Saat puasa kok rasanya jam tidur jadi berantakan, ya? Jadi cepat ngantuk di pagi hari atau susah tidur cepat di waktu malam. Eits, keadaan ini jangan sampai keterusan, ya! Supaya aktivitasmu di bulan Ramadan tetap lancar, yuk simak tips mengatur jam tidur saat puasa di artikel ini.
Pola tidur saat puasa biasanya berubah karena adanya jadwal buka dan sahur. Jika kamu makan berlebihan hingga larut malam di momen berbuka, kamu bisa jadi telat tidur. Ditambah lagi jika kamu harus bangun dini hari untuk sahur.
Bila tidak disiasati dengan baik, jam tidur yang berantakan selama puasa bisa menurunkan kuantitas dan kualitas tidur. Hal ini bisa berujung pada rasa kantuk yang tidak tertahankan di pagi hingga siang hari yang bisa membuatmu jadi tidak fokus, menurunkan produktivitas, hingga mengganggu kelancaran ibadah puasamu.
Jam tidur yang tidak diatur dengan baik juga bisa memengaruhi hormon ghrelin dan leptin yang berperan mengatur rasa kenyang dan lapar. Saat kedua hormon tersebut tidak seimbang, salah satu efeknya adalah makan berlebihan. Alhasil, kamu justru mengalami peningkatan berat badan di bulan puasa.
Tips Mengatur Jam Tidur Saat Puasa
Mengatur jam tidur saat puasa memang agak tricky. Soalnya, kamu harus bangun di tengah-tengah waktu tidur pada dini hari untuk sahur, lalu lanjut bekerja pada pagi harinya. Hal ini pasti sangat melelahkan.
Nah, supaya pola tidur tetap teratur dan risiko terjadinya masalah kesehatan akibat perubahan jam tidur ini bisa dikurangi, ikuti panduan berikut ini yuk:
1. Buat jadwal tidur dan bangun pada waktu yang sama
Supaya kualitas dan kuantitas tidur tetap baik selama bulan puasa, kamu perlu membuat jadwal tidur dan bangun di waktu yang sama dengan menghitung kebutuhan tidurmu.
Jadi, untuk orang dewasa yang kebutuhan tidurnya 6–8 jam, kamu bisa atur waktu tidur di jam 21.00–22.00 untuk bisa bangun sekitar pukul 03.30-04.00 untuk sahur.
Supaya kamu bisa menerapkan disiplin tidur dan bangun di momen puasa ini, pastikan tidak makan berat saat mendekati waktu tidur, aktifkan mode tidur di gadget dan jangan membuka sosial media maksimal 1 jam sebelum waktu tidur, serta terapkan sleep hygiene lain.
Begitu pun saat sahur, perhitungkan waktu untuk mempersiapkan menu sahur dan buatlah alarm bangun di waktu yang sudah kamu tentukan. Kamu bisa memulai kebiasaan ini sebelum mulai puasa, supaya sudah beradaptasi saat momen puasanya berjalan.
2. Tidur malam lebih awal
Walaupun banyak godaan, misalnya bukber yang diselingin dengan ngobrol hingga larut malam, atau banyaknya tontonan menarik yang mampu membuatmu begadang, sebaiknya usahakan tetap disiplin dengan waktu tidurmu.
Jika memungkinkan, usahakan tidur lebih awal. Misalnya, jika biasanya kamu tidur jam 23.00, majukanlah ke jam 22.00. Bahkan, kalau memungkinkan tidurlah pada jam 21.30. Dengan begitu, kamu tidak akan merasa kantuk saat harus bangun untuk sahur.
3. Tidur setelah makan sahur
Sebetulnya tidak ada larangan untuk melanjutkan tidur setelah makan sahur. Namun, tetap berikan jeda 1–2 jam untuk mencegah sakit maag. Sambil menunggu, kamu bisa memanfaatkan jeda waktu tersebut untuk beribadah atau mengerjakan pekerjaan rumah.
4. Tidur di siang hari
Kalau kamu punya waktu luang di siang hari, manfaatkanlah untuk tidur. Tidur siang saat puasa atau melakukan power nap dapat mengembalikan energi sekaligus meningkatkan fokus dan konsentrasi. Namun, cukup 20 menit saja, ya. Tidur siang yang terlalu lama justru dapat membuatmu susah tidur di malam hari.
Mengatur jam tidur saat puasa memang butuh disiplin dan konsistensi agar kamu terbiasa untuk melakukannya. Selain tips di atas, kamu juga perlu memperhatikan makanan yang kamu konsumsi saat sahur dan berbuka puasa.
Hindari konsumsi makanan tinggi lemak dan gula serta makanan terlalu pedas, ya. Soalnya, jenis makanan tersebut dapat membuat sistem pencernaan bekerja keras dan menyebabkan perut menjadi mulas, sehingga membuatmu menjadi susah tidur.
Kalau kamu masih punya pertanyaan terkait cara mengatur jam tidur yang ideal saat puasa, tips berpuasa sehat, atau masalah kesehatan lainnya jangan ragu untuk berkonsultasi langsung dengan dokter, ya.