Sindrom Sjögren adalah penyakit autoimun yang umumnya menyerang kelenjar penghasil air liur dan air mata. Itulah sebabnya penyakit ini sering kali ditandai dengan mulut kering dan mata kering. Sindrom Sjögren juga dapat menyerang bagian tubuh lain, seperti kelenjar tiroid, sendi, saraf, ginjal, hati, paru-paru, dan kulit.
Sindrom Sjögren merupakan penyakit yang berkembang dalam jangka panjang (kronis). Berdasarkan proses terjadinya, penyakit ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu sindrom Sjögren primer dan sindrom Sjögren sekunder.
Pada sindrom Sjögren primer, kondisi ini tidak diawali kemunculan penyakit autoimun lain. Sementara itu, sindrom Sjögren sekunder muncul saat penderitanya mengalami penyakit autoimun lain, seperti lupus, skleroderma, atau rheumatoid arthritis.
Penyebab Sindrom Sjögren
Sindrom Sjögren terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat di dalam kelenjar penghasil cairan. Belum diketahui secara pasti mengapa hal tersebut terjadi. Namun, ada dugaan sindrom Sjögren terkait dengan beberapa hal berikut:
- Memiliki gen yang rentan mengalami kondisi autoimun
- Memiliki anggota keluarga yang memiliki sindrom Sjögren atau penyakit autoimun
- Memiliki kadar hormon estrogen dan progesteron yang lebih rendah, terutama pada wanita yang mengalami perimenopause atau siklus haid tidak teratur
Selain itu, ada beberapa faktor yang diketahui dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami sindrom Sjögren, yaitu:
- Usia di atas 40 tahun
- Jenis kelamin wanita
- Penyakit autoimun lain, seperti rheumatoid arthritis, psoriasis, atau lupus
- Infeksi virus atau bakteri, misalnya virus Hepatitis C (HCV) atau Helicobacter pylori
- Gangguan sistem saraf dan sistem endokrin akibat stres berat
Gejala Sindrom Sjögren
Gejala utama Sindrom Sjögren adalah mata kering (xerophthalmia) dan mulut kering (xerostomia). Berbeda dari mata kering dan mulut kering pada umumnya, kedua kondisi ini akan terasa lebih parah pada penderita sindrom Sjögren.
Gejala mata kering pada sindrom Sjögren dapat menimbulkan keluhan berupa:
- Rasa terbakar dan gatal di mata
- Mata terasa seperti berpasir
- Kelopak mata terasa nyeri, kemerahan, dan bengkak
- Rasa tidak nyaman ketika melihat ke sumber cahaya
- Mata penuh kotoran yang lengket dan kering
- Mata lelah
- Pandangan kabur
Sementara itu, keluhan yang dapat muncul akibat mulut kering antara lain:
- Bibir kering dan pecah-pecah di sudut mulut
- Mulut terasa seperti berisi kapas
- Sulit menelan makanan, terutama makanan kering
- Selalu butuh minum pada saat makan untuk membantu menelan makanan
- Sulit berbicara
- Suara parau
- Perubahan kemampuan mengecap pada lidah sehingga rasa makanan berubah
- Munculnya gangguan mulut lain, seperti kerusakan gigi, penyakit gusi, dan sariawan
Selain itu, ada juga gejala lain yang dapat timbul akibat sindrom Sjögren, seperti:
- Pembesaran kelenjar parotis di kedua pipi
- Vagina kering
- Kulit kering dan gatal
- Batuk kering yang tidak kunjung sembuh
- Sesak napas
- Nyeri otot dan sendi
- Sering mengalami infeksi saluran napas
- Perut mulas
- Sakit kepala
- Sulit berpikir, berkonsentrasi, atau mengingat
- Sulit tidur
- Rasa lelah dan letih yang sangat berat
- Mati rasa dan kesemutan, terutama di kaki dan tangan
- Gerak tubuh yang tidak stabil
- Peradangan pada pembuluh darah (vaskulitis)
- Pembengkakan, infeksi, atau batu pada kelenjar ludah
Kapan harus ke dokter
Keluhan mata kering atau mulut kering belum tentu merupakan gejala sindrom Sjögren. Oleh sebab itu, untuk memastikan penyebabnya, Anda bisa berkonsultasi melalui Chat Bersama Dokter jika mengalami keluhan tersebut.
Namun, apabila keluhan mata kering dan mulut kering terasa parah dan berbeda dari biasanya, periksakanlah diri Anda ke dokter. Jangan pula menunda ke IGD bila muncul keluhan tidak bisa menelan atau bernapas sama sekali.
Penderita sindrom Sjögren juga memerlukan kontrol rutin, terutama jika ada keluhan baru yang muncul. Hal ini karena penderita sindrom Sjögren lebih rentan untuk terkena infeksi. Oleh sebab itu, lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami:
- Batuk-batuk atau pilek yang berulang
- Gusi bengkak
- Mulut dan lidah dilapisi gumpalan putih yang tebal
- Keputihan yang menggumpal seperti keju
Diagnosis Sindrom Sjögren
Dokter akan terlebih dahulu menanyakan keluhan dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, pemeriksaan fisik akan dilakukan untuk memastikan gejala yang dialami, seperti mata dan mulut kering.
Guna memastikan diagnosis, dokter akan menyarankan pasien untuk menjalani pemeriksaan penunjang, seperti:
- Tes Schimer
Tes Schimer bertujuan untuk mengetahui kadar air mata yang dihasilkan oleh kelenjar air mata. Tes ini dilakukan dengan melihat seberapa banyak air mata yang membasahi kertas dalam 5 menit.
- Tes slit lamp
Tes slit lamp digunakan untuk melihat permukaan mata secara langsung dengan lebih jelas.
- Sialometri
Pemeriksaan ini dilakukan dengan menimbang kadar air liur yang dikeluarkan oleh pasien ke suatu wadah, dalam 15 menit. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa laju produksi air liur. Laju produksi air liur yang rendah dapat menandakan pasien menderita sindrom Sjögren. Pemeriksaan ini juga dapat dilakukan untuk mendeteksi kerusakan di kornea.
- Tes darah
Tes darah bertujuan untuk melihat antibodi yang secara spesifik terkait dengan sindrom Sjögren, yaitu anti-Ro (SS-A) dan anti-LA (SS-B). Tes darah juga bisa dilakukan untuk mendeteksi gangguan pada hati atau ginjal.
- Biopsi
Biopsi dilakukan dengan mengambil sampel jaringan kelenjar air liur dari bagian dalam bibir pasien. Sampel tersebut akan dilihat di bawah mikroskop untuk mendeteksi kumpulan sel darah putih (limfosit) yang bisa menjadi tanda sindrom Sjögren.
- Pemindaian kondisi kelenjar air liur
Metode pemindaian yang dilakukan dapat berupa sialografi (menggunakan foto Rontgen) atau skintigrafi (menggunakan bahan radioaktif khusus). Pemeriksaan ini bertujuan untuk memeriksa fungsi kelenjar liur.
Pengobatan Sindrom Sjögren
Belum ada metode pengobatan yang dapat menyembuhkan sindrom Sjögren. Namun, dokter dapat melakukan tindakan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi, sesuai dengan bagian tubuh yang terdampak.
Metode pengobatan yang dapat dokter lakukan meliputi:
Pemberian obat-obatan
Berikut ini adalah beberapa obat yang dapat diresepkan dokter untuk meredakan gejala sindrom Sjögren:
- Air mata buatan untuk diteteskan secara rutin
- Salep mata pelembap untuk dipakai pada malam hari
- Obat untuk meningkatkan produksi air liur dan air mata
- Obat untuk membantu meringankan gejala nyeri sendi, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau obat nyeri sendi
- Obat antijamur, untuk mengatasi infeksi jamur di mulut
- Obat untuk meredakan gejala nyeri atau kaku sendi, seperti hydroxychloroquine
- Obat untuk menekan kerja sistem imun dan membantu meringankan gejala sindrom Sjögren, seperti methotrexate
Operasi
Pada beberapa kasus, dokter akan melakukan operasi kecil untuk menutup saluran air mata. Prosedur ini dilakukan dengan memasukkan sumbatan yang terbuat dari kolagen atau silikon ke dalam saluran air mata. Dengan begitu. akan lebih banyak air mata yang tersimpan di dalam mata.
Perbaikan gaya hidup
Dokter juga dapat menyarankan pasien untuk melakukan upaya mandiri guna mengatasi gejala mata kering, seperti:
- Rajin menggunakan air mata buatan secara rutin
- Menjaga kelembapan ruangan dengan pelembap udara (humidifier)
- Menghindari tiupan angin yang terlalu kencang
- Mengenakan kacamata pelindung saat keluar ruangan
- Tidak membaca, menonton TV, atau melihat layar gawai terlalu lama
- Membersihkan kelopak mata secara rutin
- Menjalani pemeriksaan ke dokter mata secara berkala
- Menghindari penggunaan obat-obatan yang bisa menyebabkan mata kering
Sementara untuk meredakan mulut kering, pasien dapat melakukan hal-hal berikut ini:
- Tidak merokok
- Banyak minum air putih dan membawa air putih setiap bepergian
- Mengurangi konsumsi minuman beralkohol, berkafein, dan bersoda
- Menghindari konsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula
- Menjaga kebersihan mulut, terutama dengan menyikat gigi secara rutin
- Mengunyah permen karet bebas gula atau es batu jika mulut terasa kering
- Berkumur menggunakan pencuci mulut antibakteri
- Menggunakan pelembap bibir (lip balm) untuk mencegah bibir kering
- Memeriksakan kesehatan gigi dan mulut secara rutin
- Menghindari obat-obatan yang dapat memicu mulut kering
- Membersihkan gigi palsu, retainer, atau kawat gigi secara rutin jika menggunakannya
Gejala sindrom Sjögren yang terjadi pada bagian tubuh lain juga dapat diredakan dengan melakukan hal-hal berikut ini:
- Menggunakan krim pelembap dan menghindari penggunaan sabun yang mengandung parfum, untuk meringankan gejala kulit kering
- Berolahraga secara rutin sambil berkonsultasi dengan terapis, untuk meredakan nyeri sendi dan otot
- Mengonsumsi obat pereda nyeri, untuk membantu meringankan nyeri otot dan sendi
- Menggunakan pelumas saat akan berhubungan seksual atau menggunakan pelembap vagina, untuk meringankan gejala vagina kering
Komplikasi Sindrom Sjögren
Bila tidak ditangani dengan tepat, sindrom Sjögren dapat menimbulkan komplikasi berikut:
- Kerusakan mata
- Kebutaan
- Infeksi paru
- Bronkiektasis, yaitu pelebaran dan penebalan dinding bronkus akibat peradangan atau infeksi
- Jaringan parut pada paru-paru
- Limfoma non-Hodgkin
- Kekurangan hormon tiroid (hipotiroidisme)
- Irritable bowel syndrome
- Peradangan pembuluh darah (vaskulitis)
- Neuropati perifer
- Gigi berlubang
- Penyakit ginjal, seperti batu ginjal atau radang ginjal
- Fenomena Raynaud, yaitu penurunan aliran darah menuju jari-jari
- Kecemasan dan depresi
- Ruam lupus dan penyakit jantung bawaan, pada janin yang ibunya menderita sindrom Sjögren
Pencegahan Sindrom Sjögren
Belum ada cara khusus untuk mencegah sindrom Sjögren. Namun, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan guna menurunkan risiko terjadinya komplikasi dari sindrom Sjögren:
- Berhenti merokok
- Berolahraga secara rutin
- Menghindari paparan zat-zat beracun
- Menjaga pola makan yang sehat
- Membatasi konsumsi makanan olahan
- Bergabung dengan komunitas atau orang-orang yang mengalami kondisi serupa sebagai dukungan emosional
- Berkonsultasi dengan psikolog saat mengalami stres berat
- Melakukan kontrol kesehatan rutin dan mengikuti pengobatan sindrom Sjögren maupun kondisi autoimun lain