Selain memberi asupan nutrisi yang cukup dan seimbang, para orang tua juga harus mengetahui potensi yang dimiliki anaknya dengan baik. Dengan mengenali potensi tersebut, orangtua dapat lebih mudah memahami, mengarahkan, serta mengembangkan bakat Si Kecil.
Pada dasarnya, setiap anak lahir dengan potensi atau bakat yang berbeda-beda. Perbedaan ini bisa dipengaruhi oleh beragam hal, mulai dari faktor genetik, faktor lingkungan, hingga asupan nutrisi dan cara didikan orangtua. Faktor-faktor ini sangat berpengaruh pada cara kerja dan perkembangan otak anak. Mengenali potensi pada anak memang membutuhkan proses dan waktu, namun sebenarnya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk lebih mudah mengenali dan mengasah potensi Si Kecil.
Cara Mengenali Potensi Si Kecil
Potensi anak bisa saja mulai timbul sejak dini, namun biasanya baru mulai dapat dikenali lebih jelas pada usia 2 tahun sampai 4 tahun. Ada beberapa indikator yang bisa digunakan untuk mengukur potensi anak, antara lain perkembangan pola pikir, kemampuan berkomunikasi, daya ingat, fokus dan daya tangkap, motivasi untuk belajar, serta rasa keingintahuan yang besar.
Selain itu, anak yang berbakat dapat menunjukkan salah satu atau beberapa ciri berikut:
- Menunjukkan bakat khusus yang dimilikinya, seperti kemampuan artistik atau bermain dengan angka.
- Memiliki rasa ingin tahu besar, ditandai dengan tidak berhenti untuk bertanya segala hal yang ingin diketahuinya.
- Mempunyai kemampuan bicara dan perkembangan berbahasa yang lebih cepat dibanding anak seusianya.
- Mampu mengingat informasi yang didapatkan, baik dari televisi, buku, atau dari cerita orang lain.
- Menunjukkan perkembangan kemampuan yang lebih maju dan lebih cepat jika dibandingkan dengan anak seusianya.
- Mampu berkonsentrasi untuk melakukan satu hal dalam waktu yang lama.
- Terlihat aktif dan tertarik untuk melakukan kegiatan yang sulit.
Secara umum, potensi Si Kecil dapat dibagi ke dalam enam jenis keterampilan penting, yaitu:
-
Keterampilan verbal
Salah satu bentuk keterampilan verbal adalah kemampuan berbahasa. Anak-anak yang berbakat dalam kategori ini biasanya menunjukkan perkembangan kemampuan berbahasa yang signifikan pada usia 2 tahun. -
Keterampilan fisik
Keterampilan fisik meliputi kemampuan anak dalam bergerak. Contohnya adalah menari atau bermain bola. -
Keterampilan interaktif
Keterampilan interaktif melibatkan kecerdasan interpersonal. Anak dengan keterampilan ini, memiliki kemampuan yang baik untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya. Biasanya, dia akan mudah bergaul dengan siapa saja. -
Keterampilan kreatif
Keterampilan kreatif merupakan kemampuan untuk menghasilkan ide yang baru serta berguna. Salah satu tanda anak memiliki keterampilan kreatif adalah mampu menemukan cara baru dalam mengatasi masalah. Misalnya, membuat bangunan baru yang berbeda dari instruksi pada mainan balok yang diberikan. -
Keterampilan kognitif
Keterampilan kognitif bisa diartikan sebagai kemampuan berpikir, mengingat, serta memahami sesuatu. Anak yang memiliki keterampilan ini mampu menangkap suatu hal baru dengan cepat. -
Keterampilan motorik halus
Anak dengan keterampilan motorik halus memiliki kemampuan untuk mengkoordinasikan gerakan otot kecil dari anggota tubuh. Keterampilan ini biasanya melibatkan koordinasi mata dan gerakan jari-jari tangan. Selain membantu eksplorasi pembelajaran dan kreativitas anak, keterampilan motorik halus juga memegang peranan pada aktivitas sehari-hari yang mendukung kemandirian anak, seperti menyikat gigi, mencuci tangan, membuka pintu, atau mengancingkan pakaian.
Cara Mengasah Potensi Si Kecil
Meski bakat anak bisa saja berkembang tanpa diajarkan, namun dengan bimbingan yang tepat, maka potensi yang dimiliki anak akan berkembang lebih optimal.
Cara mengasah bakat atau potensi anak berbeda-beda, tergantung jenis keterampilan yang dimilikinya. Sebagai contoh, jika anak Anda memiliki keterampilan motorik halus, sebaiknya arahkan dia untuk selalu belajar memanfaatkan kemampuan koordinasi mata dan gerakan jari tangan, melalui ragam aktivitas yang ia sukai. Seperti menggambar, mewarnai, menulis, dan bermain dengan puzzle atau lilin mainan. Hal ini juga bisa bermanfaat untuk mengasah kreativitasnya.
Berbeda jika dia memiliki keterampilan kognitif yang lebih kuat. Anda dapat mengarahkan anak agar selalu aktif bergerak dan berolahraga, untuk mengoptimalkan produksi hormon yang meningkatkan fungsi memori. Selain itu, juga bisa mengajak anak berlatih memainkan alat musik, untuk memperkuat fungsi dan komunikasi antar bagian otak, atau memainkan permainan yang mengasah otak seperti catur atau lego. Bentuk-bentuk aktivitas tersebut akan membantu perkembangan otak, melatih daya pikir, dan meningkatkan daya ingat Si Kecil.
Untuk mengasah keterampilan fisik anak, Anda dapat mengajaknya lebih banyak melakukan aktivitas fisik bersama, seperti jalan pagi bersama, main bola lempar tangkap, bermain di taman, maupun mengajaknya menari dengan iringan musik.
Ajak anak untuk lebih banyak membaca atau menikmati lirik musik bersama. Kegiatan ini akan mendukung keterampilan verbal anak dengan memperkaya kosakatanya. Selain itu, libatkan anak dalam aktivitas sosial bersama teman sebayanya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan interaktif anak.
Setiap anak memang memiliki potensi dan keterampilan berbeda yang perlu dihargai. Untuk mengembangkannya, Anda bisa terus mengasah potensinya setiap hari, baik melalui latihan, permainan, maupun kegiatan sehari-hari atau bisa juga dengan memilih homeschooling sebagai media pendidikannya. Jaga juga asupan nutrisi anak agar cukup dan seimbang. Bila perlu, Anda bisa memanfaatkan layanan konsultasi psikologi anak, maupun layanan tumbuh kembang. Semua upaya tersebut dapat Anda lakukan untuk mendukung tumbuh kembang anak Anda secara optimal.