Salah satu fakta ikan buntal yang paling dikenal adalah beracun. Bahkan, racun pada ikan yang juga disebut ikan fugu ini tergolong ke dalam salah satu jenis racun alami yang paling mematikan di dunia. Tidak hanya beracun, masih banyak fakta seputar ikan buntal lain yang perlu Anda ketahui.
Ikan buntal (pufferfish) sering kali digunakan sebagai bahan makanan dalam masakan Jepang, seperti sushi atau sashimi. Namun, karena kandungan racun tetrodotoksin di dalamnya, tidak semua orang bisa mengolah ikan unik ini menjadi hidangan yang lezat.
Fakta Ikan Buntal yang Perlu Diketahui
Sebelum mengolah atau mengonsumsi ikan buntal, Anda dianjurkan untuk memperhatikan terlebih dahulu fakta ikan buntal berikut ini:
1. Sangat beracun
Fakta ikan buntal yang pertama adalah beracun. Ikat buntal mengandung racun tetrodotoksin yang dapat menyerang sistem saraf dan sangat mematikan. Racun ini bahkan diketahui lebih mematikan daripada sianida.
Mengonsumsi sekitar 1–4 miligram racun tetrodotoksin murni saja sudah berakibat fatal bagi manusia. Keracunan ikan buntal ini dapat menimbulkan gejala, seperti mati rasa pada mulut, mual, dan muntah.
Di Jepang, sebagian kasus keracunan makanan diketahui berasal dari konsumsi ikan buntal. Bahkan, beberapa kasus di antaranya berujung kematian.
2. Harus dibersihkan secara hati-hati sebelum dikonsumsi
Racun tetrodotoksin tersimpan di dalam hati, kelenjar kelamin, dan kulit ikan buntal. Agar ikan buntal aman dikonsumsi, organ-organ yang mengandung racun tersebut harus dibuang dengan teknik khusus supaya daging ikan tidak terkontaminasi.
Oleh karena itu, ikan buntal umumnya tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi di rumah. Ikan ini boleh disajikan di restoran khusus oleh koki yang memiliki keahlian dalam mengolah ikan buntal.
3. Racun tidak hilang walau dimasak
Fakta ikan buntal selanjutnya adalah racun tetrodotoksin yang terkandung di dalamnya tidak akan hilang walau telah dimasak atau dibekukan. Jika tidak diolah dengan benar, racun dari organ tubuh ikan buntal bisa menyebar dan terserap ke dalam dagingnya.
Inilah sebabnya diperlukan koki atau ahli masak terlatih untuk membersihkan dan mengolah ikan buntal menjadi hidangan yang aman dikonsumsi.
Gejala Keracunan Ikan Buntal
Saat seseorang mengalami keracunan ikan buntal, ada 4 tahapan gejala yang bisa dialaminya, yaitu:
Tahap 1
Gejala keracunan ikan buntal tahap 1 adalah area di sekitar mulut terasa kebas atau mati rasa. Gejala ini dapat disertai dengan gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, sakit perut, atau diare. Gejala ini biasanya muncul 10–45 menit setelah mengonsumsi ikan buntal.
Tahap 2
Gejala keracunan ikan buntal selanjutnya adalah mati rasa di bagian wajah, tidak jelas saat berbicara atau cadel, kehilangan keseimbangan, dan tubuh terasa lemah atau tidak bisa bergerak.
Tahap 3
Pada tahap ini, keracunan ikan buntal akan membuat tubuh menjadi lumpuh atau tidak bisa digerakkan sama sekali, tidak bisa bicara, gagal napas, dan pupil mata membesar.
Tahap 4
Tahap terakhir dari gejala keracunan ikan buntal adalah gagal napas parah, kadar oksigen di dalam tubuh berkurang (hipoksia), jantung berdetak lebih lambat dari biasanya (bradikardia), penurunan tekanan darah (hipotensi), gangguan irama jantung, dan penurunan kesadaran.
Gejala keracunan ikan buntal bisa muncul dalam hitungan 20 menit hingga 3 jam setelah racun ikan buntal masuk ke dalam tubuh. Dalam beberapa kasus, gejala keracunan bahkan baru muncul setelah 20 jam mengonsumsi ikan buntal.
Jika tidak mendapatkan penanganan secepatnya, orang yang mengalami keracunan makanan akibat tetrodotoksin bisa mengalami kematian dalam jangka waktu sekitar 4–6 jam setelah mengonsumsi ikan buntal.
Mengatasi Keracunan Ikan Buntal
Hingga saat ini, belum ditemukan obat untuk mengatasi keracunan tetrodotoksin akibat konsumsi ikan buntal. Namun yang pasti, orang yang mengalami keracunan ikan buntal harus segera mendapatkan pertolongan medis di rumah sakit.
Di rumah sakit, dokter akan melakukan beberapa prosedur berikut ini kepada pasien yang mengalami keracunan ikan buntal:
- Memberikan oksigen melalui alat bantu napas, misalnya ventilator, jika pasien tidak dapat bernapas spontan
- Melakukan prosedur pengosongan lambung untuk mengeluarkan racun ikan buntal dari dalam tubuh
- Memberikan tablet atau cairan arang aktif untuk membersihkan lambung
- Melakukan cuci darah, terutama jika pasien memiliki penyakit ginjal
Setelah mengetahui beberapa fakta ikan buntal di atas, disarankan untuk mengonsumsi hidangan ini di restoran yang memiliki izin pengolahan ikan buntal, agar keamanannya tetap terjaga.
Namun, jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi ikan buntal, segera pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan yang tepat dari dokter. Semakin cepat penanganan dilakukan, semakin besar pula peluang untuk sembuh.