Syok hipovolemik adalah kondisi gawat darurat akibat hilangnya darah atau cairan tubuh dalam jumlah besar, sehingga jantung tidak bisa memompa cukup darah ke seluruh tubuh. Kondisi ini harus segera ditangani guna mencegah kerusakan organ yang bisa berdampak kematian.
Syok hipovolemik umumnya disebabkan oleh perdarahan hebat akibat kondisi tertentu. Syok hipovolemik juga dapat terjadi pada beberapa kondisi yang menimbulkan dehidrasi berat, seperti diare dan muntah yang banyak.
Syok hipovolemik ditandai dengan penurunan tekanan darah, penurunan suhu tubuh, dan denyut nadi yang terasa cepat tetapi lemah.
Penyebab Syok Hipovolemik
Darah memiliki beragam fungsi bagi tubuh, yakni untuk membantu mengedarkan oksigen dan nutrisi ke berbagai organ tubuh. Darah juga berfungsi untuk menjaga kestabilan suhu tubuh dan membentuk gumpalan darah saat terjadi perdarahan.
Syok hipovolemik terjadi ketika jantung tidak dapat mengalirkan darah ke seluruh tubuh akibat kehilangan lebih dari 15% volume darah atau cairan. Akibatnya, organ tidak mendapatkan cukup oksigen. Kondisi ini bisa berujung pada kegagalan fungsi organ.
Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan perdarahan dan memicu terjadinya syok hipovolemik adalah:
- Luka robek yang luas
- Patah tulang
- Robek atau pecahnya aneurisma aorta
- Perdarahan pascamelahirkan
- Pecah atau rupturnya kehamilan ektopik
- Perdarahan dalam rongga dada (hemothorax)
- Solusio plasenta
- Cedera yang merusak organ, seperti hati, limpa, atau ginjal
- Perdarahan saluran pencernaan
Selain karena perdarahan, tubuh juga dapat mengalami syok hipovolemik akibat kehilangan terlalu banyak cairan tubuh. Penyebabnya antara lain:
- Diare atau muntah yang terus-menerus
- Luka bakar yang luas
- Keringat yang berlebihan
Faktor risiko syok hipovolemik
Syok hipovolemik berisiko terjadi pada penderita penyakit atau kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan, antara lain:
- Penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti aneurisma aorta
- Gangguan pada saluran percernaan, seperti ulkus duodenum
Selain itu, cedera akibat kecelakaan berkendara, jatuh dari ketinggian, dan tertusuk benda tajam, juga berisiko menimbulkan perdarahan yang bisa memicu terjadinya syok hipovolemik.
Gejala Syok Hipovolemik
Saat mengalami syok hipovolemik, jantung tidak mampu memompa darah dalam jumlah yang cukup ke seluruh tubuh. Akibatnya, akan muncul sejumlah keluhan dan gejala berikut:
- Tubuh terasa lemas
- Tekanan darah menurun (hipotensi)
- Keringat dingin, terutama pada telapak tangan dan kaki
- Jarang buang air kecil atau tidak buang air kecil sama sekali
- Denyut nadi cepat, tetapi terasa lemah
- Jantung berdebar
- Napas cepat
- Kulit terlihat pucat
- Suhu tubuh menurun
- Cemas atau gelisah
- Linglung
- Pingsan atau penurunan kesadaran
Kemunculan tanda dan gejala syok hipovolemik biasanya akan tergantung pada usia penderita, riwayat kesehatan dan penyakit, penyebab yang mendasarinya, seberapa cepat tubuh kehilangan darah atau cairan, serta seberapa parah perdarahan yang terjadi.
Kapan harus ke dokter
Segera hubungi layanan ambulans ke nomor 119 atau cari pertolongan ke dokter atau IGD rumah sakit terdekat jika Anda menemukan seseorang yang cedera, mengalami perdarahan hebat, atau mengalami kondisi lain yang bisa menyebabkan syok hipovolemik, seperti diare atau muntah yang terjadi secara terus-menerus.
Diagnosis Syok Hipovolemik
Ketika pasien datang dengan penurunan atau kehilangan kesadaran, dokter akan segera memeriksa frekuensi napas, tekanan darah, denyut nadi, dan suhu tubuh. Tidak hanya itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik guna melihat ada tidaknya halangan di saluran pernapasan.
Sembari melakukan pemeriksaan, dokter akan memberikan penanganan awal berupa resusitasi cairan untuk menstabilkan kondisi pasien. Dokter juga akan bertanya pada orang yang membawa pasien ke rumah sakit terkait kejadian yang dialami pasien.
Setelah pasien stabil, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan penyebab syok hipovelemik. Beberapa pemeriksaan yang akan dilakukan adalah:
- Tes darah lengkap, untuk memastikan jumlah darah yang berkurang
- Tes kimia darah, untuk memeriksa fungsi ginjal dan otot jantung
- Endoskopi, untuk memeriksa saluran pencernaan dan memastikan ada tidaknya perdarahan yang bersumber dari saluran pencernaan
- Pemindaian dengan foto Rontgen, USG, atau CT scan, untuk memeriksa area yang dicurigai mengalami perdarahan
Syok hipovolemik juga bisa disebabkan oleh perdarahan yang terjadi di dalam tubuh, contohnya yakni akibat kondisi pecah atau rupturnya kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan). Pada kasus ini, dokter biasanya akan melakukan tes kehamilan untuk memastikannya.
Pengobatan Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik merupakan kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan segera. Jika Anda menemukan atau berada di sekitar orang yang mengalami perdarahan akibat cedera, segera hubungi ambulans atau minta bantuan orang di sekitar untuk menghubungi fasilitas kesehatan terdekat.
Sembari menunggu, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan, yaitu:
Pertolongan pertama
Sambil menunggu ambulans atau sebelum membawa penderita ke IGD, pertolongan pertama yang perlu dilakukan meliputi:
- Posisikan tubuh penderita di permukaan yang rata dan angkat kaki sekitar 30 cm, sehingga posisi kepala lebih rendah daripada kaki.
- Jangan ubah posisi penderita jika terdapat cedera di kepala, leher, punggung, atau kaki, kecuali penderita dalam bahaya, misalnya dekat dengan benda yang mudah meledak.
- Jangan memberikan cairan apa pun ke dalam mulut penderita dan jangan mencabut benda apa pun yang menancap di tubuh penderita, misalnya pisau atau pecahan kaca.
- Tekan titik perdarahan menggunakan kain atau handuk dan buat ikatan kencang menggunakan kain atau handuk tersebut pada area tersebut untuk meminimalkan volume darah yang terbuang.
- Buat suhu tubuh penderita tetap hangat untuk mencegah hipotermia, misalnya dengan menyelimutinya.
- Stabilkan bagian leher sebelum memindahkan penderita ke dalam ambulans atau alat transportasi lain, jika ada cedera di leher atau kepala.
Pertolongan lanjutan
Setelah penderita di IGD, petugas medis akan melakukan pertolongan lanjutan yang meliputi:
- Pemberian oksigen tambahan atau pemasangan alat bantu napas, untuk menangani gangguan pernapasan pada pasien
- Pemberian cairan infus atau transfusi darah, untuk mengembalikan volume cairan dan darah pasien ke kadar normal
- Operasi darurat, untuk menghentikan perdarahan yang terjadi di luar atau di dalam tubuh
- Pemberian obat-obatan berupa dobutamin, dopamine, epinephrine, atau norepinephrine, untuk meningkatkan kemampuan jantung dalam memompa darah
Komplikasi Syok Hipovolemik
Kurangnya darah dan cairan di dalam tubuh akibat syok hipovolemik dapat menyebabkan komplikasi berikut:
- Kerusakan organ, seperti ginjal atau otak
- Penurunan kadar oksigen dalam sel-sel tubuh (hipoksia)
- Gangrene (kematian jaringan) pada lengan dan tungkai
- Serangan jantung
- Kematian
Pencegahan Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik dapat dicegah bila hal yang menyebabkan perdarahan parah atau berkurangnya cairan tubuh segera ditangani. Berikut ini beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya syok hipovolemik:
- Penuhi kebutuhan cairan tubuh guna mencegah dehidrasi akibat muntah atau diare.
- Gunakan helm, sabuk pengaman, atau alat keselamatan lain saat berkendara atau melakukan aktivitas yang berisiko menimbulkan cedera.
- Periksakan diri ke dokter jika mengalami gangguan pada sistem pencernaan, seperti diare, sakit maag, atau BAB berdarah.
- Jaga kesehatan jantung dan pembuluh darah dengan melakukan kontrol secara teratur ke dokter jika Anda memiliki penyakit jantung.
- Lakukan pemeriksaan kesehatan (medical check up) guna mendeteksi penyakit atau kondisi yang berisiko menyebabkan syok hipovolemik.