Tunarungu adalah kondisi di mana fungsi pendengaran seseorang terganggu. Kondisi ini bisa berlangsung hanya sementara atau permanen. Untuk berkomunikasi dengan penyandang tunarungu, diperlukan komunikasi khusus agar maksud pembicaraan bisa tersampaikan dengan baik.
Terdapat dua jenis gangguan pendengaran yang membuat seseorang menjadi tunarungu, yaitu bersifat bawaan (sudah ada sejak lahir) dan terjadi setelah lahir.
Tunarungu bawaan bisa disebabkan oleh mutasi genetik, keturunan dari orang tua, atau terpapar penyakit ketika masih di dalam kandungan. Sementara itu, tunarungu yang terjadi setelah lahir biasanya disebabkan oleh paparan suara keras dalam jangka panjang, usia, cedera, dan penyakit tertentu, misalnya infeksi.
Alat Bantu Dengar untuk Tunarungu
Fungsi pendengaran penyandang tunarungu dapat terbantu berkat penggunaan alat bantu dengar. Alat bantu ini dapat berupa implan koklea yang ditanamkan pada telinga melalui pembedahan atau alat bantu dengar yang bisa dipasang dan dilepas sesuai keinginan.
Selain itu, perangkat pengeras suara juga dapat dipasang di alat elektronik, seperti TV, telepon, atau radio, agar penderita gangguan pendengaran juga dapat menikmati acara dan berinteraksi.
Cara Berkomunikasi dengan Penyandang Tunarungu
Berkomunikasi dengan seorang tunarungu sebenarnya tidak sulit, Anda hanya perlu mempelajari caranya dan sedikit bersabar. Berikut ini adalah cara yang dapat Anda lakukan untuk berkomunikasi dengan penyandang tunarungu:
1. Cari perhatian
Penting untuk mendapatkan perhatiannya jika Anda berniat untuk berkomunikasi dengan seorang tunarungu. Sentuh atau tepuk pundaknya untuk memberi isyarat.
2. Cari tempat yang tenang
Jika memungkinkan, pindah ke tempat yang sunyi atau kecilkan sumber suara yang ada di dekat Anda.
3. Sejajarkan posisi wajah
Saat akan mulai berkomunikasi, sejajarkan mata Anda dengan dirinya. Pastikan Anda tidak berada terlalu dekat dengannya agar dia dapat melihat semua bahasa tubuh Anda. Pastikan juga agar lokasi pembicaraan cukup terang.
4. Kontak mata
Selama berbicara dengan penyandang tunarungu, jangan lepaskan kontak mata dan fokus Anda dari dirinya. Lepaskan media penghalang apa pun yang bisa mengganggu jalinan komunikasi, seperti masker atau kacamata hitam.
5. Gunakan ekspresi wajah
Gunakan ekspresi wajah agar penyandang tunarungu dapat lebih mudah memahami arah pembicaraan. Isyarat non-verbal dapat membantu dalam menyampaikan pesan.
6. Bicaralah dengan normal dan jelas
Hindari berbisik atau mengeraskan suara karena dapat menyulitkannya dalam membaca gerakan bibir. Bicaralah dengan suara dan kecepatan normal. Hindari pula berbicara sambil mengunyah atau menutupi mulut Anda.
7. Nyatakan topik pembicaraan
Beri tahu topik pembicaraan yang ingin dibahas dan beri tanda jika ingin mengubah topik.
8. Tanya apakah sudah mengerti
Mintalah umpan balik untuk memastikan apakah dia sudah mengerti apa yang Anda katakan atau belum. Anda bisa mengulangi apa yang Anda sampaikan atau tulis di kertas.
Berkomunikasi dengan penyandang tunarungu mungkin merupakan tantangan tersendiri. Jika harus berkomunikasi dengan mereka secara rutin, ada baiknya Anda mempelajari bahasa isyarat yang resmi agar kedua belah pihak dapat saling memahami isi pembicaraan dengan lebih mudah.
Dengan menggunakan bahasa isyarat saat berkomunikasi, penyandang tunarungu akan merasa lebih nyaman, dibandingkan harus memerhatikan atau membaca gerakan bibir lawan bicara.
Jika Anda atau kerabat Anda memperlihatkan tanda gangguan pendengaran, periksakan ke dokter dokter agar bisa segera mendapat pemeriksaan dan penanganan yang sesuai.