Penyebab telat haid yang sering kali disebut ialah kehamilan. Namun, bukan berarti telat haid selalu dikaitkan dengan kehamilan. Ada berbagai kondisi lain yang juga dapat menjadi penyebab terlambatnya datang bulan.
Setiap wanita umumnya memiliki siklus menstruasi yang berbeda-beda, tetapi normalnya berlangsung 21–35 hari. Seorang wanita dapat dikatakan telat haid bila siklus menstruasinya berlangsung lebih dari 35 hari. Penyebab telat haid bisa berupa stres atau menderita kondisi medis tertentu.
Berbagai Penyebab Telat Haid
Telat haid sering kali dianggap sebagai tanda kehamilan. Padahal, telah haid dapat disebabkan oleh berbagai hal berikut ini:
1. Berat badan tidak normal
Berat badan kurang, berlebih, atau obesitas bisa menjadi penyebab telat haid. Hal ini karena berat badan yang tidak normal dapat menyebabkan perubahan hormonal. Bahkan, berat badan turun sedikit dari normal saja sudah dapat mengubah cara kerja tubuh hingga menyebabkan ovulasi terhenti dan telat haid.
Berat badan pada orang Asia dapat dikatakan normal bila memiliki indeks massa tubuh (IMT) berada di angka 18,5–24,9. Angka IMT tersebut dapat diperoleh dari perhitungan berat badan (kg) dibagi tinggi badan yang dikuadratkan (m2).
2. Stres
Stres bisa berdampak pada hormon dan bagian otak yang bertugas mengatur siklus menstruasi. Jika terjadi hingga berkepanjangan, stres bisa memicu penyakit atau perubahan berat badan secara tiba-tiba, baik berupa peningkatan maupun penurunan. Kondisi tersebut pada gilirannya akan mengganggu siklus menstruasi.
Jika Anda merasa stres, cobalah untuk melakukan relaksasi. Mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat dengan pola makan yang baik dan olahraga secara teratur juga dapat memperbaiki siklus menstruasi.
3. Sindrom polikistik ovarium
Penyebab telat haid juga bisa berupa kondisi medis tertentu, misalnya sindrom polikistik ovarium (PCOS). Sindrom ini membuat tubuh memproduksi lebih banyak hormon pria atau hormon androgen. Akibatnya, menstruasi menjadi telat atau bahkan berhenti sama sekali.
4. Gangguan tiroid
Kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau kurang aktif juga dapat memengaruhi siklus haid. Hal ini karena kelenjar tersebut berperan dalam mengatur metabolisme tubuh bisa berdampak pada produksi hormon. Seiring dengan pengobatan tiroid yang dijalani, menstruasi pun dapat kembali normal.
5. Diabetes
Perubahan hormon juga terkait dengan meningkatnya kadar gula darah dan resistensi insulin. Itulah alasan mengapa diabetes yang tidak terkontrol bisa menjadi penyebab telat haid atau membuat wanita mengalami haid yang tidak teratur.
6. Pemakaian KB hormonal
Konsumsi pil kb dapat memengaruhi keseimbangan hormon. Akibatnya, menstruasi tidak teratur atau telat haid bisa terjadi. Hal ini karena pil kontrasepsi mengandung hormon estrogen dan progestin yang menahan indung telur untuk melepaskan sel telur.
Selain pil, jenis kontrasepsi implan atau suntik juga bisa menyebabkan haid tidak teratur. Bila Anda baru melepas penggunaan alat kontrasepsi, biasanya butuh waktu setidaknya 6 bulan hingga siklus menstruasi dapat kembali normal.
7. Obat-obatan
Tidak hanya pil kontrasepsi, beberapa jenis obat-obatan juga memiliki efek samping yang bisa berdampak pada siklus haid dan menjadi penyebab telat haid, seperti antidepresan, antipsikotik, obat tekanan darah, dan obat kemoterapi.
8. Olahraga berat
Terlalu sering berolahraga atau melakukan aktivitas fisik dengan intensitas yang cukup berat memang dapat menurunkan kadar lemak tubuh. Namun, hal tersebut juga membuat tubuh menjadi stres atau tertekan sehingga memengaruhi siklus menstruasi.
Kondisi telat haid tidak boleh dibiarkan terlalu lama. Begitu Anda menyadari sudah 3 bulan tidak mengalami haid, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter untuk mencari tahu kemungkinan penyebab telat haid dan mendapatkan penanganan yang sesuai.