Terlepas dari kenikmatan seksual yang dapat diperoleh, terlalu sering berhubungan intim juga bisa berdampak pada kondisi fisik dan mental. Dampaknya bisa berupa luka di area kelamin, sakit kepala, bahkan stres.
Berhubungan intim tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan keturunan dan menjaga keharmonisan rumah tangga, tetapi juga dapat memberikan beragam manfaat kesehatan. Manfaatnya tersebut mulai dari menghilangkan stres, membuat tidur lebih nyenyak, hingga menjaga kesehatan jantung.
Namun, terlalu sering berhubungan intim juga tidak dianjurkan karena berdampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental.
Dampak Kesehatan Terlalu Sering Berhubungan Intim
Sebenarnya, tidak ada patokan kapan hubungan intim dapat dikatakan terlalu sering. Selama hubungan seks dilakukan atas kemauan dan kenyamanan kedua pihak, berapa pun frekuensinya tidak menjadi masalah.
Beda cerita bila hubungan seks dilakukan atas dasar paksaan atau tidak menerapkan perilaku seks sehat dengan tidak menggunakan kondom dan sering bergonta-ganti pasangan seksual. Beragam dampak buruk tentu bisa timbul, apalagi bila terlalu sering berhubungan seks.
Berikut ini adalah dampak yang dapat terjadi jika Anda dan pasangan terlalu sering berhubungan intim:
1. Organ intim terluka
Salah satu dampak terlalu sering berhubungan intim adalah luka pada organ intim, seperti lecet, bengkak, dan nyeri. Luka dapat terjadi akibat gesekan terus-menerus pada alat kelamin.
2. Kelelahan
Terlalu sering berhubungan seks juga dapat mengakibatkan kelelahan, terutama bila dilakukan saat perut lapar, kurang minum, atau kurang tidur. Ini karena hubungan intim dapat menguras banyak energi.
3. Infeksi saluran kemih
Dampak lain terlalu sering berhubungan intim adalah terkena infeksi saluran kemih (ISK), terutama pada wanita yang memiliki uretra lebih pendek daripada laki-laki. Kondisi ini memudahkan bakteri untuk masuk dan menginfeksi organ perkemihan.
Risiko ISK juga meningkat apabila terlalu sering melakukan seks oral tanpa kondom atau dental dam serta sering bergonta-ganti pasangan seksual.
4. Infeksi menular seksual
Terlalu sering berhubungan intim juga dapat menyebabkan terjadinya infeksi menular seksual, terutama pada orang yang sering bergonta-ganti pasangan. Pasalnya, infeksi menular seksual dapat dengan mudah menyebar melalui hubungan intim, baik secara vaginal, anal, atau oral.
Secara umum, gejalanya berupa nyeri saat buang air kecil, keluarnya cairan dari alat kelamin, serta luka atau kutil di area kelamin.
5. Gangguan mental
Orang yang terlalu sering berhubungan intim juga bisa stres atau bahkan mengalami gangguan mental, seperti depresi dan gangguan kecemasan, bila hubungan seks dilakukan atas dasar paksaan atau hanya ingin melayani pasangan saja.
Jika hal ini terjadi berulang kali hingga membuat salah satu pihak tidak nyaman, jangan ragu untuk memberi tahu pasangan. Katakan apa yang membuat tidak nyaman agar Anda dan pasangan bisa mencari solusinya. Dengan begitu, kepuasan seksual dapat tercapai bagi kedua belah pihak.
Selain berbagai dampak di atas, terlalu sering berhubungan intim juga bisa menyebabkan nyeri punggung, kram perut, dan sakit kepala.
Seperti telah disebutkan bahwa tidak ada patokan berapa kali harus berhubungan seks. Namun, jika hubungan seksual sudah terlalu sering sampai menimbulkan dampak terhadap kesehatan, baik fisik maupun mental, jangan ragu konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.