Sindrom Crigler-Najjar adalah penyakit keturunan yang ditandai dengan tingginya kadar bilirubin indirek dalam darah. Sindrom ini merupakan suatu kondisi yang diturunkan dari orang tua kepada anak.
Bilirubin adalah pigmen kuning dalam darah, yang terbentuk ketika sel darah merah dipecah secara alami. Bilirubin yang pertama kali terbentuk setelah pemecahan sel darah adalah bilirubin indirek. Bilirubin indirek akan masuk ke hati (liver) untuk diubah menjadi bilirubin direk, agar dapat dibuang melalui urine dan tinja.
Sindrom Crigler-Najjar menyebabkan bilirubin indirek menumpuk dalam darah dan menyebabkan penyakit kuning. Jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi berupa kernikterus yang dapat berakibat fatal.
Penyebab Sindrom Crigler-Najjar
Sindrom Crigler-Najjar disebabkan oleh mutasi pada gen UGT1A1 yang memproduksi enzim bilirubin UGT. Enzim bilirubin UGT berfungsi mengubah bilirubin indirek menjadi bilirubin direk. Mutasi pada gen UGT1A1 dapat menyebabkan penurunan fungsi enzim tersebut.
Berdasarkan fungsi enzim bilirubin UGT yang tersisa, sindrom Crigler-Najjar terbagi menjadi dua tipe, yaitu:
- Sindrom Crigler-Najjar tipe 1, yang terjadi ketika enzim bilirubin UGT tidak aktif atau tidak berfungsi sama sekali
- Sindrom Crigler-Najjar tipe 2 atau Sindrom Arias, yang terjadi ketika enzim masih berfungsi, tetapi menurun hingga hanya tersisa sekitar 20%
Kedua kondisi di atas menyebabkan bilirubin indirek tidak bisa diubah menjadi bilirubin direk. Akibatnya, bilirubin sulit larut di dalam air dan tidak dapat dibuang oleh tubuh sehingga Kondisi ini menyebabkan bilirubin indirek menumpuk dalam darah dan timbul penyakit kuning.
Sindrom Crigler-Najjar adalah penyakit autosomal resesif. Dengan kata lain, seseorang dapat menderita penyakit ini bila mutasi gen UGT1A1 terjadi pada kedua orang tuanya. Sedangkan jika hanya diturunkan dari salah satu orang tua, mutasi gen UGT1A1 dapat menyebabkan sindrom Gilbert, yaitu kondisi yang lebih ringan dari sindrom Crigler-Najjar.
Gejala Sindrom Crigler-Najjar
Gejala yang muncul pada penderita sindrom Crigler-Najjar antara lain:
- Penyakit kuning, yang muncul beberapa hari setelah lahir dan memburuk seiring waktu
- Linglung
- Perubahan mental dan kemampuan berpikir
- Letargi atau tubuh terasa sangat lelah
- Penurunan kesadaran
- Tidak nafsu makan
- Muntah
Kapan harus ke dokter
Lakukan konsultasi dan pemeriksaan genetik apabila ingin merencanakan kehamilan, terutama jika terdapat riwayat sindrom Crigler-Najjar di dalam keluarga Anda atau pasangan Anda. Tujuannya adalah untuk mendeteksi kemungkinan sindrom Crigler-Najjar diturunkan kepada janin.
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda atau bayi Anda mengalami penyakit kuning yang tidak kunjung sembuh. Hal ini dapat mengindikasikan sindrom Crigler-Najjar.
Diagnosis Sindrom Crigler-Najjar
Dokter akan melakukan tanya jawab terkait gejala yang dialami dan riwayat kesehatan pasien, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik. Selanjutnya untuk memastikan diagnosis, dokter akan menjalankan sejumlah pemeriksaan berikut:
-
Pengukuran kadar bilirubin
Pengukuran kadar bilirubin dilakukan dengan memeriksa sampel darah pasien. Pada sindrom Crigler-Najjar tipe 1, kadar bilirubin berada pada kisaran 20–50 mg/dL. Sedangkan kadar bilirubin pada sindrom Crigler-Najjar tipe 2 berkisar antara 7–20 mg/dL. -
Pemeriksaan fungsi hati
Pada penderita sindrom Crigler-Najjar, kadar enzim hati yang diperiksa saat uji fungsi hati umumnya berada pada kisaran normal. Namun, pada beberapa kasus, kadar enzim hati dapat meningkat akibat kolestasis, yaitu terhambatnya aliran empedu di dalam hati. -
Pemeriksaan biopsi hati
Pada pemeriksaan ini, sampel jaringan dari hati akan diambil untuk kemudian diperiksa di bawah mikroskop.
Pengobatan Sindrom Crigler-Najjar
Pengobatan sindrom Crigler-Najjar tergantung kepada tipe yang diderita. Berikut adalah penjelasannya:
Pengobatan sindrom Crigler-Najjar tipe 1
Langkah pertama pengobatan sindrom Crigler-Najjar tipe 1 adalah untuk mencegah terjadinya kernikterus, yang dapat dilakukan dengan beberapa metode berikut:
- Fototerapi sinar biru, untuk memecah bilirubin agar dapat lebih mudah dibuang melalui urine
- Pemberian tablet kalsium fosfat, untuk membantu pembuangan bilirubin
- Transfusi tukar, untuk darah bayi dengan darah dari pendonor sampai kadar bilirubin kembali normal
- Transplantasi hati atau mengganti hati yang rusak dengan hati dari pendonor, untuk mencegah komplikasi.
Pengobatan sindrom Crigler-Najjar tipe 2
Penderita sindrom Crigler-Najjar tipe 2 bisa membaik dengan sendirinya tanpa harus diobati. Akan tetapi, dokter dapat memberikan obat phenobarbital untuk menurunkan kadar bilirubin sebanyak 30%, dalam 2–3 minggu. Pada kasus yang jarang terjadi, beberapa pasien sindrom Crigler-Najjar tipe 2 juga memerlukan transfusi tukar dan fototerapi.
Komplikasi Sindrom Crigler-Najjar
Pada kondisi yang parah, sindrom Crigler-Najjar tipe 1 dapat menyebabkan penyakit kuning berkepanjangan dari bayi hingga dewasa. Kondisi ini memerlukan penanganan terus menerus, karena jika tidak ditangani, kematian di masa kanak-kanak bisa terjadi.
Selain itu, penderita sindrom Crigler-Najjar tipe 1 yang dapat bertahan hingga dewasa berisiko terserang kernikterus. Harapan hidup penderita sindrom Crigler-Najjar tipe ini biasanya sekitar 30 tahun.
Pencegahan Sindrom Crigler-Najjar
Untuk mencegah sindrom Crigler-Najjar, lakukan konseling dan pemeriksaan genetik sebelum merencanakan kehamilan. Dengan begitu, dapat diketahui jika ada risiko sindrom Crigler-Najjar menurun kepada janin.