Sindrom metabolik adalah sekelompok gangguan kesehatan yang terjadi secara bersamaan. Sindrom ini dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung koroner, serangan jantung, diabetes tipe 2, dan stroke.
Seseorang dikatakan menderita sindrom metabolik jika mengalami sedikitnya tiga dari lima kondisi, yaitu hipertensi (tekanan darah tinggi), kadar HDL rendah (dislipidemia), kadar trigliserida tinggi, kadar gula darah tinggi atau prediabetes, dan obesitas dengan penumpukan lemak di perut.
Sindrom metabolik dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit berat. Namun, perkembangan sindrom metabolik dapat dicegah dengan mengendalikan faktor-faktor yang menyebabkan lima kondisi tersebut, yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat setiap hari.
Penyebab dan Faktor Risiko Sindrom Metabolik
Penyebab sindrom metabolik belum diketahui secara pasti. Namun, sindrom ini diduga dipengaruhi oleh penurunan sensitivitas tubuh terhadap hormon insulin, yaitu hormon yang menurunkan kadar gula dalam darah. Pada kondisi tersebut, efektivitas hormon insulin menjadi menurun.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terserang sindrom metabolik adalah:
- Mengonsumsi terlalu banyak makanan yang berlemak atau manis
- Tidak berolahraga secara rutin
- Memiliki kebiasaan merokok
- Bertambahnya usia
- Memiliki keluarga yang terkena sindrom metabolik
Gejala Sindrom Metabolik
Seperti telah dijelaskan di atas, sindrom metabolik merupakan sekumpulan gangguan yang terjadi bersamaan. Oleh sebab itu, keluhan yang muncul adalah gejala dari kelima kondisi tersebut, antara lain:
- Perut membuncit
- Sering merasa haus
- Frekuensi buang air kecil meningkat
- Tubuh mudah lelah
- Sakit kepala
- Pegal-pegal
- Sesak napas
Seseorang sering kali tidak menyadari bila dirinya sudah mengalami sindrom metabolik. Hal ini terjadi karena gejalanya tidak muncul atau dianggap sesuatu yang biasa terjadi.
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan tekanan darah, kadar kolesterol, dan gula darah secara berkala, meski tidak ada gejala hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi.
Pada orang yang menderita salah satu dari tiga kondisi tersebut, periksakan diri ke dokter secara rutin untuk memantau perkembangan penyakit, mengevaluasi efektivitas pengobatan, dan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Kunjungi dokter gizi jika Anda merasa berat badan Anda tidak ideal dan perut terlihat buncit. Dokter gizi akan menyusun rencana pola makan dan olahraga yang harus Anda lakukan. Dokter juga dapat menyarankan tes tekanan darah, kolesterol, dan gula darah untuk memastikan kondisi Anda.
Serangan jantung dan stroke merupakan komplikasi sindrom metabolik yang dapat terjadi secara tiba-tiba. Segera ke IGD rumah sakit bila muncul gejala-gejala serangan jantung dan stroke, seperti:
- Lemah otot wajah atau tungkai secara tiba-tiba
- Gangguan dalam berbicara dan memahami pembicaraan
- Hilang keseimbangan dan koordinasi antaranggota tubuh
- Sakit kepala berat yang disertai muntah
- Rasa seperti tertekan atau tertindih di dada, yang menyebar ke rahang, leher, dan punggung
- Mual, heartburn, gangguan pencernaan, dan sakit perut
- Keringat dingin
Diagnosis Sindrom Metabolik
Dokter akan menanyakan gejala yang dialami pasien, seperti gejala gula darah tinggi atau tekanan darah tinggi. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan menimbang berat badan, mengukur lingkar pinggang dan tekanan darah, serta menjalankan tes darah untuk memastikan diagnosis.
Seseorang dapat dikatakan menderita sindrom metabolik bila memiliki sedikitnya tiga dari lima kriteria berikut:
- Lingkar pinggang yang besar, yaitu lebih dari 90 cm pada pria dan lebih dari 80 cm pada wanita
- Kadar HDL atau ‘kolesterol baik’ dalam darah kurang dari 50 mg/dL
- Kadar trigliserida dalam darah lebih dari 150 mg/dL
- Tekanan darah yang konsisten di angka 140/90 mmHg atau lebih
- Kadar gula darah puasa 100 mg/dL atau lebih tinggi
Pengobatan Sindrom Metabolik
Karena sindrom metabolik merupakan suatu kelompok penyakit, maka metode pengobatannya adalah dengan mengobati masing-masing penyakit tersebut. Pengobatan bertujuan untuk menurunkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.
Metode yang bisa dilakukan antara lain:
Perubahan gaya hidup
Cara pertama untuk mengatasi sindrom metabolik adalah dengan menjalani gaya hidup sehat, misalnya dengan:
- Berolahraga ringan secara rutin, minimal 30 menit setiap hari
- Menurunkan berat badan sampai mencapai berat badan ideal
- Mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti buah dan sayuran
- Membatasi asupan garam, gula, lemak jenuh, dan minuman beralkohol
- Menghentikan kebiasaan merokok
- Mengelola stres dengan baik
Obat-obatan
Jika perubahan gaya hidup tidak mampu mengatasi kondisi pasien, dokter akan meresepkan sejumlah obat, seperti:
- Obat diuretik, penghambat beta, atau ACE inhibitor, untuk mengatasi tekanan darah tinggi
- Obat golongan statin, seperti atorvastatin, untuk mengatasi kolesterol tinggi
- Obat penurun gula darah, seperti metformin
Operasi
Operasi bariatrik atau bariatric surgery dilakukan bila berat badan pasien tidak berhasil diturunkan dengan cara lain. Selain untuk menurunkan berat badan, metode ini juga dapat mengurangi risiko pasien terserang serangan jantung.
Beberapa kondisi yang memerlukan operasi bariatrik adalah:
- Pasien dengan indeks massa tubuh (IMT) di atas 40
- Pasien dengan IMT antara 35-39, disertai diabetes atau hipertensi
Untuk mendukung keberhasilan operasi bariatrik, pasien tetap perlu memiliki keinginan kuat untuk menjalani gaya hidup sehat.
Komplikasi Sindrom Metabolik
Sindrom metabolik dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti stroke atau penyakit jantung. Kedua komplikasi tersebut dipicu oleh proses aterosklerosis atau penumpukan plak di pembuluh darah. Aterosklerosis membuat pembuluh darah menyempit dan mengeras sehingga tersumbat.
Pencegahan Sindrom Metabolik
Sindrom metabolik dapat dicegah dengan menjalani gaya hidup sehat. Hal-hal yang dapat dilakukan adalah:
- Berolahraga minimal 30 menit setiap hari
- Mempertahankan berat badan ideal
- Memperbanyak konsumsi buah dan sayur
- Membatasi asupan garam dan lemak jenuh
- Berhenti merokok