Stres pada remaja sering kali terabaikan karena dianggap sebagai hal yang wajar terjadi di masa pendewasaan. Padahal, jika diabaikan, stres bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mentalnya. Oleh karena itu, orang tua perlu mengenali tanda-tanda stres dan cara mengatasinya agar bisa membantu anak remaja mengelola stresnya. 

Stres merupakan respons alami tubuh terhadap tekanan dari situasi yang baru, menantang, atau berbahaya. Kondisi ini umum dirasakan oleh setiap orang, termasuk anak remaja. 

Stres pada Remaja, Ketahui Tanda dan Cara Mengatasinya - Alodokter

Stres pada remaja dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti banyaknya tugas sekolah, nilai ujian, khawatir tidak dapat masuk ke perguruan tinggi yang diinginkan, bullying, atau masalah keluarga di rumah.

Tanda Stres pada Remaja

Tanda stres pada remaja bisa berbeda-beda pada setiap anak. Meski demikian, sebagian besar anak remaja yang sedang stres akan menunjukkan tanda-tanda berikut ini:

1. Menjadi lebih sensitif

Anak remaja yang sedang mengalami stres biasanya akan terlihat lebih sensitif dan tidak mampu mengelola emosinya. Ia terkadang bisa tiba-tiba menangis, kesal, atau bahkan marah tanpa alasan yang jelas. 

Ia juga merasa dan mengatakan kalau tidak ada yang menyukainya serta apa yang dilakukannya selama ini tidak ada yang berjalan dengan baik.

2. Mengalami perubahan perilaku yang tidak wajar

Orang tua perlu mewaspadai ketika anak remaja tiba-tiba berperilaku tidak wajar, seperti sering terlihat gelisah dan cemas, mudah tersinggung, bersikap kasar, atau sering membantah. Ini karena bisa saja menjadi tanda bahwa ia sedang stres.

Tidak hanya itu, menarik diri dari lingkungan dan kehilangan minat untuk melakukan hal-hal yang disukai dan biasa dilakukan, seperti bermain dengan teman atau pergi ke sekolah, juga bisa menjadi tanda stres pada remaja.

3. Menurunnya prestasi akademik 

Ketika stres, anak remaja akan sulit untuk berkonsentrasi dan mudah terganggu di kelas, sehingga membuatnya kesulitan untuk belajar dan mengerjakan tugas sekolah. Akibatnya, prestasi akademiknya pun menjadi menurun.

4. Melakukan kebiasan buruk

Anak remaja yang sedang stres biasanya akan meluapkan emosinya dengan melakukan hal-hal buruk. Tanda stres pada remaja ini bisa berupa merokok, konsumsi minuman beralkohol, atau konsumsi obat-obatan terlarang.

5. Mengalami gangguan tidur dan makan

Melihat anak remaja suka begadang mungkin hal yang biasa. Namun, jika waktu tidurnya berubah cukup ekstrem, seperti susah tidur atau terlalu banyak tidur, bisa jadi ia sedang stres. 

Selain masalah pada tidur, tanda stres pada remaja juga bisa terlihat dari ia yang kerap mengalami gangguan makan, seperti tidak nafsu makan atau justru makan berlebihan hingga mempengaruhi berat badannya.

6. Mengeluh sakit fisik

Anak remaja yang sedang stres cenderung lebih sering sakit dan mengeluh sakit kepala, sakit perut, pusing, mual, dan nyeri pada otot-ototnya. Selain itu, mereka juga mungkin akan mengeluhkan jantungnya terasa berdebar-debar dan tubuhnya mudah berkeringat. 

Cara Mengatasi Stres pada Remaja

Jika Bunda atau Ayah melihat tanda stres seperti yang telah disebutkan sebelumnya pada anak remaja kalian, ada beberapa cara yang bisa Bunda dan Ayah lakukan untuk membantu mengatasi stres pada remaja, seperti: 

1. Temukan pemicu stres dan solusinya

Beberapa anak remaja biasanya sudah mengetahui apa saja yang menyebabkan ia stres. Nah, tugas Bunda dan Ayah disini adalah mendengarkan segala kekhawatiran dan perasaannya, lalu bantulah ia untuk mencari solusi terbaik untuk menangani stresnya tersebut. 

Misalnya, bila stres yang anak remaja Anda disebabkan oleh banyaknya kegiatan yang ia lakukan dalam sehari hingga tidak memiliki waktu luang untuk bermain, Anda bisa membantu ia dengan mengurangi kegiatannya dan menyusun jadwal kegiatan bersama. Dengan begitu, tingkat stresnya pun akan berkurang.

Namun, jika anak remaja Anda tidak mengetahui apa yang menyebabkan ia stres, Anda bisa melihat kemungkinan pemicunya. Caranya dengan membantunya mencatat semua hal yang ia lakukan dalam sehari. Dengan cara ini, ia bisa memikirkan bagaimana perasaannya tentang hal-hal tersebut. Setelah itu, Bunda dan Ayah bisa membantu mencari solusinya. 

2. Luangkan waktu bersama

Di sela-sela kesibukan Bunda dan Ayah, sebisa mungkin sempatkanlah waktu, setidaknya satu minggu sekali untuk melakukan quality time bersama anak remaja kalian. Ini berguna untuk mengurangi stres pada remaja dan menjaga hubungan kalian tetap erat.

Quality time bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan mengunjungi taman hiburan, menonton pertandingan olahraga atau konser yang ia suka, atau memasak bersama di rumah

3. Ajarkan teknik latihan pernapasan

Latihan pernapasan diketahui mampu merelaksasikan tubuh dan menurunkan kadar hormon kortisol yang erat kaitannya dengan stres. Dengan begitu, stres pun akan teratasi. 

Nah, teknik latihan pernapasan yang umum digunakan untuk meredakan stres dan bisa diajarkan kepada anak remaja kalian adalah box breathing. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk melakukannya:

  • Tarik napas secara perlahan selama 4 detik.
  • Tahan napas selama 4 detik.
  • Keluarkan napas secara perlahan melalui mulut atau hidung selama 4 detik. 
  • Tahan napas selama 4 detik tanpa menghirup napas.
  • Lalu minta anak remaja Anda untuk mengulangi langkah di atas hingga beberapa kali.

4. Ajak anak untuk berolahraga

Berolahraga diketahui bisa menurunkan kadar hormon stres di dalam tubuh, seperti adrenalin dan kortisol, serta memicu produksi hormon endorfin, yaitu hormon yang dapat memperbaiki mood dan mengurangi stres.

Untuk mengatasi stres pada remaja, ajaklah anak remaja Bunda dan Ayah untuk berolahraga secara rutin, setidaknya 30 menit, sebanyak 3 kali dalam seminggu. Pilihlah jenis olahraga yang anak remaja Bunda dan Ayah sukai agar ia lebih semangat untuk melakukannya. 

Dengan mengetahui tanda-tanda stres pada remaja di atas, diharapkan Bunda dan Ayah menjadi lebih jeli terhadap perubahan yang anak remaja Anda alami. Jangan tunda untuk melakukan cara-cara mengatasi stres pada remaja di atas agar stres dapat dikelola dengan baik dan tidak berkembang menjadi masalah kesehatan serius.

Dalam membantu anak remaja mengelola stresnya, Bunda dan Ayah juga bisa berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater melalui Chat Bersama Dokter untuk memastikan bahwa anak mendapatkan perawatan yang sesuai. Konsultasi ke dokter juga dianjurkan apabila stres pada remaja sudah cukup berat hingga mengarah ke percobaan bunuh diri.