Social loafing merupakan istilah untuk menggambarkan sikap malas berkontribusi saat bekerja dalam kelompok. Sikap ini tidak hanya merugikan diri sendiri, tetapi juga orang lain dalam tim. Jika dibiarkan, orang dengan social loafing dapat mengganggu produktivitas kelompoknya.
Orang yang melakukan social loafing cenderung memberikan sedikit kontribusi saat bekerja dalam kelompok bila dibandingkan ketika ia bekerja sendiri. Ini karena orang tersebut mengganggap ada orang lain di kelompoknya yang dapat memberikan kontribusi lebih atau akan menyelesaikan tugas tersebut.
Penyebab Social Loafing
Sikap malas saat bekerja dalam kelompok dapat terjadi di mana saja, baik di rumah, di sekolah, maupun di kantor. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang memiliki kecenderungan social loafing:
1. Tidak punya motivasi
Motivasi adalah dorongan dalam diri untuk bertindak guna mencapai suatu tujuan, misalnya menyelesaikan tugas dengan baik. Orang yang tidak memiliki motivasi untuk mengerjakan tugas dan menjalin komunikasi dengan anggota tim tentu tidak berminat memberikan kontribusi dalam kelompoknya.
2. Kurang bertanggung jawab
Seseorang akan merasa malas terlibat atau berkontribusi dalam kerja kelompok ketika ia kurang bertanggung jawab saat melakukan tugas. Hal ini karena orang tersebut merasa tugasnya tidak akan memberikan pengaruh besar pada kelompoknya.
3. Anggota kelompok terlalu banyak
Sejumlah studi menyatakan bahwa ketika berada di dalam kelompok, seseorang cenderung kurang berusaha melakukan tanggung jawabnya, terutama jika berada di dalam kelompok dengan jumlah anggota yang banyak, misalnya 12 orang.
4. Ekspektasi terhadap anggota kelompok
Saat masuk dalam kelompok yang malas, seseorang yang memiliki kecenderungan social loafing juga akan menjadi malas karena ia tidak mau mengerjakan semua pekerjaan sendirian.
Sebaliknya, ketika orang dengan social loafing masuk ke dalam kelompok yang ambisius, ia menjadi malas untuk berusaha dan berpartisipasi karena merasa ada anggota lain yang lebih kompeten. Akhirnya, ia akan membiarkan anggota yang lebih kompeten untuk melakukan semua pekerjaannya.
Cara Mengatasi Social Loafing
Social loafing dapat memengaruhi efisiensi dan kinerja kelompok. Oleh karena itu, sikap ini perlu diatasi agar tidak menghambat kelancaran kerja tim.
Jika ada anggota tim Anda yang memiliki kecenderungan social loafing, berikut ini adalah beberapa cara untuk menghadapinya:
- Membatasi jumlah anggota agar ukuran kelompok tidak terlalu besar atau memecah kelompok besar menjadi beberapa kelompok kecil
- Memberikan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas untuk setiap anggota kelompok
- Menentukan aturan dan standar untuk kinerja kelompok yang jelas
- Memberikan apresiasi bagi anggota kelompok yang telah memberikan kontribusi dan memenuhi tanggung jawabnya
- Melakukan evaluasi untuk kinerja individu setiap anggota kelompok dan kinerja kelompok secara keseluruhan
Social loafing terjadi ketika seseorang kehilangan produktivitasnya atau malas saat bekerja di dalam kelompok. Fenomena tersebut dapat disebabkan oleh tidak adanya motivasi, kurangnya tanggung jawab, jumlah anggota kelompok yang terlalu banyak, dan ekspektasi terhadap anggota kelompok.
Jika memiliki anggota tim dengan social loafing, Anda bisa melakukan beberapa cara di atas. Bila cara-cara tersebut tetap tidak berhasil untuk mengatasinya, Anda dapat bertanya ke anggota tim yang memiliki performa rendah terkait ada atau tidaknya masalah pribadi yang dihadapinya.
Sebagai contoh, ketidakadaan motivasi dalam diri seseorang bisa saja dipengaruhi oleh faktor yang lebih luas, misalnya burnout, gangguan kecemasan, bahkan depresi. Bila hal ini terjadi, orang dengan social loafing sebaiknya mengonsultasikan masalahnya ke psikolog untuk mendapatkan solusi terbaik.