Somnophilia adalah kepuasan seksual yang muncul ketika berhubungan intim dengan orang yang sedang tidur atau tidak sadar. Somnophilia bisa dilakukan atas kesepakatan kedua pihak, tetapi dapat berujung pada kejahatan seksual bila dilakukan tanpa persetujuan orang yang tidak sadar tersebut.
Somnophilia termasuk dalam kelainan seksual. Hal ini karena penderitanya merasakan kepuasan seksual dari hal yang tidak sewajarnya menimbulkan gairah seksual. Normalnya, orang akan bersikap biasa saja ketika berada di sekitar orang yang sedang tidur atau pingsan.
Beda halnya dengan somnophilia. Penderita kelainan seksual ini sering membayangkan atau malah sampai berhubungan intim dengan orang yang tidak sadar, misalnya karena sedang tidur atau dalam kondisi mabuk. Pada kasus yang parah, penderita somnophilia tega membius korbannya sampai tidak sadar demi memuaskan hasrat seksualnya.
Penyebab dan Faktor Risiko Somnophilia
Penyebab somnophilia masih dalam penelitian. Namun, ada dugaan bahwa kelainan seksual ini terkait dengan beberapa faktor berikut:
- Kejadian traumatis pada masa kecil, terlebih bila menjadi korban kekerasan seksual ketika dalam kondisi tidak sadarkan diri
- Penelantaran pada masa kecil atau kurang mendapatkan perhatian dari orang tua
- Cedera otak akibat trauma fisik yang membuat kontrol perilaku atau pengendalian respons penderita terhadap sesuatu menjadi terganggu
Gejala Somnophilia
Kelainan seksual somnophilia dapat ditandai dengan perilaku di bawah ini:
- Merasa terangsang ketika melihat atau berada di dekat orang yang tidur atau tidak sadar
- Membayangkan suatu adegan atau peristiwa seolah-olah orang lain sedang tidur atau tidak sadar untuk memenuhi fantasi seksualnya
- Melakukan hubungan intim tanpa adanya persetujuan dari pihak yang tidak sadar
- Tidak merasa bersalah dengan tindakan seksual yang baru saja ia lakukan
Kapan harus ke dokter
Pemeriksaan ke psikiater perlu dilakukan jika fantasi seks untuk berhubungan intim dengan orang tidak sadar sulit ditahan, atau dapat berujung pada kejahatan seksual.
Selain bisa mengganggu kehidupan sehari-hari dan hubungan dengan orang lain, somnophilia juga dapat membuat penderitanya terjerat hukum. Itulah sebabnya, pemeriksaan dan penanganan perlu dilakukan sejak awal. Dengan bantuan terapis, dorongan somnophilia dapat ditangani dengan cara yang tepat.
Diagnosis Somnophilia
Dokter akan menanyakan kepada pasien terkait gejala yang dialaminya, sudah berapa lama keluhan tersebut berlangsung, dan apakah pasien menderita gangguan mental lain. Melalui sesi tanya jawab, dokter bisa mendiagnosis somnophilia jika ditemukan beberapa hal berikut pada pasien:
- Fantasi, dorongan yang kuat, atau perbuatan akibat somnophilia terjadi berulang kali atau terus-menerus selama setidaknya 6 bulan
- Tindakan seksual kepada orang yang tidak berdaya menimbulkan gairah dan kepuasan seksual yang kuat
- Tindakan tersebut dilakukan secara sengaja kepada orang yang tidak memberikan persetujuan
- Perilaku seksual yang tidak normal tersebut sampai mengganggu kehidupan sehari-hari, pekerjaan, atau hubungan sosial
Pengobatan Somnophilia
Pengobatan somnophilia meliputi psikoterapi dan pemberian obat-obatan. Namun, umumnya dokter akan menggabungkan kedua metode tersebut agar mendapatkan hasil pengobatan yang maksimal. Berikut ini adalah penjelasannya:
Psikoterapi
Salah satu metode psikoterapi yang digunakan untuk menangani somnophilia adalah terapi perilaku kognitif. Terapi ini bertujuan untuk membantu pasien mencari tahu penyebab dorongan somnophilia. Selanjutnya, pasien akan diajarkan oleh terapis bagaimana menyalurkan dorongan tersebut dengan cara yang sehat.
Selain terapi perilaku kognitif, pasien akan disarankan untuk menjalani terapi secara berkelompok dengan orang lain yang juga pernah menderita somnophilia. Selama sesi terapi, pasien bisa belajar dari penyintas somnophilia mengenai cara penyaluran fantasi seksual yang sehat.
Obat-obatan
Dokter dapat memberikan obat untuk mengurangi gairah seksual pasien. Obat-obatan yang bisa diresepkan dokter untuk mengatasi somnophilia antara lain:
- Obat penurun kadar hormon testosteron
- Antidepresan golongan SSRI, seperti fluoxetine atau escitalopram
Komplikasi Somnophilia
Somnophilia yang tidak ditangani bisa berlangsung dalam jangka panjang. Tidak hanya itu, penderita somnophilia juga mungkin melakukan kejahatan, seperti pelecehan atau pemerkosaan. Hal ini bisa membuat penderita somnophilia terjerat masalah hukum.
Pencegahan Somnophilia
Somnophilia sulit dicegah karena penyebabnya masih perlu diteliti lebih lanjut. Namun, ada upaya yang bisa dilakukan untuk meredam dorongan seksual somnophilia, antara lain:
- Berdiskusi dengan pasangan mengenai dorongan atau fantasi terkait dengan somnophilia
- Mencari atau menekuni hobi yang positif sehingga bisa menyibukkan diri atau mengalihkan pikiran ke hobi tersebut saat muncul dorongan atau fantasi tentang somnophilia
- Mempelajari hukum dan norma sosial untuk memahami konsekuensi yang akan diterima bila melakukan kejahatan seksual
- Berkonsultasi dengan psikiater mengenai cara yang tepat untuk mengendalikan dorongan somnophilia atau fantasi seksual lain yang dirasa tidak normal