Fungsi tes urine tidak hanya untuk menentukan kehamilan. Tes ini menjadi salah satu jenis tes yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan, seperti mendeteksi masalah kesehatan atau zat tertentu di dalam tubuh.
Seperti namanya, tes urine dilakukan dengan menggunakan sampel urine. Nantinya, dokter akan menyuruh pasien mengumpulkan urine selama 24 jam dalam suatu wadah untuk kemudian dianalisis di laboratorium.
Dalam pelaksanaan tes urine, ada beberapa faktor yang dapat dijadikan penilaian, mulai dari tampilan fisik (warna, kejernihan, bau), pH (tingkat asam dan basa), hingga zat tertentu, seperti glukosa, protein, sel darah putih dan merah, bilirubin, kristal, atau bakteri.
Fungsi Tes Urine
Tes urine menjadi salah satu jenis tes yang dapat dilakukan untuk beberapa tujuan. Berikut ini adalah beberapa fungsi tes urine:
1. Menentukan kehamilan
Tes urine merupakan jenis tes yang paling umum digunakan dalam menentukan kehamilan. Ini karena tes urine dapat mendeteksi adanya hormon hCG (human chorionic gonadotropin) yang diproduksi oleh plasenta.
Anda dapat dengan bebas melakukan tes urine untuk kehamilan menggunakan alat tes kehamilan atau test pack yang dijual bebas di apotek atau mengunjungi klinik dan rumah sakit terdekat.
2. Mendeteksi zat berbahaya dalam tubuh
Tes urine juga dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya zat berbahaya dalam tubuh seseorang, seperti opioid, benzodiazepine, barbiturate, phencyclidine, ganja, methamphetamine, amphetamine, dan kokain.
Tes ini biasanya dilakukan pada atlet, pelajar atau mahasiswa, pegawai kantoran, atau orang yang diduga menyalahgunakan narkoba.
3. Mendiagnosis penyakit
Sebelumnya telah disebutkan bahwa tes urine sering digunakan untuk keperluan diagnosis penyakit. Dokter biasanya akan menyarankan Anda melakukan tes urine bila mengalami gejala gangguan saluran kemih, seperti sakit perut, sakit punggung, sering buang air kecil, dan adanya darah dalam urine.
Tes urine pun dilakukan untuk mendiagnosis penyakit, seperti batu ginjal, radang ginjal, adanya protein dalam urine, kerusakan otot (rhabdomyolysis), gula darah atau diabetes yang tidak terkendali, dan infeksi saluran kemih.
4. Memantau perkembangan penyakit
Selain mendeteksi adanya zat berbahaya dalam tubuh, tes urine juga dapat dilakukan untuk memantau perkembangan penyakit dan respons tubuh terhadap pengobatan yang dijalani. Tes ini dapat dilakukan pada penderita penyakit diabetes, infeksi ginjal, lupus, dan penyakit hati.
5. Pemeriksaan kesehatan rutin
Fungsi tes urine juga untuk mengevaluasi medis rutin atau menilai kesehatan seseorang secara keseluruhan. Evaluasi medis ini dapat meliputi skrining umum tahunan, penilaian kondisi pasien sebelum operasi, serta skrining penyakit ginjal, diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit hati.
Cara Menentukan Hasil Tes Urine
Sebelum tes urine dilakukan, Anda diminta untuk mengumpulkan sampel urine sebanyak 30–60 ml dalam wadah khusus. Sampel tersebut kemudian akan diperiksa dan diuji di laboratorium.
Nantinya, sampel urine akan dianalisis untuk mendapatkan hasilnya dengan tiga cara, yaitu uji visual, tes dipstick, dan uji makroskopis. Berikut ini adalah penjelasannya:
Uji visual
Uji visual dilakukan dengan memeriksa tampilan urine. Urine yang normal biasanya jernih, sedangkan urine yang keruh dan berbau dapat mengindikasikan adanya gangguan kesehatan seperti infeksi. Selain itu, urine juga dapat mengandung darah apabila terlihat berwarna merah atau cokelat.
Tes dipstick
Tahapan analisis tes urine yang satu ini menggunakan tongkat plastik tipis dengan strip bahan kimia di atasnya. Nah, strip kimia inilah yang ditempatkan pada urine untuk mendeteksi kondisi medis tertentu. Strip kimia ini akan berubah warna jika urine mengandung zat tertentu.
Uji mikroskopis
Pemeriksaan urine pada tahap ini dilakukan menggunakan mikroskop untuk mendeteksi adanya sel darah putih, sel darah merah, bakteri, protein, atau kristal. Jika ditemukan adanya komponen tersebut dalam urine, maka perlu dilakukan uji tambahan.
Jika Anda dinyatakan sehat, tidak memiliki gejala penyakit, dan hasil tes urine normal, penanganan lebih lanjut tidaklah diperlukan. Namun, bila pada hasil pemeriksaan sampel urine Anda terdeteksi adanya masalah kesehatan, dokter akan melakukan penanganan yang sesuai.