Tic adalah gerakan atau ucapan yang terjadi tiba-tiba, cepat, berulang, dan di luar kendali. Meski umumnya tidak menyebabkan komplikasi yang serius dan berbahaya, tic dapat membuat aktivitas sehari-hari penderitanya terganggu.
Tic dapat berupa gerak tubuh atau ucapan, tetapi tidak terjadi ketika penderitanya sedang tidur. Pada beberapa kasus, penderita dapat menahan tic. Namun, kendali tersebut umumnya hanya bersifat sementara.
Meskipun dapat muncul ketika dewasa, tic umumnya dimulai pada masa kanak-kanak, tepatnya ketika berusia 5–10 tahun. Kondisi ini juga biasanya hanya terjadi sementara dan tidak lebih dari 3 bulan. Jika tic terjadi lebih dari 1 tahun, kondisi ini bisa merupakan tanda sindrom Tourette.
Penyebab Tic
Penyebab tic belum diketahui secara pasti. Namun, ada dugaan bahwa tic terjadi akibat gangguan pada bagian otak yang mengatur gerakan anggota tubuh.
Tic juga umumnya lebih sering terjadi pada penderita kondisi berikut:
- Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
- Obsessive compulsive disorder (OCD)
- Autisme
- Gangguan dalam proses belajar (disleksia)
- Cerebral palsy
- Penyakit Huntington
- Penyalahgunaan narkoba jenis kokain atau amfetamin
Faktor risiko tic
Tic dapat terjadi pada siapa saja. Akan tetapi, risiko terjadinya tic pada seseorang akan meningkat jika memiliki kondisi berikut:
- Berusia 5–10 tahun atau anak-anak
- Berjenis kelamin pria
- Memiliki riwayat tic dalam keluarga
Gejala Tic
Gejala utama tic adalah gerakan atau ucapan yang terjadi secara berulang, tiba-tiba, dan di luar kontrol. Berdasarkan gejala tersebut, tic dapat terbagi dalam dua kategori, yaitu:
Motor tics
Motor tics terjadi dalam bentuk gerakan berulang yang di luar kendali. Gerakannya dapat melibatkan satu kelompok otot (simple motor tics) atau beberapa kelompok otot (complex motor tics).
Berikut ini adalah beberapa gerakan yang termasuk ke dalam simple motor tics:
- Menggigit bibir
- Mengerutkan hidung
- Mengedipkan mata
- Mengangguk atau menggeleng
- Menggerakkan bibir
Sementara itu, beberapa gerakan yang termasuk ke dalam complex motor tics adalah:
- Melompat
- Menendang objek tertentu
- Meniru gerakan orang lain
- Mencium objek tertentu
Vocal tics
Vocal tics dapat berupa ucapan atau suara yang berulang dan di luar kendali. Simple vocal tics hanya menimbulkan satu suara, sedangkan complex vocal tics menimbulkan suara yang lebih jelas, seperti suatu kata atau frasa.
Berikut ini beberapa contoh dari simple vocal tics:
- Mendengkur
- Menggonggong
- Mengendus
- Mendesis
Sementara itu, beberapa contoh complex vocal tics adalah:
- Mengulang ucapan sendiri
- Menirukan suara hewan
- Mengulang ucapan orang lain
- Mengumpat dengan kata-kata kasar
Tic dapat hilang dan timbul. Umumnya, tic timbul ketika penderitanya terpicu oleh beberapa hal berikut ini:
- Kelelahan
- Cemas
- Stres
- Terlalu senang atau bersemangat
Perlu diketahui, gejala tic dapat berbeda-beda pada tiap penderita. Penderita bisa mengalami salah satu dari motor tics atau vocal tics, tetapi bisa juga keduanya.
Berdasarkan lamanya gejala, tic dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
-
Provisonal tic atau transient tic disorder
Tic jenis ini merupakan yang paling sering terjadi. Provisional tic umumnya berlangsung kurang dari 1 tahun. Gejalanya juga dapat berupa gerakan (motor tics) dan ucapan (vocal tics). -
Tic jangka panjang (kronis)
Tic kronis merupakan tic yang terjadi selama lebih dari 1 tahun. Pada jenis ini, tic muncul dalam bentuk gerakan atau ucapan, tetapi keduanya tidak terjadi secara bersamaan. -
Sindrom Tourette
Seperti yang telah dijelaskan, tic dalam sindrom Tourette terjadi selama lebih dari 1 tahun. Gejala tic yang timbul adalah complex motor dan vocal tic.
Kapan harus ke dokter
Semua bentuk gerakan yang di luar kendali perlu diperiksakan ke dokter, terutama jika tidak membaik selama berbulan-bulan dan terdapat faktor-faktor berikut:
- Disertai dengan perubahan perilaku
- Terjadi setelah cedera kepala atau stroke
- Terdapat gangguan saraf seperti lumpuh
- Sangat mengganggu kehidupan sehari-hari.
Tic tidak selalu menandakan seseorang terkena sindrom Tourette. Oleh karena itu, pemeriksaan ke dokter diperlukan agar kondisi ini dapat didiagnosis dengan akurat.
Diagnosis Tic
Untuk mengawali diagnosis, dokter akan melakukan tanya jawab mengenai gejala yang dialami pasien, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarga. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan saraf pada pasien.
Dokter dapat melakukan beberapa pemeriksaan tambahan, seperti:
- Tes darah, untuk mendeteksi kondisi yang menyebabkan terjadinya tic, seperti Huntington’s disease
- MRI otak, untuk melihat ada atau tidaknya kerusakan pada otak
Pengobatan Tic
Pengobatan tic tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Umumnya, provisonal tic yang ringan tidak membutuhkan pengobatan secara khusus dan dapat hilang dengan sendirinya.
Sedangkan pada tic yang lebih parah atau jenis lain, dokter dapat menyarankan metode berikut untuk membantu mengurangi gejala dan memperbaiki kualitas hidup pasien:
Terapi perilaku (behavioural therapy)
Terapi perilaku merupakan pengobatan utama yang dapat dilakukan kepada pasien tic. Pada terapi ini, dokter akan melakukan beberapa hal sebagai berikut:
- Menjelaskan kondisi pasien
- Melatih pasien dalam menyadari kapan tic dirasa akan muncul
- Melatih pasien dalam merespons tic, misalnya melemaskan dan meregangkan otot bahu jika tic yang terjadi berupa mengangkat bahu secara berulang
Obat-obatan
Ada beberapa obat-obatan yang dapat diberikan dokter kepada pasien, yaitu:
- Obat neuroleptik, seperti haloperidol, pimozide, risperidone, olanzapine, atau aripiprazole, untuk meredakan tic pada penderita sindrom Tourette
- Clonidine, untuk meredakan tic pada penderita ADHD
- Clonazepam, untuk mengurangi keparahan tic dengan memperbaiki keseimbangan zat dalam otak, yaitu serotonin dan dopamin
- Tetrabenazine, untuk mengatasi tic pada penderita penyakit Huntington
Operasi deep brain stimulation
Operasi ini disarankan pada penderita tic yang parah akibat sindrom Tourette dan tidak merespons metode pengobatan lain.
Operasi ini dilakukan dengan cara menempatkan elektroda di dalam bagian otak yang diduga memicu tic. Elektroda ini terhubung dengan alat serupa alat pacu jantung, yang ditanamkan di bawah kulit dada. Alat ini akan membantu mengatur sinyal di dalam otak untuk mengontrol tic.
Perawatan mandiri
Untuk mempercepat proses penyembuhan, pasien dapat melakukan beberapa hal berikut ini secara mandiri:
- Mengelola stres dan menghindari rasa cemas dengan teknik relaksasi
- Beristirahat dan tidur yang cukup
- Tidak menahan tic, karena hal itu hanya membuat tic lebih parah
- Tidak menghiraukan tic
Komplikasi Tic
Jika dibiarkan, tic dapat mengganggu kehidupan sehari-hari penderitanya. Penderitanya juga dapat merasa malu dan merasa kurang percaya diri akibat munculnya tic.
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penderita tic adalah:
- Gangguan dalam kehidupan sosial
- Sering mengalami perundungan
- Stres berat
- Depresi
Pencegahan Tic
Tic sulit dicegah karena penyebabnya belum diketahui secara pasti. Meski demikian, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya tic, yaitu:
- Mengelola stres dengan baik
- Menjalani pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi dan berolahraga secara rutin
- Beristirahat yang cukup
- Mengenakan alat pengaman diri ketika berkendara untuk menghindari cedera kepala atau kecelakaan
- Tidak menyalahgunakan NAPZA