Luka bernanah dapat terjadi akibat infeksi bakteri Staphylococcus aureus atau Streptococcus pyogenes. Luka bernanah tidak boleh dibiarkan tanpa penanganan karena bisa menghambat proses pemulihan dan bahkan memperparah luka.
Luka bernanah bisa dikenali dengan keluarnya cairan berwarna kuning, putih kekuningan, ataupun kecokelatan. Cairan nanah biasanya terdiri dari sel darah putih, bakteri yang masih hidup atau sudah mati, dan jaringan luka. Munculnya nanah pada luka normal terjadi sebagai respon tubuh terhadap infeksi.
Kondisi Luka yang Rentan untuk Bernanah
Setiap luka terbuka pada dasarnya bisa menjadi luka bernanah, apalagi jika tidak dirawat dengan tepat. Contohnya, luka bekas sayatan operasi yang terbentuk oleh tindakan medis yang steril bisa bernanah jika kebersihannya tidak terjaga dengan baik.
Risiko terjadinya luka bernanah akan semakin tinggi jika luka disebabkan oleh tusukan benda asing yang kotor atau gigitan hewan. Selain itu, luka bernanah juga lebih mungkin dialami oleh orang yang memiliki kondisi berikut:
- Aktif merokok
- Memiliki riwayat medis tertentu, seperti obesitas, diabetes, HIV/AIDS, dan kanker
- Mengonsumsi obat kortikosteroid
- Berusia lebih dari 65 tahun
Tanda-Tanda Luka Bernanah yang Harus Diwaspadai
Nanah bukan satu-satunya tanda dari infeksi. Biasanya, luka bernanah akan disertai dengan gejala atau tanda lain, seperti:
- Luka berbau tidak sedap
- Kulit di sekitar luka menjadi kemerahan
- Luka bertambah besar
- Luka terasa lebih sakit ketika disentuh
- Luka membengkak
- Demam tinggi
Tanda-tanda luka bernanah di atas tidak boleh disepelekan karena bisa berkembang menjadi komplikasi serius, seperti abses, impetigo, tetanus, sepsis, dan necrotizing fasciitis (infeksi kulit langka).
Merawat Luka Bernanah di Rumah
Jika luka bernanah yang Anda alami masih berukuran kecil dan belum terlalu parah, Anda bisa melakukan perawatan di rumah untuk menghilangkan cairan nanah sekaligus mempercepat proses pemulihan luka.
Berikut adalah cara merawat luka bernanah yang bisa Anda lakukan di rumah:
1. Kompres luka dengan kompres hangat
Merawat luka benanah di rumah yang pertama adalah dengan memberikan kompres air hangat. Kompres ini dapat membantu menghilangkan cairan nanah dan mempercepat proses pengeringan luka.
Agar Anda mendapat hasil yang maksimal, kompreslah luka bernanah minimal 3 kali sehari selama 10 menit. Hindari mengompres luka terlalu sering karena bisa membuat luka menjadi lembap.
2. Jaga luka tetap kering
Setelah Anda mengompres luka bernanah, keringkan luka dengan kasa steril atau handuk bersih. Tujuannya agar area luka tidak menjadi lembap dan memudahkan bakteri untuk berkembang biak.
3. Oleskan petroleum jelly
Untuk mempercepat proses penyembuhan luka bernanah, Anda dapat mengoleskan petroleum jelly pada luka. Selain mempercepat proses penyembuhan luka, mengoleskan petroleum jelly juga bisa mencegah terbentuknya jaringan parut.
4. Hindari mengeluarkan nanah secara paksa
Mengeluarkan nanah secara paksa hanya akan membuat luka bertambah parah dan dalam. Oleh karena itu, hindari mengeluarkan atau memencet nanah secara paksa agar luka bisa segera pulih.
Jika perawatan mandiri di atas tidak membuat luka bernanah membaik, atau justru menjadi semakin parah, konsultasikan segera dengan dokter. Dokter akan meresepkan obat luka bernanah berupa obat antibiotik untuk mencegah infeksi pada luka bernanah bertambah parah.
Selain itu, dokter juga akan meresepkan obat pereda nyeri, seperti ibuprofen, untuk meringankan nyeri dan bengkak yang mungkin Anda alami. Sementara itu, pada luka bernanah yang cukup parah, dokter akan melakukan operasi kecil untuk mengeluarkan cairan tersebut.
Luka bernanah harus ditangani dengan tepat agar luka dapat kering dan sembuh dengan sempurna, sehingga risiko terjadinya komplikasi dapat dihindari. Jika Anda menderita kondisi medis tertentu, seperti penyakit diabetes atau sedang hamil, sebaiknya periksakan diri ke dokter saat mengalami luka bernanah guna mendapatkan penanganan yang sesuai.