Gula batu dan gula pasir kerap digunakan sebagai pemanis, baik pada makanan atau minuman. Meski kandungan nutrisi kedua jenis gula tersebut tidak jauh berbeda, ada anggapan jika gula batu lebih sehat daripada gula pasir.
Gula, termasuk gula batu dan gula pasir, juga kerap digunakan sebagai pengawet alami pada makanan. Meskipun bentuk keduanya berbeda, kandungan nutrisi dalam kedua gula ini kurang lebih sama.
Pengaruh Asupan Gula pada Kesehatan Tubuh
Gula adalah hasil metabolisme dari karbohidrat yang terkandung pada makanan, misalnya nasi dan roti. Namun, selain diperoleh dari metabolisme karbohidrat, gula tambahan juga umumnya diperoleh dari makanan atau minuman yang mengandung pemanis, seperti gula pasir.
Jika dikonsumsi secara berlebihan, gula dapat menimbulkan dampak buruk pada kesehatan. Konsumsi gula berlebihan diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya obesitas dan diabetes tipe 2.
Selain itu, konsumsi gula berlebih juga sering dikaitkan dengan munculnya jerawat, mempercepat penuaan, bahkan meningkatnya risiko terkena sakit jantung hingga kanker.
Seiring meningkatnya pemahaman masyarakat terkait pemakaian gula pasir berlebih dan dampak buruknya terhadap kesehatan, dicarilah alternatif pemanis lainnya. Salah satu pilihan jenis pemanis yang dianggap lebih baik daripada gula pasir adalah gula batu.
Fakta Gula Batu Lebih Sehat dari Gula Pasir
Untuk memastikan apakah benar gula batu lebih sehat daripada gula pasir, berikut ini adalah deretan fakta seputar gula batu yang perlu Anda ketahui:
Bahan dasar gula batu
Bahan yang digunakan untuk membentuk gula batu adalah larutan gula cair. Larutan tersebut kemudian diendapkan atau dikristalisasi sehingga menghasilkan gula yang keras layaknya batu. Karena bentuknya yang besar, gula tersebut dikenal dengan sebutan gula batu.
Kandungan nutrisi gula batu
Baik gula pasir maupun gula batu berasal dari bahan yang sama. Jenis zat gula yang terdapat pada kedua jenis gula tersebut pun sama, yaitu sukrosa.
Dalam 100 gram gula pasir terdapat karbohidrat sebanyak 100 gram, sedangkan dalam 100 gram gula batu terdapat sekitar 163 gram karbohidrat.
Faktor utama yang harus diperhatikan dalam mengonsumsi gula adalah jumlah gula yang dikonsumsi. Jangan mengonsumsi gula secara berlebih untuk menjaga kesehatan.
Sebagaimana yang telah disarankan oleh WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, konsumsi gula yang aman bagi kesehatan tubuh adalah maksimal 50 gram atau setara dengan 4 sendok makan setiap hari.
Tetap Nikmat Saat Menjalani Hidup Sehat
Meski demikian, tetap saja rasanya sulit untuk mengatur konsumsi gula sehari-hari. Terlebih, jika Anda hobi mengonsumsi makanan dan minuman manis, seperti minuman kemasan, es krim, permen, cokelat, atau kue.
Jika Anda menyukai rasa manis, sebaiknya pilihlah makanan dan minuman yang rendah gula atau zero sugar. Selain itu, Anda juga bisa mengganti gula pasir atau gula batu dengan pemanis rendah kalori, misalnya sorbitol dan stevia.
Pemanis rendah kalori memiliki rasa manis yang tidak jauh berbeda dari gula pasir atau gula batu. Selain itu, pemanis alternatif ini memiliki kadar kalori dan karbohidrat yang lebih rendah, sehingga lebih baik bagi kesehatan.
Penting juga untuk diingat bahwa selain membatasi asupan gula, Anda juga perlu memelihara kesehatan tubuh dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, rutin berolahraga selama 30 menit setiap hari, tidak merokok, dan tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
Gaya hidup sehat tersebut juga penting untuk dijalani agar Anda terhindar dari diabetes tipe 2 maupun beberapa penyakit lainnya.
Jika Anda memiliki kondisi medis khusus dan sedang mempertimbangkan penggunaan gula batu sebagai alternatif pemanis, maupun ingin mengetahui saran dan takaran pemanis pengganti yang sesuai, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.