Ada kalimat yang sebaiknya tidak kamu ucapkan kepada pasangan. Meski kamu mungkin tidak menyadarinya, beberapa kalimat bisa saja melukai perasaaan pasanganmu dan bahkan bisa menimbulkan pertengkaran yang seharusnya tidak ada.
Dalam percakapan, kamu harus “menyaring” setiap kalimat yang diucapkan kepada pasangan, apalagi ketika sedang bertengkar atau berselisih paham. Secara tidak disadari, mulutmu bisa saja mengeluarkan kalimat-kalimat tertentu yang bisa melukai perasaannya karena terkesan menyepelekan atau mengabaikan apa yang ia rasakan.
Padahal, menjaga lisan dan perasaan pasangan menjadi hal yang penting dalam menjalin sebuah hubungan. Ini bisa menjadi bukti bahwa komunikasi yang terjalin berjalan dengan baik sehingga membuat hubungan menjadi lebih langgeng.
Tahan Diri Mengucapkan Kalimat Ini
Jika kamu masih bertanya-tanya mengenai kalimat apa yang bisa membuat hubunganmu dan pasangan merenggang, berikut ini adalah beberapa di antaranya:
1. “Kamu seharusnya tidak merasa begitu”
Kamu mungkin tidak berniat membuat pasangan merasa terpojok. Namun, kalimat di atas cenderung bersifat menghakimi dan membuat perasaan pasanganmu terkesan tidak penting.
Ini karena perasaan orang dalam menanggapi suatu hal bisa saja berbeda, sehingga kamu tidak bisa mengontrol apa yang sedang dirasakannya.
Jadi, saat ia mengekspresikan kesedihan, kecemasan, kemarahan, atau kekhawatiran, jangan hakimi ia dengan kalimat tersebut. Sebaiknya, dengarkan terlebih dahulu apa yang ia rasakan.
Setelah tenang, ajak ia untuk berdiskusi mengenai bagaimana seharusnya masalah tersebut dihadapi. Dengan begitu, kamu dan pasangan bisa berkembang bersama tanpa perlu menggurui, apalagi menghakimi.
2. “Kamu terlalu sensitif“
Jangan ucapkan ke pasangan bahwa dirinya terlalu sensitif ketika ia sedang kecewa, sedih, atau sedang berbeda pendapat denganmu. Soalnya, kata-kata tersebut hanya akan memperburuk keadaan karena bisa membuat kepribadiannya terasa terhakimi.
Lebih baik, coba pahami apa yang ia rasakan dan alami dari sudut pandangnya, bukan dari sudut pandangmu. Dengan begitu, kamu bisa memahaminya lebih jauh dan tahu apa yang perlu kamu lakukan pada situasi tersebut.
3. “Jangan menangis”
Saat pasangan menangis, kamu mungkin turut merasakan kesedihannya atau justru merasa canggung, malu, bahkan marah. Namun, jangan sampai terucap kalimat “jangan menangis!” kepadanya, ya. Kata-kata ini bisa membuat pasangan merasa emosinya tidakl pantas dirasakan dan harus segera dihentikan. Padahal, menangis adalah hal yang wajar.
Daripada meminta pasangan untuk tidak menangis, dengarkanlah keluhannya dan tawarkan bantuan yang sekiranya bisa membantu meredakan emosinya. Kalau merasa sulit dilakukan, kamu bisa berdiam saja sambil tetap fokus menemaninya. Cara ini bisa membuat pasanganmu tidak merasa sendiri, sehingga ia bisa jadi lebih tenang.
4. “Aku membencimu”
Saat merasa sakit hati, kesal, atau marah kepada pasangan, hindari mengucapkan kata “aku membencimu”. Kalimat ini mungkin hanya luapan kekesalanmu sementara, tapi bisa menyakiti perasaan pasangan karena “benci” adalah emosi yang sangat kuat. Jadi, semarah apa pun kamu kepada pasangan, hindari melontarkan kalimat ini, ya.
Jika kamu merasa frustasi dengan sikapnya, lebih baik sampaikan bahwa kamu tidak menyukai sikapnya dan bukan membenci orangnya. Dengan begitu, ketidaksukaanmu bisa tersampaikan dengan lebih spesifik tanpa menyakiti perasaan pasangan terlalu dalam karena pertengkaran yang sementara.
5. “Kalau kamu sayang aku, harusnya kamu melupakan masa lalumu”
Menerima seseorang itu berarti juga menerima masa lalunya. Hidup bersama bukan berarti pasangan harus menghapus semua masa lalunya. Justru masa lalu yang pernah dilalui olehnya telah membuat pasanganmu menjadi dewasa seperti sekarang.
Jadi, tidak perlu terus menerus memberi ultimatum, “Kalau kamu sayang, harusnya kamu tidak…”. Di sisi lain, kamu juga dapat mengutarakan keberatan jika merasa tidak nyaman dengan hal tertentu, misalnya jika ia berulang kali bercerita tentang mantan.
Coba deh, temukan keseimbangan agar kamu tidak terlalu mempermasalahkan masa lalu sekaligus membiarkannya nyaman bercerita. Intinya, hindari menciptakan masalah dari permasalahan yang sebenarnya tidak ada. Pahami bahwa masa lalu ada sebagai pengalaman untuk belajar dan memperbaiki diri.
Selain contoh-contoh di atas, tentu saja banyak hal yang juga perlu dipertimbangkan sebelum diucapkan atau memilih kalimat lain yang lebih halus dan sesuai konteks.
Ini berlaku juga saat kamu dan pasangan sedang bertengkar. Meski sedang emosi, hindari melontarkan kata-kata kasar atau melecehkan, karena hal ini bisa membuat pasangan merasa sakit hati dengan ucapanmu.
Menjaga Komunikasi dengan Pasangan
Meski ada beberapa kalimat yang sebaiknya dihindari untuk diucapkan kepada pasangan, bukan berarti kamu takut untuk mengungkapkan apa yang kamu rasakan. Soalnya, komunikasi harus tetap dijalin dengan baik agar hubungan yang sehat dapat terus terjalin.
Sikap terbuka harus ditumbuhkan agar pasangan bisa menjadi tempat berbagi cerita dan mencurahkan keluh kesah, sehingga ia bisa menjadi dirinya sendiri. Jadi, saling jujur terhadap kondisi masing-masing perlu dilakukan untuk memperkuat komitmen.
Oleh karena itu, mulai sekarang cobalah berlatih untuk saling mendengarkan dan menerima pernyataan satu sama lain, tanpa merasa perlu menghakimi. Sesungguhnya kemampuan untuk tidak menghakimi dimulai dari kemampuan menerima diri sendiri. Kalau kamu bisa menerima kekurangan diri, kamu akan lebih mudah menerima kekurangan pasanganmu.
Sudah tahu ’kan, kalimat-kalimat apa saja yang sebaiknya kamu hindari untuk diucapkan kepada pasangan? Jika kamu sudah melakukannya, tapi komunikasi yang terjalin tetap tidak baik, cobalah untuk mendiskusikannya dengan kepala dingin.
Apabila kamu sulit untuk mengungkapkan perasaan atau pendapatmu kepada pasangan, coba konsultasikan ke psikolog, terlebih jika apa yang kamu ungkapkan sering disalahartikan.