Stress eating adalah keinginan untuk makan saat stres walau sebenarnya tidak lapar. Pada sebagian orang, makan merupakan salah satu cara meredakan stres. Meski kelihatannya tidak berbahaya, stress eating bisa menimbulkan masalah pada kesehatan, apalagi jika sudah menyebabkan obesitas.
Saat sedang stres, tubuh akan mengeluarkan hormon stres yang bernama kortisol. Ketika jumlah hormon ini meningkat, tubuh akan mengalami berbagai efek yang salah satunya adalah peningkatan nafsu makan dan rasa lapar.
Selain itu, sebagian orang juga memang ada yang tanpa sadar menjadikan kebiasaan makan berlebih sebagai respons psikologis terhadap stres.
Nah, pada orang yang memiliki kebiasaan stress eating, kedua hal tersebut akan mendorong mereka untuk makan berlebihan ketika sedang menghadapi stres atau emosi tertentu, seperti marah, kecewa, dan sedih.
Jenis makanan yang dipilih pun biasanya tidak diperhatikan asupan kalori dan gizinya, misalnya gorengan, kue, makanan siap saji, hingga makanan kemasan atau olahan.
Bahaya Stress Eating dan Tanda-Tandanya
Jika dibiarkan terlalu sering, kebiasaan ini bisa membuat tubuh mendapatkan terlalu banyak kalori, sehingga berat badan pun sulit terkontrol. Tak hanya itu, pola makan yang tidak sehat karena stress eating juga bisa meningkatkan risiko terjadinya berbagai penyakit, seperti obesitas, diabetes, dan hipertensi.
Berikut adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa Anda mengalami stres eating:
- Merasa ingin makan walau tidak lapar, terutama saat sedang cemas, stres, atau banyak beban pikiran
- Menginginkan makanan tertentu saat sedang stres, misalnya selalu ingin makan cokelat atau es krim saat sedang merasa tertekan.
- Merasa ingin makan karena tidak ada hal lain yang bisa dilakukan
- Merasa bahwa makan bisa membuat perasaan menjadi lebih baik
Pada sebagian orang, stress eating juga bisa jadi pemicu gangguan makan yang disebut binge eating disorder. Saat seseorang mengalami obesitas atau kegemukan karena gangguan makan berlebihan, mereka juga bisa berisiko mengalami perundungan atau fat shaming.
Cara Mengatasi Stress Eating
Bila Anda punya kecenderungan stress eating, cobalah untuk menghentikan kebiasaan ini sebelum muncul gangguan kesehatan. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi stress eating, yaitu:
1. Temukan pemicu stres dan solusinya
Untuk mengatasi stress eating, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mengenal pemicu stres yang dialami. Jika perlu, cobalah mencatat apa saja penyebab stres tersebut dan hal apa yang kerap dilakukan selama stres, termasuk makanan apa yang selama ini sering dikonsumsi saat sedang stress eating.
Setelah mengetahui pemicu stres, Anda bisa mulai mencari solusinya. Misalnya, bila stres yang Anda alami disebabkan oleh masalah dengan pasangan, Anda bisa coba menceritakan masalah tersebut kepada orang-orang yang Anda percayai atau komunikasikan dengan pasangan. Dengan begitu, tingkat stres Anda bisa menurun dan stress eating bisa dihindari.
2. Konsumsi makanan bergizi
Alih-alih mengonsumsi makanan yang tidak sehat, seperti makanan manis dan berlemak, cobalah untuk mengonsumsi makanan yang padat nutrisi dan rendah kalori saat stress eating sedang melanda.
Jika selama ini makanan yang dikonsumsi kurang sehat, cobalah memilih makanan yang lebih bergizi, misalnya makanan tinggi serat, protein, dan lemak sehat, seperti kacang-kacangan, buah-buahan, yoghurt, atau telur. Makanlah dalam porsi sedikit pelan-pelan dan tunggu hingga tubuh merasa kenyang, agar asupan kalori yang masuk tidak berlebihan.
3. Tetapkan jadwal makan
Anda juga perlu menetapkan jadwal makan untuk mengatasi stress eating, misalnya konsumsi makanan utama 3 kali sehari diselingi dengan 2 kali camilan. Bila sudah ditetapkan, usahakan untuk terus menaati jadwal makan tersebut, termasuk bila Anda sedang stres.
Lama-kelamaan Anda akan terbiasa untuk makan hanya pada waktunya, sehingga nafsu makan bisa lebih terkontrol dan dorongan untuk stress eating juga bisa dikurangi.
4. Olahraga
Berolahraga bisa menurunkan kadar hormon stres di dalam tubuh, seperti kortisol dan adrenalin. Selain itu, olahraga juga bisa memicu produksi hormon endorfin, yakni hormon yang memperbaiki mood dan mengatasi stres.
Oleh sebab itu, bila Anda berolahraga dengan rutin, stres yang Anda alami bisa terkelola dengan baik dan Anda bisa terhindar dari risiko stress eating. Olahraga juga penting untuk mencegah penumpukan kalori berlebih yang akan menyebabkan peningkatan berat badan.
Selain beberapa cara di atas, Anda juga bisa mencoba melakukan teknik relaksasi, seperti meditasi, mendengarkan musik, atau bermain game sejenak ketika stres.
Hindari juga menonton acara kuliner atau melihat foto makanan yang dapat menggugah selera, karena hal ini bisa mendorong untuk kembali melakukan kebiasaan stress eating.
Apabila Anda kesulitan untuk menghentikan stress eating atau sudah mengalami gangguan kesehatan karena kebiasaan ini, seperti obesitas atau diabetes, berkonsultasilah dengan dokter atau psikolog guna menemukan cara terbaik untuk mengatasinya.