Tendinitis adalah peradangan yang terjadi pada tendon, yaitu jaringan yang menghubungkan otot dan tulang. Meski umumnya menyerang tendon di bahu, siku, lutut, pergelangan kaki, atau tumit, kondisi ini dapat terjadi pada tendon di bagian tubuh mana pun.
Tendinitis umumnya terjadi akibat aktivitas yang dilakukan secara berulang, seperti berkebun dan mencangkul. Tendinitis menyebabkan tendon terasa sakit ketika otot digerakkan sehingga dapat mengganggu pergerakan. Kondisi ini dapat berlangsung dalam jangka pendek (akut) atau jangka panjang (kronis).
Pada sebagian besar kasus, tendinitis bisa sembuh dengan beristirahat, mengonsumsi obat pereda nyeri, serta menjalani fisioterapi. Akan tetapi, tendinitis yang parah dapat mengakibatkan robekan pada tendon sehingga perlu diatasi dengan operasi.
Penyebab Tendinitis
Tendinitis umumnya disebabkan oleh gerakan yang dilakukan secara berulang-ulang, seperti gerakan melompat yang sering dilakukan atlet basket, atau gerakan mengayun tangan yang sering dilakukan oleh atlet tenis. Gerakan tersebut dapat membuat tendon menjadi tertekan sehingga terjadi peradangan.
Pada kasus tertentu, tendinitis juga dapat terjadi karena cedera akibat mengangkat beban berat.
Faktor risiko tendinitis
Tendinitis dapat terjadi pada siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang menderita tendinitis, yaitu:
- Memiliki pekerjaan yang melibatkan gerakan berulang, seperti atlet, petani, atau pekerja bangunan
- Memiliki riwayat penyakit yang memengaruhi tulang dan sendi, seperti rheumatoid arthritis atau penyakit asam urat
- Berusia di atas 40 tahun
- Mengonsumsi obat yang dapat merusak tendon, seperti levofloxacin atau ciprofloxacin, tanpa saran dari dokter
- Memiliki postur tubuh yang buruk ketika bekerja
- Tidak melakukan pemanasan sebelum berolahraga
- Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
- Pertumbuhan osteofit yang kemudian menekan tendon
Jenis Tendinitis
Berdasarkan lokasi dan penyebabnya, tendinitis dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
- Lateral epicondylitis
Tendinitis ini terjadi pada tendon di siku bagian luar. Lateral epicondylitis umumnya terjadi akibat aktivitas yang melibatkan putaran pada pergelangan tangan secara berulang, seperti tenis dan bulutangkis. - Medial epicondylitis
Tendinitis ini terjadi pada tendon di siku bagian dalam. Jenis ini umumnya terjadi akibat gerakan siku secara berulang, seperti yang dilakukan atlet golf dan bisbol. - Achilles tendinitis
Achilles tendinitis terjadi pada tendon Achilles, yaitu tendon besar di belakang pergelangan kaki. Umumnya, tendinitis jenis ini terjadi akibat aktivitas lari dan lompat yang repetitif, seperti ketika bermain basket. - Rotator cuff tendinitis
Tendinitis ini terjadi pada tendon rotator cuff, yaitu otot yang mengendalikan putaran bahu. Jenis ini umumnya terjadi karena gerakan mengangkat lengan secara berulang, seperti yang dilakukan oleh perenang. - De Quervain tendinitis
Tendinitis yang juga disebut sebagai sindrom de Quervain ini terjadi pada tendon pergelangan tangan, tepatnya di pangkal ibu jari. Jenis ini umumnya terjadi karena gerakan menggenggam atau mencubit secara berulang, seperti yang dilakukan oleh atlet tenis dan panjat tebing. Jenis ini juga dapat terjadi pada wanita dalam masa kehamilan tanpa diketahui penyebabnya. - Knee tendinitis
Knee tendinitis terjadi pada tendon patellar yang terletak di bawah lutut atau pada tendon quadriceps yang berada di atas lutut. Jenis ini umumnya terjadi karena gerakan melompat atau berlari, seperti yang dilakukan oleh atlet basket atau pelari jarak jauh.
Gejala Tendinitis
Tendinitis ditandai dengan munculnya rasa sakit pada tendon yang meradang. Rasa sakit ini biasanya semakin parah saat otot di area tendon yang meradang digerakkan, misalnya saat melompat, berlari, atau memutar pergelangan tangan.
Rasa sakit tersebut juga dapat disertai beberapa gejala lain, seperti area tendon yang bermasalah mengalami pembengkakan ringan, munculnya sensasi hangat, kemerahan, dan kaku otot.
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala di atas dan tidak membaik dalam beberapa minggu. Anda juga perlu ke dokter jika sakit yang dialami makin parah meski telah melakukan penanganan mandiri di rumah.
Segera ke dokter jika Anda mengalami gejala-gejala di bawah ini:
- Demam
- Pembengkakan yang parah disertai kemerahan pada kulit di area tendon yang terkena
- Area yang terkena sangat nyeri atau tidak bisa digerakkan sama sekali
Diagnosis Tendinitis
Untuk mendiagnosis tendinitis, dokter akan melakukan tanya jawab seputar gejala yang dialami, riwayat kesehatan, obat yang sedang dikonsumsi, serta ada tidaknya aktivitas yang melibatkan gerakan berulang. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, khususnya pada area tendon yang mengalami peradangan.
Tendinitis umumnya dapat didiagnosis hanya dengan pemeriksaan fisik. Namun, jika diperlukan, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah USG, Rontgen, atau MRI, untuk memeriksa kemungkinan adanya robekan atau penebalan pada tendon, atau dislokasi sendi.
Pengobatan Tendinitis
Pengobatan tendinitis bertujuan untuk meredakan gejala dan mengurangi peradangan. Umumnya, tendinitis akan mereda setelah beberapa minggu atau beberapa bulan, tergantung tingkat keparahannya.
Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan yang dapat diberikan kepada pasien tendinitis:
Obat-obatan
Dokter dapat memberikan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) atau suntik kortikosteroid untuk meredakan nyeri dan peradangan. Kortikosteroid umumnya tidak disarankan untuk tendinitis yang sudah berlangsung lebih dari 3 bulan, karena berisiko melemahkan tendon atau membuat tendon robek.
Fisioterapi
Setelah gejala yang dialami mereda, fisioterapi dapat dilakukan untuk memperkuat tendon yang mengalami peradangan. Hal ini akan mengembalikan fungsi gerak yang berkurang akibat tendinitis.
Jenis tindakan dan latihan yang dilakukan dalam fisioterapi akan disesuaikan dengan kondisi pasien
Tindakan medis
Tindakan medis di bawah ini dapat dilakukan jika pemberian obat atau fisioterapi tidak membuat kondisi pasien menjadi lebih baik:
- Terapi ultrasound, untuk menghilangkan jaringan parut tendon dengan menggunakan paparan gelombang suara ultrasonik
- Dry needling, untuk merangsang proses penyembuhan tendon dengan menggunakan jarum khusus
- Operasi, untuk menangani kondisi tendinitis yang parah, seperti tendon yang sudah terlepas dari tulang
Perawatan mandiri
Untuk membantu proses penyembuhan, pasien dapat melakukan upaya-upaya berikut:
- Istirahatkan tendon yang mengalami peradangan dan usahakan untuk tidak melakukan aktivitas yang memberikan tekanan kuat pada area tersebut.
- Kompres dingin area tendinitis selama 20 menit beberapa kali sehari.
- Balut area yang terkena dengan perban elastis hingga pembengkakan mereda.
- Topang area yang mengalami tendinitis saat tidur, misalnya dengan tumpukan bantal.
Komplikasi Tendinitis
Tendinitis yang tidak ditangani dengan baik dapat meningkatkan risiko robeknya tendon. Jika tendon robek, penanganan perlu dilakukan dengan operasi.
Jika peradangan pada tendon berlangsung selama beberapa minggu atau beberapa bulan, penderita tendinitis dapat mengalami tendinosis. Kondisi ini menyebabkan kerusakan kronis pada tendon sehingga menimbulkan nyeri dan kaku pada tendon yang terkena.
Pencegahan Tendinitis
Beberapa upaya yang dapat Anda lakukan untuk mencegah tendinitis adalah:
- Menghindari aktivitas yang memberi tekanan berlebih pada tendon, terutama jika dilakukan secara terus-menerus
- Melakukan jenis olahraga lain jika olahraga yang biasa dilakukan menimbulkan nyeri
- Mengikuti saran instruktur olahraga profesional agar gerakan yang dilakukan tidak menimbulkan masalah pada tendon
- Melakukan peregangan sebelum dan setelah latihan, untuk memaksimalkan gerakan sendi dan mengurangi risiko cedera
- Mengenakan sepatu olahraga dan alat pelindung yang tepat sesuai dengan jenis olahraga yang dilakukan
- Mengatur posisi duduk yang benar, seperti posisi punggung yang tetap tegak selama duduk