Sindrom hidung kosong merupakan kondisi langka yang dialami oleh sebagian orang yang pernah menjalani operasi di rongga hidung. Sindrom ini membuat penderitanya sulit bernapas, sakit kepala, dan hidung kering.
Beberapa orang yang pernah menjalani operasi tulang konka di rongga hidung (turbinektomi) merasakan efek yang berlawanan dari tujuan operasi tersebut. Operasi turbinektomi sejatinya dilakukan guna memperlebar saluran udara di hidung dengan cara mengangkat sebagian atau semua tulang konka hidung (turbinat) di dalamnya.
Namun, alih-alih memperbaiki pernapasan, beberapa pasien justru mengalami kesulitan bernapas meski saluran pernapasannya sudah bersih dan lebar. Fenomena yang kemudian dinamakan sebagai sindrom hidung kosong (empty nose syndrome) ini terjadi pada 8–22% pasien setelah menjalani operasi turbinektomi.
Penyebab Sindrom Hidung Kosong
Hingga saat ini, penyebab sindrom hidung kosong belum diketahui secara pasti. Namun, para ahli menduga sindrom ini berkaitan dengan beberapa faktor berikut ini:
1. Perubahan tekanan udara di hidung
Operasi turbinektomi bisa membuat tubuh merasakan adanya perbedaan tekanan atau suhu di kedua rongga hidung. Hal ini membuat tubuh kesulitan untuk menyadari bahwa pernapasan berlangsung normal dan mengira Anda mengalami kekurangan udara.
2. Gangguan reseptor hidung
Hidung memiliki reseptor berupa serabut saraf khusus yang berfungsi untuk merasakan perubahan tekanan udara atau suhu saat bernapas. Operasi turbinektomi bisa saja merusak atau menghilangkan reseptor tersebut, sehingga memengaruhi kemampuan tubuh dalam merasakan pernapasan.
3. Infeksi bakteri
Operasi turbinektomi mampu menghilangkan penumpukan lendir berlebih di hidung. Namun, pengurangan lendir ini juga dapat menghilangkan bakteri sehat sehingga meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri berbahaya. Hal ini dapat menyebabkan infeksi bakteri dan menimbulkan gejala sindrom hidung kosong.
Gejala Sindrom Hidung Kosong
Kebanyakan penderita sindrom hidung kosong merasa tidak bisa menghirup napas dalam melalui hidung. Selain itu, penderita sindrom ini juga mengalami beberapa gejala lain, seperti berikut:
- Hidung tersumbat, meski saluran hidung bersih
- Mimisan
- Perasaan bahwa udara yang dihirup terlalu dingin atau kering
- Pusing
- Hidung kering yang parah
- Sakit kepala
- Peradangan di dalam rongga hidung
- Hilangnya kemampuan mencium bau (anosmia)
- Gangguan rasa pada lidah (ageusia)
- Kelelahan
- Sulit tidur
Gejala sindrom hidung kosong bisa muncul beberapa minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun setelah operasi turbinektomi. Gejalanya juga bisa berbeda-beda pada setiap orang.
Penanganan Sindrom Hidung Kosong
Perlu diketahui, sindrom hidung kosong adalah kondisi yang tidak dapat disembuhkan. Meski begitu, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meredakan gejalanya sehingga penderita bisa merasa lebih nyaman dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Berikut ini adalah penanganan yang dapat dilakukan:
1. Pengobatan mandiri
Beberapa pengobatan rumahan yang dapat meredakan gejala sindrom hidung kosong meliputi:
- Mengonsumsi makanan atau minuman hangat, seperti sup dan teh
- Mencukupi kebutuhan cairan dengan minum air putih yang banyak
- Tidur menggunakan pelembap udara (humidifier)
- Menggunakan mesin CPAP (continuous positive airway pressure) portabel untuk membantu pernapasan saat tidur
2. Konsumsi obat-obatan
Obat-obatan tertentu, seperti krim estrogen, bisa memperbesar saluran hidung dan mengurangi gejala sindrom hidung kosong. Selain itu, dokter juga bisa memberikan semprotan hidung berupa cairan infus salin yang dikombinasikan dengan antibiotik untuk melembapkan saluran hidung.
3. Operasi
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan menyarankan operasi rekonstruksi tulang konka hidung untuk meredakan gejala sindrom hidung kosong. Operasi tersebut dilakukan dengan cara menambah jaringan turbinat yang tersisa di dalam hidung, sehingga aliran udara menjadi lebih lancar.
Jika Anda pernah menjalani operasi turbinektomi dan mengalami gejala sindrom hidung kosong seperti yang disebutkan di atas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. Hal ini akan membantu Anda untuk mendapatkan penanganan yang tepat, sehingga gejala sindrom hidung kosong bisa diatasi.