Spondylolisthesis merupakan kondisi di mana tulang belakang bergeser dari posisi normalnya. Jika derajatnya ringan, spondylolisthesis biasanya tidak menimbulkan keluhan atau gejala. Namun, jika parah, kondisi ini perlu segera ditangani karena dapat menyebabkan kelumpuhan.
Spondylolisthesis paling sering terjadi di tulang belakang bagian bawah, tetapi juga bisa terjadi di bagian lainnya dari tulang belakang. Pergeseran tulang belakang yang bersifat ringan umumnya tidak menimbulkan keluhan atau gangguan yang berat, dan bisa diatasi dengan latihan fisik dan olahraga rutin.
Namun, pada kasus spondylolisthesis yang berat, gejala yang mengganggu bisa timbul, seperti nyeri punggung, otot punggung kaku, kesemutan atau mati rasa di punggung bagian bawah yang menjalar hingga kaki, serta kelemahan atau kelumpuhan pada tungkai dan kaki.
Jika dibiarkan tanpa penanganan, spondylolisthesis yang parah dapat menyebabkan komplikasi berupa penyempitan ruas tulang belakang (stenosis spinal) dan saraf terjepit.
Kenali Berbagai Penyebab Spondylolisthesis
Spondylolisthesis dapat dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga lansia. Beberapa hal yang dapat menyebabkan kondisi tersebut antara lain:
1. Penyakit degeneratif
Spondylolisthesis akibat penyakit degeneratif, seperti arthritis dan osteoporosis, sering kali terjadi pada orang dewasa dan lansia.
Ini karena, seiring bertambahnya usia, tulang belakang akan menjadi lebih lemah dan rapuh. Hal ini kemudian bisa membuat tulang belakang menjadi mudah cedera dan bergeser. Terkadang, pengapuran tulang juga bisa menyebabkan spondylolisthesis.
2. Cedera tulang belakang
Cedera tulang belakang yang menyebabkan spondylolisthesis juga bisa terjadi akibat aktivitas fisik yang terlalu berat, olahraga, maupun kecelakaan. Selain itu, cedera tulang belakang juga bisa terjadi akibat postur tubuh yang kurang baik, misalnya sering membungkuk, atau akibat operasi pada tulang belakang.
3. Kelainan bawaan lahir
Spondylolisthesis yang disebabkan oleh kelainan atau cacat bawaan lahir disebut spondylolisthesis kongenital. Kondisi ini terjadi akibat kelainan genetik yang menyebabkan tulang belakang tidak terbentuk dengan normal selama berada di dalam kandungan.
4. Penyakit tertentu
Beberapa penyakit tertentu juga ada yang dapat merusak tulang belakang dan menyebabkan spondylolisthesis. Beberapa di antaranya adalah TB tulang belakang, tumor di tulang belakang, dan penyakit autoimun, seperti ankylosing spondylitis.
Cara Menangani Spondylolisthesis
Mengingat spondylolisthesis bisa disebabkan oleh banyak hal, maka kondisi tersebut perlu diperiksakan ke dokter, ya. Untuk menentukan tingkat keparahan dan penyebab terjadinya spondylolisthesis, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti foto Rontgen, CT scan, dan MRI tulang belakang.
Setelah tingkat keparahan dan penyebab spondylolisthesis pada pasien diketahui, dokter akan memberikan penanganan yang sesuai untuk mengatasinya, seperti:
Fisioterapi
Fisioterapi dilakukan untuk memperbaiki posisi tulang belakang dan meringankan keluhan yang muncul akibat spondylolisthesis. Beberapa contoh fisioterapi yang bisa dilakukan adalah latihan fisik atau peregangan, dan penggunaan korset khusus.
Pemberian obat-obatan
Pemberian obat-obatan bertujuan untuk mengurangi keluhan yang muncul akibat spondylolisthesis. Dokter dapat meresepkan obat antinyeri untuk mengurangi rasa sakit, serta obat pelemas otot.
Jika spondylolisthesis menyebabkan saraf terjepit dan bengkak, sehingga timbul gejala kesemutan atau mati rasa, maka dokter mungkin akan memberikan suntikan kortikosteroid pada saraf tulang belakang.
Operasi
Operasi tulang belakang dilakukan untuk mengembalikan tulang belakang ke posisi semula. Tindakan operasi biasanya dilakukan jika spondylolisthesis tidak membaik dengan metode penanganan lainnya, termasuk spinal cord stimulation, atau ketika pergeseran tulang sudah cukup parah dan menekan saraf tulang belakang.
Namun, sama seperti prosedur operasi lainnya, operasi tulang belakang juga berisiko menimbulkan komplikasi, seperti:
- Infeksi
- Penggumpalan darah di bagian tungkai (trombosis vena dalam)
- Kesulitan menahan buang air kecil (inkontinensia urine)
- Perdarahan
- Mual dan kejang, akibat efek samping obat bius yang digunakan selama operasi
Selain beberapa penanganan di atas, penderita spondylolisthesis juga umumnya akan disarankan untuk memperbanyak waktu istirahat, membatasi aktivitas fisik, tidak mengangkat benda yang berat, dan memberikan kompres hangat atau dingin pada punggung untuk meredakan nyeri.
Spondylolisthesis yang terdiagnosis sejak dini dan segera ditangani umumnya bisa sembuh tanpa operasi. Namun, jika sudah berat, kondisi ini sering kali perlu ditangani dengan operasi.
Oleh sebab itu, segera periksakan diri ke dokter jika Anda mengalami gejala spondylolisthesis seperti yang disebutkan di atas, agar kondisi ini dapat segera diobati sebelum bertambah parah dan menimbulkan komplikasi.