Sindrom hepatorenal adalah kerusakan ginjal pada penderita penyakit hati yang parah. Sindrom hepatorenal merupakan kondisi yang membahayakan nyawa.
Sindrom hepatorenal atau hepatorenal syndrome ditandai dengan fungsi ginjal yang memburuk secara cepat dalam beberapa minggu atau bulan. Kondisi ini bisa timbul walaupun penderita tidak pernah mengalami penyakit ginjal.
Penyebab Sindrom Hepatorenal
Sindrom hepatorenal terjadi akibat penyempitan pembuluh darah di ginjal pada penderita penyakit hati (penyakit liver) yang parah, kanker hati, atau sirosis hati. Kondisi ini menganggu aliran darah ke ginjal sehingga merusak ginjal.
Ginjal yang rusak kehilangan fungsi dalam membuang racun dari tubuh. Akibatnya, racun menumpuk dan menimbulkan berbagai gejala.
Faktor risiko sindrom hepatorenal
Penderita penyakit liver lebih rentan terkena sindrom hepatorenal jika mengalami hal-hal berikut:
- Infeksi di lapisan rongga perut (peritonitis), terutama pada penderita penyakit hati yang mengalami asites
- Perdarahan saluran cerna
- Peningkatan tekanan pembuluh darah hati dan organ di sekitarnya (hipertensi portal)
- Penggunaan obat-obatan diuretik
Gejala Sindrom Hepatorenal
Gejala yang muncul pada sindrom hepatorenal meliputi:
- Jarang buang air kecil
- Lemas
- Mual dan muntah
- Nyeri perut
- Rasa tidak enak di mulut
- Penyakit kuning
- Mudah memar atau berdarah
- Urine berwarna gelap
- Perut atau tungkai bengkak
- Gatal-gatal
- Linglung
Kapan harus ke dokter
Penanganan dokter perlu segera dilakukan pada penderita penyakit liver yang mengalami gejala-gejala di atas.
Pada orang yang telah terdiagnosis penyakit hati, lakukan kontrol rutin ke dokter sesuai jadwal yang diberikan guna mencegah sindrom hepatorenal.
Segera ke IGD jika memiliki riwayat penyakit hati dan mengalami gejala-gejala berikut:
- Sesak napas
- Muntah darah
- Linglung
- Penurunan kesadaran
Diagnosis Sindrom Hepatorenal
Dokter akan menanyakan gejala, riwayat kesehatan, dan obat-obatan yang sedang dikonsumsi pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk mendeteksi penumpukan cairan di dalam perut pasien.
Setelah itu, dokter akan memastikan diagnosis dengan melakukan tes darah dan tes urine untuk memeriksa hati dan ginjal. Pada tes darah, dokter juga akan memeriksa kadar ammonia dan albumin pasien. Selanjutnya, dokter akan melakukan USG perut untuk mendeteksi kerusakan pada hati.
Pengobatan Sindrom Hepatorenal
Pengobatan sindrom hepatorenal bertujuan untuk membuang racun, memperbaiki kondisi ginjal, dan meredakan gejala. Metode yang dapat dilakukan dokter untuk mengatasi kondisi ini adalah:
- Cuci darah, untuk menggantikan fungsi ginjal dalam membuang racun dari dalam tubuh
- Gastroskopi, untuk menghentikan muntah darah
- Pemberian obat diuretik
- Pemberian antibiotik, untuk mengobati infeksi yang bisa memicu sindrom hepatorenal
- Obat-obatan, seperti dopamin dan terlipressin, untuk memaksimalkan aliran darah ke ginjal
- Pemberian infus albumin untuk mengurangi bengkak dan membantu melancarkan aliran darah ke ginjal
Perlu diketahui bahwa tindakan dan obatan-obatan di atas tidak dapat mencegah kekambuhan sindrom hepatorenal pada pasien gagal hati. Penanganan utama sindrom hepatorenal pada kondisi tersebut adalah transplantasi hati.
Komplikasi Sindrom Hepatorenal
Komplikasi yang dapat muncul akibat sindrom hepatorenal adalah:
- Perdarahan
- Kerusakan pada banyak organ, misalnya gagal jantung dan gagal ginjal stadium akhir
- Penumpukan cairan di paru-paru
- Koma
- Kematian
Pencegahan Sindrom Hepatorenal
Pencegahan utama untuk sindrom hepatorenal adalah dengan menghindari terjadinya penyakit liver, antara lain dengan melakukan upaya-upaya berikut:
- Menjalani vaksinasi hepatitis B
- Tidak menggunakan NAPZA
- Melakukan hubungan seksual yang sehat dan aman
- Membatasi konsumsi minuman beralkohol
- Mengonsumsi makanan sehat, bergizi lengkap, dan seimbang
- Berobat dan kontrol rutin jika menderita penyakit hati