Psikologi warna adalah studi tentang bagaimana warna bisa memengaruhi suasana hati dan perilaku manusia. Apakah kamu pernah mendapat saran untuk memilih warna biru sebagai cat dinding agar kamar terasa lebih nyaman? Nah, itu adalah salah satu contoh penerapan psikologi warna.
Disadari atau tidak, manusia hidup berdampingan dengan warna. Bahkan, pemilihan warna yang tepat dapat menunjang aktivitas manusia, misalnya warna seprai putih agar tidur lebih nyenyak, warna pakaian oranye untuk kesan hangat saat kencan pertama, atau warna sofa coklat demi ruang tamu yang nyaman.
Pemilihan warna untuk menciptakan rasa nyaman, meningkatkan rasa percaya diri, dan membuatmu bersemangat ini dikenal dengan istilah psikologi warna. Dalam psikologi, warna dapat memengaruhi suasana hati, perasaan, emosi, hingga perilaku manusia.
Nah, jika kamu sedang melakukan pencarian warna yang tepat untuk tujuan apa pun, baca artikel ini sampai selesai, ya.
Pengaruh Warna terhadap Kondisi Psikologis
Sebelum mengenal pengaruh warna lebih jauh, perlu diketahui bahwa pengaruh psikologi warna pada setiap orang bisa berbeda, tergantung usia, jenis kelamin, kondisi sosial, dan budaya masing-masing.
Secara umum, warna terdiri atas dua kelompok utama, yaitu warna hangat yang membangkitkan emosi dan warna dingin yang menggambarkan ketenangan atau perasaan sedih. Warna hangat meliputi merah, jingga, dan kuning. Sedangkan warna dingin meliputi biru, ungu, dan hijau.
Setiap warna memiliki pengaruhnya masing-masing. Agar lebih jelas bagaimana pengaruh psikologi warna terhadap suasana hati dan perilaku manusia, simak penjelasannya berikut, yuk:
1. Merah
Warna merah dianggap sebagai warna yang memancing perhatian. Oleh karena itu, warna ini sering digunakan untuk memberi peringatan, layaknya sirene pada mobil ambulans dan pemadam kebakaran, atau tanda berhenti pada lampu lalu lintas.
Tak hanya memberi peringatan, warna ini juga diyakini bisa membangkitkan energi, semangat, dan rasa percaya diri. Merah juga sering menjadi simbol cinta dan kehangatan, gairah, kegembiraan, kekuatan, atau kenyamanan.
Menariknya lagi, warna merah bisa juga memengaruhi tubuh secara fisik, lho. Penggunaan warna merah pada baju, sepatu, atau benda lainnya dipercaya dapat meningkatkan tekanan darah, metabolisme, detak jantung, dan pernapasan.
2. Biru
Dalam psikologi medis, warna biru diasosiasikan dengan rasa tenang dan relaks. Itulah mengapa biru sering digunakan sebagai cat dinding kamar, karena efek tenang yang muncul bisa bikin tidur lebih nyenyak. Selain itu, warna ini juga dapat meningkatkan produktivitas, sehingga tepat bila dijadikan sebagai warna dinding kantor.
Namun, bagai dua sisi mata uang, warna biru juga digambarkan sebagai kesedihan, kesepian, dan kesendirian. Makanya, kamu mungkin pernah mendengar istilah holiday blues atau monday blues untuk menggambarkan perasaan sedih saat menghadapi liburan atau hari Senin.
Kalau secara medis, warna ini diyakini dapat mengontrol denyut nadi dan suhu tubuh, yang mana hal ini baik untuk kinerja jantung dan aliran darah.
3. Kuning
Karena warnanya yang cerah dan menarik perhatian, sebagian orang sering kali tidak percaya diri menggunakan barang berwarna kuning, termasuk pakaian, hijab, atau tas. Padahal, dalam ilmu psikologi warna, warna kuning justru bisa meningkatkan metabolisme dan rasa percaya diri, serta membuat seseorang lebih bahagia, ceria, dan optimistis.
Jadi, kalau kamu sedang sedih atau ragu terhadap sesuatu, coba deh gunakan pakaian atau aksesori yang berwarna kuning supaya lebih ceria dan yakin menjalani hari.
4. Hijau
Dalam psikologi warna, warna hijau merupakan simbol alam yang berdampak positif pada suasana hati dan perilaku manusia. Warna ini diyakini mampu memberi efek yang sama seperti saat kamu duduk di bawah pohon yang rindang atau berjalan-jalan di gunung, yaitu menenangkan, meredakan stres, dan memberi perasaan.
Bahkan, penelitian menyebutkan bahwa sebagian orang menjadi lebih santai, berkonsentrasi lebih baik, dan termotivasi ketika berada di ruangan berwarna hijau. Warna hijau juga memberi kesan baik, simpatik, dan optimistis, sehingga tak jarang kamu akan melihat warna ini pada logo lembaga atau perusahaan.
5. Ungu
Sebagai warna dingin, ungu memberikan pengaruh berupa ketenangan terhadap psikologi manusia. Jadi, selain warna biru, kamu bisa nih menggunakan warna ungu bila ingin merasa lebih tenang dan relaks. Uniknya lagi, warna ungu turut menjadi simbol kemewahan sekaligus spiritualitas, lho.
Ungu juga dianggap sebagai pemicu kreativitas dan fokus. Mungkin, hal inilah yang menginspirasi salah satu grup musik internasional asal Korea Selatan, BTS, menggunakan warna ungu sebagai warna grup mereka.
Nah, kalau kamu yang sedang mandek dalam berkreasi, cobalah memberikan sentuhan berwarna ungu pada meja kerjamu.
6. Pink atau merah jambu
Apa yang terlintas di benakmu saat memikirkan warna pink? Simbol feminim, tidak maskulin, atau hanya cocok dipakai oleh wanita?
Jika masih berpikir demikian, move on, yuk! Menurut psikologi warna, warna pink diyakini bisa memberi efek bahagia, kesan romantis, santai, dan menumbuhkan semangat untuk semua gender. Warna pink juga memberi kesan lembut dan memancarkan kasih sayang.
Contoh penggunaan warna pink adalah pada gerakan Bulan Kesadaran Kanker Payudara. Gerakan ini bertujuan untuk menghormati mereka yang telah tiada akibat penyakit tersebut, sekaligus menyemangati para penyintas dan mereka yang sedang berjuang untuk sembuh. Jika dicermati, tujuan mulia ini seirama dengan psikologi warna pink.
Namun di sisi lain, warna ini juga dipandang negatif karena memberi kesan kekanak-kanakan dan identik dengan anak perempuan.
7. Oranye
Mungkin kamu sering melihat warna oranye pada kemasan makanan, iklan televisi, atau billboard di jalanan. Pelaku industri kreatif biasanya menambahkan warna oranye dalam setiap desain mereka untuk menciptakan kesan cerah yang menarik perhatian calon konsumen.
Hal ini sejalan dengan konsep psikologi warna oranye, yang mana warna ini dapat menciptakan perasaan gembira, hangat, enerjik, kreatif, dan antusias pada seseorang. Jadi, bila kamu ingin tampak memukau, hangat, dan penuh semangat, pemilihan outfit berwarna oranye bisa dicoba, tuh.
8. Coklat
Dalam konsep psikologi warna, coklat dapat memberi efek aman, nyaman, dan relaks. Nah, kamu bisa menggunakan warna ini dalam memilih furnitur untuk mendapatkan suasana rumah yang lebih nyaman dan hangat, agar bersantai bersama keluarga di rumah selalu jadi momen yang menyenangkan.
Warna ini juga dapat membangkitkan kekuatan dan memberi kesan dapat diandalkan. Namun, coklat juga bisa menimbulkan perasaan negatif, seperti kesedihan dan kesepian.
9. Hitam
Hitam tergolong warna yang aman karena cocok dipadukan dengan warna apa pun. Meski identik dengan kesedihan, kekecewaan, atau kematian, penggunaan warna hitam di beberapa bidang bisa menunjukkan psikologi warna tersendiri. Misalnya, warna hitam memberi kesan formal jika digunakan sebagai pakaian kerja.
Lain lagi dalam bidang budaya. Dalam kebudayaan tertentu, hitam menggambarkan kekuatan, misteri, dan ketenangan.
Warna hitam juga digunakan untuk menunjukan keberanian, kemewahan, keseriusan, dan kecanggihan. Tidak heran kalau hitam sering menjadi warna untuk jas pernikahan, karena merepresentasikan keberanian dan keseriusan pengantin pria untuk meminang wanitanya.
10. Putih
Sama seperti warna hitam, putih juga merupakan warna yang aman karena cocok digunakan untuk berbagai tujuan. Warna ini identik dengan kesucian dan kemurnian, serta dapat membuat hati lebih tenang dan meningkatkan konsentrasi.
Dalam psikologi warna, putih cenderung memberi makna positif, seperti bersih, segar, dan kesederhanaan. Inilah yang membuat warna putih banyak digunakan untuk memeriahkan momen keagamaan, seperti idul fitri.
Warna putih juga banyak dipilih sebagai cat dinding untuk rumah yang mungil. Kesan bersih dan sederhananya membuat rumah mungil akan terasa luas, bila dindingnya dipoles dengan warna putih.
Menerapkan Psikologi Warna dalam Berbusana
Psikologi warna bisa diterapkan dalam semua aspek dalam kehidupan. Kamu bisa mengambil inspirasi dari beberapa contoh di bawah ini:
- Pemilihan warna busana untuk berbagai tujuan, misalnya berpakaian hitam atau putih saat ingin menghadiri wawancara kerja, berpakaian kuning atau merah saat melakukan presentasi, atau berpakaian biru jika ingin merasa lebih tenang dan relaks
- Pemilihan warna cat untuk dinding, contohnya warna biru untuk kamar tidur, warna hijau untuk ruang kerja, atau warna putih untuk ruang tamu
- Pemilihan furnitur untuk ruang tamu, misalnya furnitur berwarna coklat untuk menciptakan suasana hangat antara tuan rumah dan tamu
- Penempatan tanaman atau hiasan berwarna hijau di ruang kerja, yang bertujuan untuk memberi efek menenangkan dan meredakan stres
Menerapkan psikologi warna adalah ide yang baik untuk membangun suasana hati yang lebih baik. Kabarnya, hati yang bahagia dan terbebas dari stres bisa membuat tubuhmu tidak gampang sakit, lho.
Hal ini tak lepas dari kebiasaan sehat yang mungkin kamu lakukan ketika merasa bahagia, misalnya menjalani pola makan sehat atau berolahraga teratur. Kebiasaan ini dapat membuat tekanan darah terkontrol dan lemak tubuh berkurang, sehingga menurunkan risiko terjadinya penyakit, seperti stroke dan penyakit jantung.
Meski para ahli mengungkapkan bahwa warna bisa memengaruhi suasana hati dan perilaku, psikologi warna masih membutuhkan banyak penelitian lebih lanjut. Namun, kamu tetap bisa menerapkan psikologi warna untuk hal-hal sederhana kok, seperti memilih outfit yang sesuai agar hati tak lagi merasa galau atau kesepian.
Akan tetapi, jika kesedihan yang kamu rasakan justru berkepanjangan dan disertai stres atau cemas yang sampai mengganggu aktivitas sehari-hari, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog ya, supaya kamu bisa mendapatkan penanganan yang sesuai.