Stenirol adalah obat untuk meredakan peradangan dan reaksi alergi yang parah. Obat ini dapat digunakan untuk mengatasi radang sendi, psoriasis, asma, hingga multiple sclerosis. Stenirol mengandung bahan aktif methylprednisolone yang hanya bisa diperoleh setelah berkonsultasi dengan dokter.
Stenirol termasuk dalam kelompok obat kortikosteroid. Kandungan methylprednisolone di dalam obat ini bekerja dengan cara mengurangi zat di dalam tubuh yang menyebabkan peradangan. Ketika produksi zat pemicu peradangan berkurang, gejala peradangan, seperti bengkak, kemerahan, dan nyeri, lama-kelamaan akan mereda.
Selain mengobati peradangan, Stenirol juga merupakan obat yang memiliki efek imunosupresan sehingga dapat mengurangi respons sistem kekebalan tubuh yang berlebihan. Berkat cara kerja ini, Stenirol juga bisa dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit autoimun, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
Produk Stenirol
Terdapat 3 varian Stenirol tablet dalam dosis yang berbeda, yaitu:
- Stenirol 4 mg 10 Tablet, yang mengandung 4 mg methylprednisolone tiap tabletnya
- Stenirol 8 mg 10 Tablet, dengan kandungan 8 mg methylprednisolone tiap tabletnya
- Stenirol 16 mg 10 Tablet, yang per tabletnya mengandung 16 mg methylprednisolone
Apa Itu Stenirol
Bahan aktif | Methylprednisolone |
Golongan | Obat resep |
Kategori | Kortikosteroid |
Manfaat | Mengatasi peradangan |
Mengobati reaksi alergi sedang-berat | |
Menangani penyakit autoimun | |
Digunakan oleh | Dewasa dan anak-anak |
Stenirol untuk ibu hamil | Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin, tetapi belum ada studi terkontrol pada ibu hamil. |
Obat ini hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin. | |
Stenirol untuk ibu menyusui | Stenirol umumnya aman digunakan oleh ibu menyusui selama digunakan sesuai anjuran dokter. |
Bentuk obat | Tablet |
Peringatan sebelum Menggunakan Stenirol
Ada hal-hal yang harus Anda perhatikan sebelum menjalani pengobatan dengan Stenirol, yaitu:
- Beri tahu dokter mengenai riwayat alergi yang Anda miliki. Stenirol tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang alergi terhadap methylprednisolone.
- Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan Stenirol jika Anda sedang menderita penyakit infeksi tertentu, seperti infeksi jamur, tuberkulosis, cacingan, atau herpes.
- Informasikan kepada dokter jika Anda pernah atau sedang menderita penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal, penyakit liver, gangguan pembekuan darah, diabetes, tukak lambung, divertikulitis, atau myasthenia gravis, depresi, psikosis, atau kejang.
- Pastikan untuk memberi tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan Stenirol sebelum menjalani vaksinasi, operasi, atau prosedur medis apa pun.
- Hindari kontak erat dengan penderita infeksi yang mudah menular, seperti flu, cacar air, atau campak, jika Anda menjalani terapi jangka panjang dengan Stenirol. Kandungan methylprednisolone di dalam obat ini dapat membuat Anda mudah tertular infeksi.
- Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan Stenirol jika Anda sedang hamil, berencana untuk hamil, atau sedang menyusui.
- Hindari konsumsi minuman beralkohol selama menjalani pengobatan dengan Stenirol. Hal ini untuk mencegah terjadinya perdarahan saluran pencernaan.
- Konsultasikan dengan dokter perihal penggunaan Stenirol jika Anda sedang memakai obat lain, termasuk suplemen dan produk herbal. Tujuannya adalah agar terhindar dari efek interaksi yang berbahaya.
- Segera temui dokter jika Anda mengalami reaksi alergi obat atau efek samping serius setelah menggunakan Stenirol.
Dosis dan Aturan Pakai Stenirol
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan Stenirol untuk menangani peradangan dan reaksi alergi berdasarkan usia pasien:
- Dewasa: 4–48 mg per hari, sebagai dosis tunggal atau sebagai dosis terbagi ke dalam 3–4 kali minum per hari.
- Anak-anak: dosis ditentukan oleh dokter berdasarkan berat badan anak.
Cara Menggunakan Stenirol dengan Benar
Ikutilah anjuran dokter dan bacalah aturan pakai yang tertera pada kemasan obat sebelum menggunakan Stenirol. Jangan mengurangi atau menambah dosis tanpa persetujuan dokter.
Agar efek pengobatan maksimal, perhatikan panduan penggunaan Stenirol berikut:
- Minumlah Stenirol bersama makanan atau segera sesudah makan dengan bantuan air putih.
- Jika Anda lupa mengonsumsi Stenirol, segera minum obat ini begitu teringat. Namun, bila waktu minum obat berikutnya sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
- Jika Anda mengonsumsi Stenirol dalam jangka panjang (≥2 minggu), jangan menghentikan pengobatan tanpa arahan dari dokter. Jika memang konsumsi obat ini perlu dihentikan, dokter akan menurunkan dosis secara bertahap.
- Konsumsi Stenirol dalam jangka panjang perlu diikuti dengan pemeriksaan rutin sesuai dengan jadwal yang disarankan dokter. Hal ini agar kondisi Anda dan hasil terapi dapat terpantau dengan baik.
- Simpan Stenirol di tempat bersuhu ruangan dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung. Jauhkan obat ini dari jangkauan anak-anak.
Interaksi Stenirol dengan Obat Lain
Mengingat Stenirol mengandung methylprednisolone, ada interaksi yang mungkin terjadi jika obat ini dikonsumsi bersama obat lain. Efek interaksi obat yang dapat terjadi bisa berupa:
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan saluran cerna jika digunakan dengan obat NSAID
- Peningkatan risiko terjadinya efek samping Stenirol jika dikonsumsi bersama tacrolimus, ketoconazole, atau cimetidine
- Penurunan efektivitas Stenirol jika digunakan bersama rifampicin, phenytoin, atau phenobarbital
- Penurunan efektivitas obat antikolinesterase, seperti pyridostigmine, dalam mengobati myasthenia gravis
- Peningkatan risiko terjadinya perdarahan jika digunakan bersama antikoagulan, seperti warfarin
- Peningkatan terjadinya hipokalemia jika digunakan dengan diuretik
- Penurunan efektivitas dari obat isoniazid dalam mengatasi tuberkulosis
- Penurunan efektivitas vaksin hidup, seperti vaksin influenza atau vaksin BCG
Untuk mencegah terjadinya efek interaksi obat, diskusikan dengan dokter via chat, jika Anda berencana menggunakan Stenirol bersama obat, produk herbal, atau suplemen apa pun.
Efek Samping dan Bahaya Stenirol
Beberapa efek samping yang dapat timbul setelah menggunakan Stenirol adalah:
- Pusing
- Sakit kepala
- Mual dan muntah
- Nyeri ulu hati (heartburn)
- Nafsu makan bertambah
- Sulit tidur
- Kulit mudah memar atau menipis
- Keringat berlebih
- Muncul jerawat
Konsultasikan melalui Chat Bersama Dokter jika efek samping tersebut tidak kunjung membaik, atau malah memburuk. Dokter akan memberikan saran dan pengobatan untuk mengatasi efek samping tersebut.
Segera periksakan diri ke dokter jika muncul reaksi alergi obat atau efek samping berikut:
- Sesak napas, bahkan ketika beraktivitas ringan
- Luka yang tidak kunjung sembuh
- Berat badan naik drastis karena tubuh membengkak
- BAB berdarah, batuk berdarah, atau muntah yang berampas seperti serbuk kopi
- Gejala pankreatitis, seperti nyeri perut berat yang menjalar ke punggung, disertai mual muntah
- Perubahan perilaku atau depresi berat
- Kejang
- Gejala kekurangan kalium (hipokalemia), seperti detak jantung tidak teratur, tubuh terasa lemah, atau kram di kaki
- Gangguan penglihatan, seperti pandangan buram, nyeri pada mata, atau penyempitan lapang pandang (tunnel vision)