadi. Pada tahap ini, infeksi dapat menyebabkan kerusakan serius pada beberapa organ tertentu, seperti jantung, pembuluh darah, otak, sistem saraf, tulang, dan mata. Akibatnya, penderita sifilis bisa terkena penyakit jantung, kebutaan, stroke, dan pikun.
Pengobatan Sifilis pada Pria
Pengobatan sifilis akan lebih efektif jika dilakukan sejak tahap primer atau sekunder. Gejala sifilis pada pria umumnya ditangani dengan pemberian suntik antibiotik penisilin oleh dokter. Apabila sifilis sudah masuk tahap tersier, pemberian antibiotik tetap dapat menyembuhkan infeksi. Namun, obat ini tidak bisa mengembalikan fungsi organ yang telah rusak.
Selama masa pengobatan, penderita sifilis tidak dianjurkan untuk melakukan hubungan seksual hingga dokter menyatakan sudah sembuh. Hal ini dapat dipastikan dengan menjalani tes darah secara berkala.
Penting dipahami bahwa pengobatan sifilis pada pria ini juga bisa menyebabkan efek samping jangka pendek. Beberapa efek samping yang dapat timbul setelah menjalani pengobatan sifilis adalah:
- Demam
- Panas dingin
- Nyeri otot
- Jantung berdebar
- Sakit kepala
- Ruam
Untuk mencegah terjadinya sifilis, Anda sebaiknya menghindari perilaku seks bebas dan menerapkan perilaku seks yang aman, seperti:
- Hindari berganti-ganti pasangan seksual.
- Gunakan kondom saat berhubungan seksual, terutama dengan pasangan baru.
- Hindari melakukan hubungan seksual dengan orang yang tidak diketahui riwayat seksualnya.
- Hindari berbagi pakai alat bantu seks (sex toys) dengan orang lain.
- Hindari mengonsumsi alkohol dan penggunaan NAPZA.
Gejala awal sifilis sering kali tidak bergejala atau menimbulkan rasa sakit sehingga jarang disadari oleh penderitanya. Oleh karena itu, bila Anda telah aktif secara seksual dan merasakan berbagai gejala sifilis pada pria di atas, sebaiknya berkonsultasilah ke dokter secara pribadi melalui Chat Bersama Dokter, guna memastikan gejala yang dialami agar bisa mendapatkan penanganan yang sesuai sedini mungkin.