Sistiserkosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh larva cacing pita Taenia solium, yaitu cacing yang terdapat pada daging babi. Larva cacing ini dapat menginfeksi kulit, otot, mata, otak, dan sumsum tulang belakang manusia.
Gejala sistiserkosis dapat muncul dalam beberapa minggu atau bahkan beberapa tahun setelah seseorang terinfeksi cacing pita Taenia solium. Keluhan yang muncul terjadi akibat kista yang terbentuk akibat masuknya larva ke jaringan tubuh. Gejala dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan jumlah kista yang terbentuk akibat larva cacing pita ini.
Penyebab Sistiserkosis
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, sistiserkosis disebabkan oleh larva cacing pita Taenia solium. Infeksi cacing pita berawal dari masuknya telur cacing pita ke dalam saluran pencernaan. Hal ini bisa terjadi akibat:
- Mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi telur cacing pita
- Mengonsumsi daging babi yang tidak matang atau setengah matang
- Tidak mencuci tangan setelah menggunakan toilet atau setelah menyentuh daging mentah
- Tinggal bersama penderita taeniasis
Setelah telur masuk ke dalam saluran pencernaan, cacing pita dapat tumbuh besar dan berkembang biak menghasilkan lebih banyak telur. Telur-telur cacing pita akan menetas dan menghasilkan larva. Setelah menetas dari telur, larva cacing ini bisa bertahan di usus atau masuk ke dalam jaringan tubuh lainnya.
Begitu masuk ke dalam jaringan tubuh lain, larva cacing pita akan membentuk kista. Gejala sistiserkosis akan terjadi ketika ada sangat banyak kista yang terbentuk atau kista pecah dan diserang oleh sistem kekebalan tubuh.
Gejala Sistiserkosis
Gejala sistiserkosis tergantung pada lokasi kista yang terbentuk. Sistiserkosis di sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) disebut dengan neurosistiserkosis. Beberapa gejala neurosistiserkosis adalah:
- Kejang berulang
- Lemah, tremor, atau mati rasa
- Sakit kepala kronis
- Muntah
- Penurunan fungsi kognitif atau demensia
- Stroke
- Hidrosefalus
Sementara itu, sistiserkosis di bagian tubuh lain disebut dengan sistiserkosis ekstraneural. Gejala-gejala yang dapat terjadi akibat kondisi ini antara lain:
- Benjolan di bawah kulit
- Penglihatan menurun
- Irama jantung yang tidak normal
- Nafsu makan menurun
- Diare
- Sakit perut
- Berat badan menurun
Kapan harus ke dokter
Segera lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami keluhan yang disebutkan di atas, terutama jika Anda mungkin mengalamiĀ infeksi cacing pita. Pemeriksaan dan penanganan sejak dini diperlukan untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Diagnosis Sistiserkosis
Untuk mendiagnosis sistiserkosis, dokter akan melakukan tanya jawab dengan pasien mengenai hal-hal berikut:
- Gejala yang dialami
- Penyakit yang pernah atau sedang diderita
- Riwayat perjalanan
- Makanan yang dikonsumsi
Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk tes di mata dengan oftalmoskop, pemeriksaan benjolan yang muncul di bawah kulit, dan pemeriksaan saraf.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa:
- Pemindaian dengan CT scan atau MRI, untuk mendeteksi infeksi cacing pita yang berat
- Tes darah, untuk mendeteksi antibodi yang bereaksi terhadap infeksi cacing pita di dalam tubuh
- Pemeriksaan tinja, untuk mendeteksi telur cacing pita di dalam tinja
- Biopsi atau pengambilan sampel jaringan, untuk memeriksa ada tidaknya kista dalam jaringan
Pengobatan Sistiserkosis
Pengobatan sistiserkosis bertujuan untuk meredakan gejala, mengatasi infeksi larva cacing pita, dan mencegah komplikasi. :
Obat-obatan
Beberapa obat yang dapat diberikan untuk meredakan gejala sistiserkosis adalah:
- Obat cacing, seperti albendazole, untuk membunuh larva cacing pita yang masih hidup
- Antikonvulsan, seperti carbamazepine dan phenytoin, untuk mengatasi kejang
- Antiradang, seperti kortikosteroid dan methotrexate, untuk meredakan peradangan yang bisa menyebabkan edema serebral dan vaskulitis
Operasi
Pada beberapa kasus sistiserkosis, operasi pengangkatan kista dapat dilakukan untuk meredakan gejala yang timbul. Jika sistiserkosis menyebabkan hidrosefalus, operasi pemasangan VP shunt juga bisa dilakukan.
Komplikasi Sistiserkosis
Sistiserkosis yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi, seperti:
- Pembengkakan otak
- Vaskulitis
- Meningitis parah
- Epilepsi
- Herniasi otak
- Kelumpuhan
- Koma
- Kematian
Pencegahan Sistiserkosis
Untuk mencegah sistiserkosis, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan, yaitu:
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama setelah menggunakan toilet, mengganti popok, dan sebelum makan atau mengolah
- Kupas dan cuci sayuran atau buah-buahan hingga bersih sebelum dimakan.
- Pastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi sudah dimasak hingga matang, khususnya ketika bepergian ke tempat dengan kasus taeniasis atau sistiserkosis yang tinggi.