Gangguan tidur sleep sex mungkin masih masih terdengar asing di telinga Anda. Gangguan tidur ini bisa membuat penderitanya melakukan perilaku seksual tanpa sadar. Yuk, kenali lebih jauh tentang sleep sex dan faktor-faktor pemicunya dalam artikel berikut.
Sleep sex atau disebut juga seksomnia adalah bentuk gangguan tidur parasomnia non-rapid eye movement (N-REM) yang menyebabkan penderitanya melakukan perilaku seksual tanpa sadar. Meski terdengar mengerikan, sleep sex umumnya tidak berbahaya dan merupakan jenis gangguan tidur yang langka.
Penyebab Sleep Sex
Tidak diketahui dengan jelas penyebab terjadinya sleep sex. Namun, gaya hidup yang buruk diduga menjadi faktor pemicu kondisi tersebut, seperti:
- Kurang tidur
- Pola tidur yang tidak teratur
- Stres yang berlebihan
- Kelelahan
- Konsumsi obat-obatan tertentu
- Konsumsi minuman beralkohol
Selain gaya hidup yang buruk, menderita kondisi kesehatan tertentu juga bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami sleep sex. Berikut adalah kondisi kesehatan yang dapat memicu seksomnia:
- Gangguan tidur lain, seperti sleep walking dan insomnia kronis
- Kebiasaan menggertakkan atau menggesekkan gigi (bruxism)
- Gastroesophageal reflux disease (GERD)
- Sleep anea
- Kejang saat tidur
- Cedera kepala
- Migrain
- Depresi
- Sindrom kaki gelisah
- Sindrom putri tidur
Gejala Sleep Sex
Seperti yang sudah dijelaskan diawal, penderita sleep sex akan berperilaku seperti sedang melakukan aktivitas seksual saat tidur. Ketika hal tersebut terjadi, penderita sleep sex tidak menyadari apa yang telah ia lakukan. Hanya orang terdekat, seperti pasangan dan anggota keluarga, yang mungkin memperhatikan perilaku tersebut.
Perilaku seks yang umum dilakukan oleh penderita sleep sex adalah:
- Mendesah
- Masturbasi
- Bercumbu
- Orgasme
- Berhubungan seksual
Mendiagnosis Sleep Sex
Tidak ada diagnosis khusus untuk kondisi sleep sex. Akan tetapi, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan menggunakan metode polisomnografi atau sleep study. Tes ini dirancang untuk merekam aktivitas gelombang di otak, kadar oksigen dalam darah, detak jantung, pernapasan, serta gerakan mata dan kaki.
Tes polisomnografi dilakukan di ruang gelap yang sudah dilengkapi dengan kamera video dan audio. Selain itu, penderita sleep sex juga akan dipasangi sensor di beberapa bagian tubuhnya, seperti kepala, pelipis, dada, telinga, dan jari, untuk memeriksa berbagai aktivitas tubuh selama ia tertidur.
Hasil tes ini akan dijadikan sebagai pedoman oleh dokter untuk merekomendasikan pengobatan pada penderita sleep sex.
Mengobati Sleep Sex
Sleep sex yang tidak ditangani dikhawatirkan bisa menyebabkan keretakan dalam hubungan rumah tangga atau percintaan. Oleh karena itu, jika Anda mengalami sleep sex, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter untuk mendapatkan penanganan.
Berikut adalah penanganan yang disarankan oleh dokter untuk mengobati sleep sex:
Mengobati gangguan tidur yang memicu sleep sex
Sleep sex yang disebabkan oleh kondisi medis tertentu, seperti sleep apnea atau sindrom kaki gelisah, dapat diobati dengan mengatasi penyebabnya tersebut. Jika penyebabnya telah ditangani dengan baik, risiko terjadinya seksomnia juga akan berkurang.
Menerapkan sleep hygiene
Menerapkan sleep hygiene juga dapat membantu mengobati sleep sex. Sleep hygiene meliputi tidur di waktu yang sama setiap hari, tidur di kamar yang gelap, menghindari penggunaan gadget setidaknya 1 jam sebelum waktu tidur, dan tidak mengonsumsi minuman berkafein mendekati waktu tidur.
Kedua cara di atas dipercaya cukup efektif untuk mengatasi sleep sex. Namun, jika keluhan tidak membaik setelah menerapkan kedua cara tersebut jangan malu untuk berkonsultasi dengan psikiater.