Sindrom kaki terbakar adalah sekumpulan gejala di mana kaki terasa panas, bahkan seperti terbakar. Kondisi ini biasanya paling terasa saat malam hari sehingga dapat membuat penderitanya sulit tidur.
Sindrom kaki terbakar (Grierson-Gopalan syndrome) umumnya paling terasa di telapak kaki. Namun, rasa panas juga bisa terasa di punggung kaki, pergelangan kaki, bahkan sampai tungkai bawah. Keluhan telapak kaki panas ini bisa disebabkan oleh berbagai penyakit sehingga pengobatannya juga bisa berbeda-beda.
Penyebab Sindrom Kaki Terbakar
Sindrom kaki terbakar dapat terjadi akibat beberapa kondisi. Namun, umumnya kondisi ini disebabkan oleh kerusakan pada saraf tepi (neuropati perifer). Sensasi panas dan terbakar di kaki dapat muncul sebagai gejala dari beberapa kondisi, baik umum maupun medis, yaitu:
Gangguan saraf tepi
Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang dapat menyebabkan gangguan saraf tepi dan sindrom kaki terbakar:
- Kerusakan saraf akibat diabetes mellitus yang tidak tertangani dengan baik (neuropati diabetik)
- Tarsal tunnel syndrome
- Kekurangan vitamin B1, vitamin B6, vitamin B12, atau vitamin E
- Kecanduan alkohol
- Neuroma Morton
- Amyloid neuropati atau kerusakan saraf akibat amiloidosis
- Penggunaan obat-obatan tertentu yang mengganggu fungsi saraf, misalnya kemoterapi amiodarone, obat HIV, isoniazid, imunosupresan, atau levodopa
- Keracunan logam berat, seperti arsenik, timbal, atau merkuri
Gangguan aliran darah
Gangguan aliran darah pada kaki dapat menyebabkan kaki terasa panas atau membengkak. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan gangguan aliran darah pada kaki adalah:
- Peradangan pembuluh darah (vaskulitis)
- Penyakit arteri perifer
- Kelainan genetik yang mengganggu fungsi pembuluh darah (erythromelalgia)
Kondisi lain
Berbagai kondisi lain juga dapat menyebabkan sindrom kaki terbakar, misalnya gangguan pada aliran darah, kulit, keseimbangan hormon, atau bahkan mental. Beberapa kondisi tersebut adalah:
- Hipotiroidisme
- Infeksi, seperti kutu air (tinea pedis)
- Herpes zoster pada kaki
- Alergi terhadap bahan sepatu atau kaus kaki
- Iritasi kulit kaki, misalnya akibat pewarna bahan kulit pada alas sepatu
- Olahraga kaki yang berlebihan
- Gangguan psikosomatik
Faktor risiko sindrom kaki terbakar
Beberapa faktor di bawah ini juga dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom kaki terbakar:
- Memakai sepatu yang terlalu ketat atau bantalan terlalu tipis
- Merokok
- Memiliki kaki rata
- Berkarir sebagai atlet
- Menderita penyakit kronis, seperti sarkoidosis, diabetes, penyakit ginjal, atau polisitemia vera
Gejala Sindrom Kaki Terbakar
Sindrom kaki terbakar umumnya memunculkan gejala di bawah ini:
- Sensasi panas, seperti terbakar, yang akan memburuk pada malam hari
- Kaki teraba hangat
- Kulit kaki tampak kemerahan
- Kesemutan atau seperti ditusuk-tusuk jarum
- Kebas di telapak kaki atau bagian kaki lain
- Kaki terasa berat
- Nyeri yang tajam, menusuk, atau seperti tersengat listrik
- Rasa sakit yang luar biasa saat adanya sentuhan atau gesekan kecil pada kulit kaki
Kapan harus ke dokter
Jika Anda merasakan gejala sindrom kaki terbakar, lakukan konsultasi melalui Chat Bersama Dokter untuk mendapatkan jawaban yang cepat dan tepat. Dokter akan memberikan obat dan saran perawatan yang bisa Anda lakukan secara mandiri, kemudian memonitor kondisi Anda dalam beberapa hari.
Jika keluhan belum juga membaik dan diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, dokter akan merujuk Anda ke rumah sakit terdekat. Namun, Anda bisa langsung ke IGD rumah sakit terdekat jika:
- Rasa panas di kaki sangat mengganggu
- Keluhan datang tiba-tiba
- Terdapat luka yang terinfeksi di kaki, terutama jika menderita diabetes
Diagnosis Sindrom Kaki Terbakar
Untuk mendiagnosis sindrom kaki terbakar, dokter akan menanyakan sejumlah hal berikut kepada pasien:
- Keluhan yang dialami
- Penyakit yang diderita, baik pada diri pasien maupun keluarganya
- Obat-obatan yang dikonsumsi secara rutin
- Pekerjaan atau aktivitas harian pasien secara menyeluruh.
Dokter juga akan memeriksa apakah ada luka pada kaki pasien atau ruam kulit. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang di bawah ini untuk mengetahui penyebab dari sindrom kaki terbakar:
- Tes darah, untuk memeriksa kadar gula darah, gangguan tiroid, infeksi, dan kekurangan vitamin B12
- Tes urine, untuk memastikan adanya penyakit ginjal
- Tes saraf, untuk memeriksa kecepatan saraf di kaki dalam menghantarkan sinyal listrik
- Elektromiografi, guna memeriksa respons otot terhadap sinyal dari saraf
- Biopsi kulit atau saraf
Pengobatan Sindrom Kaki Terbakar
Penanganan sindrom kaki terbakar perlu disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Berikut ini adalah penjelasannya:
Penanganan mandiri
Perawatan mandiri dapat meredakan gejala sindrom kaki terbakar. Caranya adalah dengan melancarkan sirkulasi dan aliran darah pada kaki, misalnya melalui upaya berikut:
- Merendam kaki di larutan air garam atau air bersuhu sejuk, setidaknya 15 menit
- Menjauhkan kaki dari sumber panas
- Memijat kaki
- Memosisikan kaki sedikit lebih tinggi
- Mengonsumsi obat pereda nyeri yang dijual bebas, misalnya ibuprofen
- Mengoleskan salep dengan kandungan lidokain
- Mengenakan sepatu yang nyaman, ukurannya sesuai, dan tidak terlalu ketat
Pengobatan medis
Bila keluhan terasa parah dan tidak membaik dengan penanganan mandiri, dokter dapat meresepkan obat sesuai penyebab yang mendasari sindrom kaki terbakar. Beberapa obat tersebut adalah:
- Suplemen vitamin B kompleks, terutama yang mengandung vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin B12
- Antijamur, misalnya fluconazole, itraconazole, atau naftifine, untuk sindrom kaki terbakar akibat infeksi jamur
- Obat untuk mengendalikan kadar gula darah, seperti insulin
- Antidepresan trisiklik, duloxetine, atau venlafaxine, untuk nyeri kronis akibat gangguan saraf
- Antikejang, seperti gabapentin atau carbamazepine, untuk nyeri kronis
- Penggantian plasma (plasmapheresis) atau IVIG untuk Guillain-Barré syndrome
- Kortikosteroid, jika sindrom kaki terbakar tidak membaik dengan pengobatan lain
Terapi pendukung
Pasien juga dapat melakukan terapi di bawah ini guna membantu penyembuhan sindrom kaki terbakar:
- Rehabilitasi gerak kaki
- Stimulasi elektrik saraf
- Terapi laser
- Akupunktur
Perlu diperhatikan bahwa penderita sindrom kaki terbakar yang memiliki diabetes tidak disarankan untuk menjalani akupunktur. Hal ini karena tusukan jarum akupunktur dapat meningkatkan risiko terjadinya luka dan infeksi yang tidak disadari dan bisa memburuk dengan cepat.
Komplikasi Sindrom Kaki Terbakar
Keluhan akibat sindrom kaki terbakar dapat terasa makin parah bila tidak ditangani dengan baik. Sindrom kaki terbakar juga dapat menimbulkan komplikasi serius, di antaranya:
- Rentan mengalami cedera yang tidak disadari, bahkan hingga terinfeksi, akibat kaki mati rasa
- Gangrene atau kematian jaringan, hingga amputasi pada luka yang tidak segera diatasi karena mati rasa
- Otot kaki melemah
- Rentan jatuh dan cedera karena gangguan keseimbangan dan otot kaki melemah
- Infeksi dari gangguan kulit yang tidak diatasi dengan baik
Pencegahan Sindrom Kaki Terbakar
Pencegahan sindrom kaki terbakar dapat dilakukan dengan mengatasi penyebab yang mendasarinya. Upaya yang bisa dilakukan antara lain:
- Memeriksa kaki setiap hari untuk memastikan tidak ada luka yang tidak disadari
- Menggunakan pelembap pada kaki setiap hari
- Mengenakan sepatu yang sesuai ukuran kaki dengan hak yang tidak terlalu tinggi
- Menggunakan kaos kaki yang bersih dan kering untuk mencegah infeksi jamur pada kutu air
- Memenuhi kebutuhan nutrisi harian, terutama sumber vitamin B12, misalnya dari ikan, daging, atau telur
- Mengobati cedera atau luka pada kaki sedini mungkin untuk mencegah terjadinya infeksi
- Melakukan olahraga sesuai dengan kondisi kesehatan, minimal 30 menit, setidaknya 3 kali dalam seminggu
- Mengonsumsi obat secara teratur dan menjalani cek kesehatan rutin bila memiliki kondisi medis yang berisiko menyebabkan sindrom kaki terbakar
- Membatasi gerakan kaki yang berulang-ulang atau melakukan pemanasan dan pendinginan sebelum dan setelah berolahraga
- Berhenti merokok
- Mengurangi konsumsi minuman beralkohol