Terapi infus adalah metode pengobatan dengan jarum atau kateter yang bertujuan untuk memberikan cairan atau obat melalui pembuluh darah. Metode ini digunakan untuk beragam kondisi, seperti kanker, dehidrasi, persiapan sebelum operasi, hingga kesulitan menelan.
Terapi infus umumnya diberikan kepada pasien yang mengalami kekurangan cairan tubuh dan elektrolit (dehidrasi) akibat tidak bisa makan dan minum, atau asupan nutrisinya tidak mencukupi. Terapi yang diberikan akan menggantikan cairan tubuh dan elektrolit yang hilang tersebut.
Selain itu, terapi infus juga biasanya digunakan untuk mempermudah pemberian obat-obatan suntik yang perlu dimasukkan melalui pembuluh darah.
Kondisi Medis yang Memerlukan Terapi Infus
Ada banyak jenis cairan infus yang digunakan pada terapi infus. Namun, pada umumnya cairan infus mengandung air, elektrolit, dan glukosa.
Cairan infus ini tak hanya bertujuan untuk memberikan nutrisi, tetapi juga berbagai jenis obat, seperti antibiotik, antivirus, kortikosteroid, kemoterapi, dan immunoterapi. Terapi infus juga perlu dilakukan sebelum transfusi darah.
Sebelum dilakukan terapi infus, perawat akan melakukan serangkaian pemeriksaan terlebih dahulu untuk memastikan jenis obat, dosis, waktu pemberian, serta cara pemberian terapi infus yang tepat.
Ada beberapa kondisi umum yang memerlukan terapi infus, di antaranya:
- Serangan jantung
- Stroke
- Keracunan
- Pasien dengan gangguan fungsi organ, seperti gagal ginjal atau gagal hati
- Kanker
- Infeksi parah atau sepsis
- Malnutrisi parah
- Penyakit autoimun
- Infeksi yang tidak membaik dengan antibiotik oral
- Dehidrasi
- Penyakit Chron’s
- Kolitis ulseratif
- Rheumatoid arthritis
- Syok anafilaktik
Dosis dan pilihan cairan pada terapi infus ditentukan oleh dokter, dan biasanya akan dibantu pemasangannya oleh perawat. Terapi infus yang dilakukan oleh dokter atau perawat di klinik atau rumah sakit umumnya aman. Meski demikian, kemungkinan efek samping tetap ada.
Beberapa efek samping yang mungkin terjadi akibat terapi infus adalah infeksi, reaksi alergi, penggumpalan darah, emboli udara, kerusakan pembuluh darah, dan phlebitis.
Selain efek samping, terapi infus bisa juga menimbulkan reaksi pada sebagian orang. Reaksi infus ini meliputi:
- Batuk
- Demam dan menggigil
- Sakit kepala
- Mual
- Nyeri otot
- Ruam dan kulit melepuh
- Sesak napas
- Pembengkakan pada kaki, tangan, lidah, atau bibir
Untuk mencegah reaksi infus, Anda harus memberitahukan tentang semua obat, suplemen, dan obat herbal yang sedang dikonsumsi kepada dokter atau perawat.
Jika setelah terapi infus Anda mengalami berbagai keluhan seperti yang telah disebutkan di atas, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.