Penyebab bayi sungsang memang belum diketahui secara pasti. Meski demikian, ada sejumlah faktor yang bisa menjadi alasan kondisi ini terjadi. Salah satunya adalah volume air ketuban yang terlalu banyak atau sedikit.
Bayi sungsang merupakan kondisi ketika posisi kepala bayi dalam rahim berada di atas dan bokong/kaki berada di bawah pada usia kehamilan lebih dari 35 minggu. Kondisi ini bisa diketahui melalui pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Ragam Faktor Penyebab Bayi Sungsang
Di usia kehamilan yang lebih muda, kepala bayi memang umumnya masih berada di atas. Pada masa ini, bayi masih memiliki tubuh yang kecil sehingga memungkinkan untuk bergerak lebih leluasa di dalam rahim.
Seiring bertambahnya usia kehamilan, posisi kepala bayi bisa berubah perlahan-lahan menuju ke jalan lahir dan bertahan di sana. Hal inilah yang menyebabkan bayi prematur lebih berisiko mengalami posisi sungsang. Bayi sungsang masih bisa dilahirkan dengan normal. Namun, pada kasus tertentu, ibu yang hamil bayi sungsang mungkin akan lebih dianjurkan untuk menjalani operasi caesar
Selain prematuritas, ada beragam faktor lain yang bisa menjadi penyebab bayi sungsang, yaitu:
1. Volume air ketuban
Jika air ketuban terlalu banyak (polihidramnion), bayi masih bisa bergerak leluasa dalam rahim walaupun ukuran tubuhnya sudah cukup besar. Sebaliknya, jika air ketuban terlalu sedikit (oligohidramnios), bayi akan kesulitan untuk bergerak atau berputar.
2. Kehamilan bayi kembar
Meski memiliki bayi kembar menjadi impian banyak orang, mengandung bayi kembar akan meninggikan risiko sungsang. Hal ini disebabkan ruangan rahim menjadi lebih sempit karena kehadiran dua (atau lebih) bayi sekaligus. Jika ruangan rahim sempit, otomatis bayi lebih sulit untuk bergerak.
3. Plasenta previa
Penyebab bayi sungsang lainnya adalah plasenta previa. Ini adalah kondisi plasenta atau ari-ari berada di bagian bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir. Posisi plasenta seperti ini akan membuat kepala bayi sulit mengarah ke jalan lahir.
Ada banyak hal yang meningkatkan risiko seorang ibu mengalami plasenta previa, di antaranya adalah jika ia memiliki riwayat operasi pada rahim atau jika ia berumur lebih dari 35 tahun.
4. Adanya kelainan atau komplikasi
Jika ibu hamil memiliki rahim yang berbentuk tidak normal, seperti uterus berbentuk hati (bicornuate uterus) atau komplikasi lain, seperti fibroid, risiko bayi sungsang menjadi lebih tinggi dan sulit untuk lahir secara normal.
Ragam Posisi dan Cara Penanganan Bayi Sungsang
Ada tiga jenis posisi bayi sungsang, yaitu presentasi bokong (frank breech), presentasi bokong-kaki (complete breech), dan presentasi kaki (footling breech). Berikut adalah penjelasannya:
- Frank breech adalah sungsang dengan posisi bokong bayi mendekati jalan lahir. Kondisi tungkai bayi sejajar dengan badan dan kaki terletak dekat kepala.
- Complete breech adalah sungsang dengan posisi bokong dan kedua kaki bayi menghadap ke jalan lahir dengan lutut tertekuk (seperti posisi memeluk lutut).
- Footling breech adalah sungsang dengan posisi salah satu kaki bayi terletak di bawah bokong. Saat proses persalinan, kaki inilah yang lebih dulu keluar sebelum tubuh bayi.
Sebenarnya, ada cara-cara yang bisa dilakukan untuk menurunkan kepala bayi ke arah jalan lahir secara alami. Bila cara tersebut tidak berhasil, dapat dilakukan tindakan medis untuk memperbaiki posisi janin, yaitu external cephalic version (ECV).
ECV dapat dilakukan untuk memperbaiki ragam posisi sungsang. Metode ini harus dilakukan oleh bidan atau dokter kandungan. ECV dilakukan dengan cara memutar posisi bayi dalam kandungan melalui pijatan atau penekanan pada permukaan perut ibu hamil.
Jika metode ECV tidak berhasil, proses persalinan akan dilakukan melalui operasi caesar. Selain itu, metode ECV juga tidak boleh dilakukan pada ibu yang hamil kembar atau memiliki kelainan pada plasenta dan rahim.
Metode caesar merupakan langkah paling aman bila ECV tidak boleh dilakukan dan janin masih berada pada posisi sungsang saat mendekati waktu lahir. Terlebih lagi bila terdapat gangguan seperti lilitan tali pusat. Bila seperti ini, biasanya operasi caesar akan disiapkan dari jauh hari ketika diagnosis sungsang sudah ditetapkan.
Posisi bayi sungsang memang membawa cukup banyak risiko, baik untuk bayi itu sendiri maupun ibunya. Namun, risiko ini bisa diminimalkan dengan persiapan yang baik. Oleh karena itu, Bumil disarankan untuk memeriksakan diri ke dokter kandungan secara berkala untuk memantau kondisi dan posisi Si Kecil, sehingga penyebab bayi sungsang tidak terjadi.