Spiramycin adalah obat untuk mengatasi berbagai macam infeksi bakteri. Obat ini juga digunakan untuk menangani infeksi parasit, seperti toxoplasmosis dan kriptosporidiosis.
Spiramycin termasuk dalam kelompok obat antibiotik makrolid. Obat ini bekerja dengan cara mengganggu pembentukan protein yang diperlukan oleh bakteri untuk hidup dan memperbanyak diri. Alhasil, pertumbuhan bakteri bisa ditekan dan infeksi bisa diatasi dengan lebih mudah oleh sistem kekebalan tubuh.
.
Spiramycin juga memiliki efek antiparasit yang menghambat pertumbuhan parasit. Berkat efek tersebut, spiramycin menjadi salah satu pilihan yang aman digunakan untuk mengobati toksoplasmosis pada ibu hamil.
Merek dagang spiramycin: Kalbiotic, Provamed, Spiranter, Rofacin, Rovadin, Spiramycin, Spirasin, Varoc
Apa Itu Spiramycin
Golongan | Obat resep |
Kategori | Antibiotik makrolid |
Manfaat | Mengobati infeksi bakteri |
Mengatasi infeksi parasit, termasuk toksoplasmosis saat kehamilan dan kriptosporidiosis | |
Dikonsumsi oleh | Dewasa dan anak-anak |
Spiramycin untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat ini hanya dapat digunakan pada ibu hamil yang mengalami toksoplasmosis. | |
Spiramycin untuk ibu menyusui | Spiramycin dapat digunakan oleh ibu menyusui, kecuali jika bayi lahir prematur atau usia bayi belum genap 1 bulan. |
Bentuk obat | Kaplet dan sirop |
Peringatan Sebelum Mengonsumsi Spiramycin
Spiramycin tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi virus, seperti flu. Hal penting lain yang perlu diperhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan spiramycin adalah:
- Beri tahu dokter tentang riwayat alergi yang Anda miliki. Spiramycin tidak boleh digunakan oleh orang yang alergi terhadap obat ini atau obat lain yang tergolong sebagai antibiotik makrolid.
- Beri tahu dokter bila Anda memiliki pernah atau sedang menderita penyakit liver, sumbatan di saluran empedu, atau aritmia.
- Informasikan kepada dokter jika Anda memiliki kelainan tertentu pada hasil EKG atau ada riwayat henti jantung mendadak pada usia muda (baik pada diri sendiri maupun keluarga).
- Informasikan kepada dokter mengenai semua obat yang sedang Anda gunakan, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah untuk mengantisipasi interaksi obat yang tidak diinginkan.
- Beri tahu dokter jika Anda sedang hamil, menyusui, atau sedang merencanakan kehamilan.
- Segera ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah minum
Dosis dan Aturan Pakai Spiramycin
Dosis dan lama penggunaan spiramycin akan ditentukan oleh dokter sesuai jenis penyakit infeksi dan tingkat keparahannya, serta kondisi kesehatan dan usia pasien. Berikut adalah pembagian dosis spiramycin berdasarkan kondisi yang ditangani:
Tujuan: Mengatasi infeksi bakteri atau infeksi parasit
- Dewasa: 2–3 gram per hari (6–9 juta IU) per hari, dibagi dalam 2–3 kali pemberian. Dosis dapat ditingkatkan sampai 5 gram (15 juta IU) per hari pada infeksi yang parah.
- Bayi dan anak-anak: 50–100 mg/kgBB per hari, dibagi dalam 2 kali pemberian, selama 6 minggu.
Tujuan: Menangani toksoplasmosis pada ibu hamil
- Dosis 1 gram (3 juta IU), 3 kali sehari.
Tujuan: Mencegah toksoplasmosis kongenital pada ibu yang terinfeksi di trimester pertama kehamilan
- Dosis 3–4 gram (9–12 juta IU) per hari.
Cara Mengonsumsi Spiramycin dengan Benar
Ikuti anjuran dokter dan aturan pakai yang tertera pada kemasan sebelum minum spiramycin. Jangan mengurangi atau menambah dosis yang dikonsumsi tanpa persetujuan dokter.
Berikut adalah cara mengonsumsi spiramycin yang benar:
- Konsumsilah spiramycin saat perut kosong, idealnya 1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan. Namun, jika Anda mengalami nyeri lambung, minumlah obat ini bersama dengan makanan.
- Telan kaplet spiramycin secara utuh tanpa dibelah, dikunyah, atau digerus, kecuali jika diperbolehkan dokter. Untuk spiramycin sirop, kocok botol sebelum obat diminum. Gunakan alat takar yang disertakan dalam kemasan agar dosisnya akurat.
- Jangan menghentikan pengobatan lebih cepat dari yang dianjurkan dokter meskipun keluhan sudah hilang. Penggunaan spiramycin yang tidak sesuai dengan anjuran dokter dapat membuat infeksi kambuh dan sulit diobati.
- Konsumsilah spiramycin pada waktu yang sama setiap harinya agar hasil pengobatan maksimal. Jika Anda lupa, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila sudah dekat dengan jadwal dosis berikutnya, abaikan dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Patuhi jadwal kontrol yang ditentukan dokter selama menggunakan spiramycin. Anda perlu menjalani tes fungsi hati secara berkala untuk memastikan bahwa pengobatan berjalan dengan baik.
- Simpan spiramycin di tempat bersuhu ruangan dan terhindar dari sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Spiramycin dengan Obat Lain
Berikut ini adalah efek interaksi yang dapat terjadi apabila mengonsumsi spiramycin bersamaan dengan obat lain:
- Berkurangnya penyerapan dan kadar obat carbidopa atau levodopa dalam darah
- Peningkatan risiko terjadinya gangguan irama jantung jika dikonsumsi dengan astemizole, cisapride, atau terfenadine
- Peningkatan risiko terjadinya dystonia jika dikonsumsi dengan fluphenazine
Agar terhindar dari efek interaksi obat yang tidak diinginkan, diskusikan dengan dokter jika akan menggunakan obat, suplemen, maupun produk herbal bersama spiramycin.
Efek Samping dan Bahaya Spiramycin
Efek samping yang mungkin muncul setelah minum spiramycin antara lain:
- Mual
- Muntah
- Nyeri perut
- Diare
- Kesemutan
Periksakan diri Anda ke dokter jika efek samping di atas tidak kunjung reda atau justru memburuk. Segera cari pertolongan medis jika terjadi reaksi alergi obat atau keluhan serius, seperti:
- Gangguan irama jantung
- Gangguan saraf, seperti lemah otot
- Gejala kolitis pseudomembran, seperti diare cair, kram perut, demam, atau nanah pada feses