Tes buta warna adalah pemeriksaan untuk memastikan adanya gangguan dalam membedakan warna. Pemeriksaan ini dapat dilakukan sejak usia balita. Ada berbagai cara tes buta warna yang bisa dilakukan untuk menentukan jenis dan keparahan gangguan tersebut.
Buta warna membuat penderitanya tidak bisa melihat warna tertentu atau melihatnya sebagai warna yang berbeda. Kondisi ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu buta warna parsial, di mana penderitanya tidak bisa membedakan atau melihat warna tertentu, dan buta warna total, di mana penglihatan penderitanya hanya hitam dan putih.
Buta warna dapat menghambat proses belajar, bekerja, bahkan beraktivitas. Jadi, bila memang ada kecurigaan, gangguan ini perlu dideteksi sedini mungkin melalui tes buta warna. Dengan begitu, penanganan dan penyesuaian bisa segera dilakukan.
Manfaat Tes Buta Warna
Tujuan dari tes buta warna adalah untuk menilai kemampuan seseorang dalam membedakan warna serta memastikan adanya buta warna. Tes ini bisa dilakukan sebagai pemeriksaan skrining rutin atau bila dicurigai adanya gangguan dalam mengenali warna.
Beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari tes buta warna adalah:
- Mendeteksi buta warna sedini mungkin agar penderita bisa menjalani perawatan, melakukan penyesuaian, dan mendapatkan dukungan atau bantuan dari keluarga, guru, maupun orang-orang di sekitarnya
- Membantu penderita buta warna untuk mengarahkan minat dan bidang yang ingin ditekuninya pada jenis pekerjaan yang tidak memerlukan persepsi warna
- Membantu para guru untuk mengidentifikasi gangguan buta warna pada siswa, sehingga bisa memberikan dukungan dan melakukan penyesuaian dalam cara mengajar
- Mendeteksi gangguan fungsi penglihatan akibat penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit Alzheimer, atau penyakit Parkinson
Kapan Tes Buta Warna Dilakukan
Tes buta warna dapat dilakukan kapan saja, bahkan sejak usia 3 tahun, selama tidak ada gangguan komunikasi dan bisa melihat. Tes ini juga sering dilakukan sebagai pemeriksaan rutin saat mendaftar masuk sekolah atau syarat untuk melamar pekerjaan tertentu.
Selain itu, tes buta warna juga perlu dilakukan jika ada salah satu atau beberapa kondisi berikut ini:
- Sulit membedakan satu warna dengan warna lainnya
- Memiliki persepsi warna yang berbeda dengan orang lain
- Memiliki riwayat buta warna dalam keluarga
- Sulit melihat cerah tidaknya suatu warna, misalnya tidak bisa membedakan hijau tua dengan hijau muda
- Sulit mengerjakan tugas atau pekerjaan yang melibatkan warna
- Mengonsumsi obat tertentu yang efek sampingnya berupa gangguan penglihatan, misalnya hydroxychloroquine
- Pernah atau sedang menderita glaukoma, degenerasi makula, penyakit Alzheimer, multiple sclerosis, diabetes, atau leukemia
Sebenarnya, ada cukup banyak orang yang mengalami buta warna ringan, tetapi tidak menyadarinya karena gejala yang dirasakan tidak terlalu memengaruhi persepsi warna. Itulah sebabnya, tes buta warna sering dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin atau skrining.
Jenis Tes Buta Warna dan Cara Melakukannya
Tes buta warna bisa dilakukan oleh dokter, tenaga kesehatan, atau tenaga profesional lainnya, termasuk guru, yang telah mendapatkan pelatihan khusus. Walaupun tes buta juga bisa dilakukan sendiri secara daring, sebaiknya lakukan tes buta warna di dokter agar hasilnya lebih jelas.
Tes buta warna tidak memerlukan persiapan apa pun. Namun, sebelum memulai tes, dokter akan menanyakan dahulu gejala atau keluhan yang dirasakan oleh pasien, bila memang ada. Dokter juga perlu mengetahui penyakit yang pernah atau sedang diderita, serta obat atau suplemen yang sedang dikonsumsi oleh pasien.
Setelah itu, dokter akan menentukan jenis tes buta warna yang sesuai dengan usia dan kondisi pasien, serta tujuan pemeriksaan. Ada beberapa jenis tes buta warna yang sering dilakukan, yaitu:
-
Tes Ishihara
Tes Ishihara digunakan untuk mendeteksi buta warna merah-hijau, yaitu jenis buta warna yang paling umum. Pada tes buta warna ini, dokter akan menunjukkan kartu dan meminta pasien untuk mengidentifikasi angka, huruf, atau gambar yang terbentuk dari titik-titik dengan warna berbeda. -
Tes Cambridge
Ini adalah tes untuk mendeteksi buta warna merah-hijau dan biru-kuning. Tes ini sama seperti tes Ishihara, tetapi menggunakan komputer. Pasien akan diminta untuk menekan tombol bila melihat huruf āCā di layar monitor, yang ditampilkan secara acak dengan warna huruf dan warna latar berbeda-beda. -
Anomaloscope
Pemeriksaan dengan alat yang berbentuk seperti mikroskop ini dapat mendeteksi buta warna merah-hijau. Dalam tes ini, pasien akan diminta untuk menyesuaikan warna sesuai dengan contoh warna dalam lingkaran. -
Tes Farnsworth-Munsell
Tes buta warna ini dilakukan untuk menilai kepekaan terhadap intensitas warna, sehingga sering digunakan sebagai tes untuk pekerjaan yang memerlukan kemampuan tersebut. Pada waktu pemeriksaan, pasien akan diminta untuk mengurutkan warna-warna hingga membentuk gradasi.
Hasil Tes Buta Warna
Bila pasien bisa membedakan semua warna pada pemeriksaan, artinya pasien tidak mengalami buta warna. Namun, jika pasien tidak bisa atau sulit membedakan warna tertentu, artinya ada kondisi buta warna, baik seluruhnya maupun hanya sebagian.
Tes buta warna bukan hanya bisa mendeteksi gangguan ini, tetapi juga dapat menunjukkan jenisnya. Jenis buta warna yang bisa ditentukan dari hasil tes adalah sebagai berikut:
- Protanopia, yaitu buta warna merah
- Deuteranopia, yaitu buta warna hijau
- Tritanopia, yaitu buta warna biru
- Achromatopsia, yaitu buta ketiga jenis warna, sehingga penglihatan hanya berupa gambaran hitam, putih, dan abu-abu
Penanganan buta warna karena kondisi tertentu akan disesuaikan dengan penyebabnya, misalnya dengan mengobati penyakit atau mengganti obat yang mengakibatkan gangguan ini. Namun, sayangnya, belum ada pengobatan atau penanganan untuk buta warna yang merupakan bawaan lahir.
Meski begitu, mengetahui kondisi ini sedini mungkin melalui tes buta warna dapat membantu penderita untuk memahami kondisinya dan melakukan penyesuaian dalam kehidupan sehari-hari. Pada anak-anak, deteksi buta warna secara dini bahkan dapat mencegah hambatan pada perkembangan dan proses belajar.
Jadi, jika ada tanda-tanda atau gejala yang mengarah pada buta warna atau kesulitan membedakan warna, sebaiknya segera periksakan ke dokter untuk memastikannya dengan tes buta warna.