KB spiral atau intrauterine device (IUD) adalah alat KB berbahan dasar plastik dengan bentuk seperti huruf T. Jenis KB ini digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam rahim. Sebelum memutuskan untuk menggunakan KB spiral, ada baiknya pelajari terlebih dahulu keunggulan dan kekurangannya.

Proses pemasangan KB spiral hanya berlangsung sekitar 5−15 menit dan dapat dilakukan oleh dokter atau bidan. Pada alat ini terdapat tali yang akan menggantung dari leher rahim ke arah vagina.

KB Spiral, Pahami Keunggulan dan Kekurangannya - Alodokter

Sebelum menjalani pemasangan KB spiral ke dalam rahim, Anda dapat mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen, untuk mengurangi nyeri.

Jenis-Jenis KB Spiral

KB spiral terbagi dalam dua jenis, yaitu KB spiral berlapis tembaga dan KB spiral yang mengandung hormon. Berikut ini adalah perbedaan antara kedua jenis KB spiral:

KB spiral berlapis tembaga

KB spiral berlapis tembaga yang tidak mengandung hormon cukup efektif dalam mencegah kehamilan sampai 10 tahun sejak pemasangan. 

KB spiral ini bekerja dengan cara melepaskan unsur tembaga secara perlahan-lahan dan menghalangi sel-sel sperma untuk naik dan mencapai sel telur. Dengan demikian, sperma akan lebih sulit membuahi sel telur dan menciptakan kehamilan.

Selain itu, meski sampai terjadi proses pembuahan, KB spiral ini juga dapat membuat bakal janin tidak dapat bertahan hidup di dalam rahim dan saluran telur.

KB spiral mengandung hormon

KB spiral jenis ini dilapisi oleh hormon progestin. Efektivitas KB spiral hormonal umumnya sekitar 3−5 tahun, tergantung pada merek produk KB spiral. 

Dalam mencegah pembuahan sel telur, KB spiral hormonal bekerja dengan cara mencegah penebalan dinding rahim, sehingga sel telur yang telah dibuahi tidak bisa tumbuh. KB ini juga bisa membuat leher rahim dipenuhi lendir yang lengket, sehingga sperma lebih sulit untuk masuk ke rahim.

Keunggulan KB Spiral sebagai Alat Kontrasepsi

Selain efektif dalam menekan angka kelahiran, kedua jenis KB spiral juga memiliki banyak keunggulan lain, di antaranya:

KB spiral berlapis tembaga

Berikut ini adalah beberapa kelebihan KB spiral berlapis tembaga:

  • Bisa dipakai sebagai alat KB darurat jika dipasang dalam waktu 5 hari setelah hubungan seks tanpa alat pengaman
  • Bisa dilepas kapan saja
  • Kesuburan bisa kembali dengan cepat setelah KB spiral dilepas
  • Tidak menyebabkan efek samping yang dapat ditimbulkan kontrasepsi hormonal

KB spiral berlapis hormon

Berikut ini adalah beberapa kelebihan KB spiral berlapis hormon:

  • Mengurangi nyeri haid dan nyeri akibat endometriosis
  • Mengurangi risiko terkena kanker rahim dan kanker serviks
  • Bisa dilepas kapan saja 
  • Setelah dilepas, kesuburan Anda bisa kembali normal dengan cepat

Berbagai Kekurangan KB Spiral yang Perlu Dipahami

Di balik keunggulan KB spiral, ada juga beberapa kekurangannya. Salah satunya adalah mahalnya biaya pemasangan. Selain itu, jika Anda ingin berhenti menggunakan KB spiral, Anda harus pergi ke dokter atau bidan untuk melepasnya. Tidak hanya itu, KB spiral juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:

1. Tidak memberi perlindungan terhadap penyakit menular seksual

KB spiral tidak dilengkapi dengan alat pelindung yang bisa mencegah penyakit menular seksual. Oleh karena itu, untuk mencegah penularan penyakit ini, Anda perlu menggunakan kondom saat berhubungan intim. Pemakaian kondom juga bisa meningkatkan efektivitas KB spiral dalam mencegah kehamilan.

2. Menyebabkan efek samping hormonal

KB spiral hormonal juga bisa menyebabkan efek samping, seperti jerawat, sakit kepala, perubahan mood, kram perut, dan nyeri payudara.

KB spiral hormonal juga bisa menyebabkan menstruasi tidak teratur selama beberapa bulan setelah pemasangan. Beberapa wanita mungkin tidak menstruasi sama sekali atau hanya mengalami perdarahan yang ringan.

Sementara itu, KB spiral berlapis tembaga bisa meningkatkan volume darah menstruasi dan kram perut. Namun, semua efek samping ini biasanya akan hilang seiring berjalannya waktu.

3. Meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik

Riset menunjukkan bahwa penggunaan KB spiral dapat meningkatkan risiko terjadinya kehamilan ektopik atau hamil yang terjadi di luar rahim, misalnya di saluran tuba falopi. Namun, risiko terjadinya gangguan ini tidak serta merta hanya karena pemakaian KB spiral.

Ada beberapa faktor lain yang juga bisa membuat wanita lebih berisiko mengalami kehamilan ektopik, seperti gangguan pada tuba falopi, penyakit radang panggul, penyakit menular seksual, dan riwayat hamil di luar rahim sebelumnya.

4. Meningkatkan risiko terkena kista ovarium

Sebagian besar wanita yang menggunakan KB spiral tetap berovulasi atau melepaskan sel telur setiap bulan selama siklus menstruasi. Ovulasi ini dapat meningkatkan risiko perkembangan kista ovarium. Namun, kista ovarium umumnya tidak berbahaya dan bisa hilang dengan sendirinya.

5. Tidak cocok untuk semua wanita

Kekurangan lain dari KB spiral adalah tidak semua orang cocok memakainya. Sebagai contoh, KB spiral tembaga tidak dianjurkan untuk dipakai oleh wanita yang memiliki kondisi tertentu, seperti:

  • Penyakit radang panggul
  • Kanker serviks atau kanker payudara
  • Kelainan pada rahim
  • Perdarahan vagina tanpa sebab yang jelas

Selain itu, KB spiral tembaga sebaiknya tidak digunakan oleh wanita yang memiliki risiko tinggi terkena penyakit menular seksual atau pernah memiliki masalah saat menggunakannya.

KB spiral utamanya diperuntukkan bagi wanita yang sudah pernah hamil. Wanita yang belum pernah hamil biasanya akan lebih merasakan sakit dan kram setelah pemasangan KB spiral. Kemungkinan KB spiral lepas juga lebih rentan terjadi pada wanita yang belum pernah hamil. Meski begitu, KB spiral tetap bisa dijadikan pilihan.

KB spiral juga cocok digunakan oleh ibu menyusui. Namun, alat kontrasepsi ini disarankan untuk dipasang sekitar 1,5–2 bulan setelah melahirkan atau setelah ukuran rahim kembali seperti semula.

KB spiral merupakan salah satu pilihan kontrasepsi yang dapat bertahan lama, efektif, dan aman. Namun, sebelum memutuskan memakai KB spiral, pastikan alat kontrasepsi ini memang cocok dengan kondisi dan kebutuhan Anda.

Untuk memastikan hal tersebut dan mendapatkan informasi mengenai berbagai alat kontrasepsi lainnya, sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter.