Terapi CPAP adalah salah satu metode penanganan untuk sleep apnea. Terapi CPAP untuk sleep apnea penting dilakukan untuk membantu penderita kondisi ini tidur lebih nyenyak dan bernapas dengan normal. Namun, ada pula risiko yang dapat ditimbulkan dari terapi ini.
Sleep apnea adalah gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan penderitanya terhenti sementara sebanyak beberapa kali saat tidur. Orang yang memiliki sleep apnea biasanya juga akan mengorok atau mendengkur saat tidur, juga mengeluhkan sesak napas pada malam hari. Salah satu penyebab kondisi ini adalah lidah tertelan.
Sebagian pasien sleep apnea tidak merasakan gejala apa pun, tetapi ada juga yang mengalami keluhan sakit kepala saat bangun tidur, tidur kurang nyenyak, cepat lelah, dan sulit berkonsentrasi.
Jika tidak ditangani dengan tepat, sleep apnea dapat membuat penderitanya kekurangan oksigen. Hal ini bisa menyebabkan berbagai komplikasi berbahaya, termasuk kematian mendadak saat tidur.
Oleh karena itu, sleep apnea perlu segera ditangani oleh dokter. Untuk menangani kondisi ini, dokter bisa memberikan beberapa penanganan, termasuk terapi CPAP untuk sleep apnea.
Cara Kerja Terapi CPAP untuk Sleep Apnea
Terapi CPAP (continous positive airway pressure) dilakukan menggunakan mesin khusus yang berfungsi untuk menyalurkan oksigen melalui selang dan masker oksigen ke saluran pernapasan penderita sleep apnea saat mereka tidur.
Dengan terapi CPAP, penderita sleep apnea bisa mendapatkan asupan oksigen yang cukup, sehingga gejala terhentinya napas bisa berkurang.
Terapi CPAP untuk sleep apnea bisa dilakukan di rumah sakit atau secara mandiri di rumah setelah penderita diberikan petunjuk cara menggunakan mesin tersebut oleh dokter.
Sebelum memulai terapi CPAP untuk sleep apnea, dokter akan melakukan rangkaian pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, seperti sleep study, guna menilai seberapa parah kondisi sleep apnea yang dialami penderita.
Setelah itu, jika penderita memang perlu mendapatkan terapi CPAP untuk sleep apnea, dokter akan mengatur jumlah oksigen yang diberikan melalui mesin CPAP dan menjelaskan kepada penderita tentang cara menyalakan, menggunakan, dan menyimpan alat tersebut dengan benar.
Risiko Pemakaian Alat Terapi CPAP
Hingga saat ini, terapi CPAP masih menjadi salah satu langkah penanganan utama untuk mengobati sleep apnea. Namun, terapi ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Selain itu, terapi CPAP untuk sleep apnea juga dapat menimbulkan beberapa efek samping, seperti:
- Iritasi atau luka di bagian wajah, hidung, dan sekitar mulut akibat pemasangan masker dan strap masker
- Napas terasa sesak atau sulit mengembuskan napas
- Hidung kering dan tersumbat
- Mimisan
- Susah tidur karena merasa tidak nyaman atau akibat suara bising dari mesin CPAP
- Mulut kering
- Pusing dan sakit kepala
- Perut kembung, sering sendawa, dan banyak kentut karena banyak menelan udara
Terkadang, masker CPAP juga bisa terlepas secara tidak sengaja saat penderita menggunakan alat tersebut ketika tidur.
Terapi CPAP untuk sleep apnea merupakan salah satu elemen penting dalam penanganan gangguan tidur tersebut. Namun, tidak semua kasus sleep apnea bisa sembuh dengan bantuan CPAP.
Untuk mengatasi sleep apnea, terkadang dokter juga perlu melakukan penanganan lain, seperti memberikan obat-obatan, menyarankan pasien untuk mengurangi berat badan, hingga melakukan operasi.
Langkah penanganan tersebut akan disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahan sleep apnea yang dialami pasien.
Apabila Anda merasa mengalami sleep apnea dan mengalami gejala yang mengganggu karena kondisi tersebut, periksakanlah diri ke dokter. Untuk mengatasi kondisi yang Anda alami, dokter mungkin bisa menyarankan terapi CPAP untuk sleep apnea atau memberikan penanganan lain sesuai kondisi Anda.