Proses perceraian sering kali dipilih untuk menyelesaikan masalah yang hadir dalam rumah tangga. Padahal, tidak selamanya cara ini menjadi jalan keluar terbaik. Sebelum Anda dan pasangan memutuskan untuk bercerai, sebaiknya pertimbangkan dahulu berbagai konsekuensi yang dapat terjadi.
Pernikahan yang sehat umumnya bisa memberikan dampak positif bagi kesehatan fisik dan mental seseorang. Namun, jika kehidupan rumah tangga tidak lagi ideal, sebagian pasangan terkadang memutuskan untuk bercerai. Meski begitu, keputusan tersebut tidaklah mudah dan perlu dipikirkan matang-matang.
Berbagai Pertimbangan Sebelum Memutuskan Perceraian
Pasangan yang memutuskan untuk bercerai umumnya dilandasi oleh beberapa alasan, misalnya masalah keuangan, perselingkuhan, komunikasi yang buruk, kekerasan dalam rumah tangga, atau tujuan hidup yang tak lagi sama. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghadapi suami atau istri yang selingkuh.
Namun, ada beberapa hal yang perlu Anda dan pasangan pertimbangkan sebelum memutuskan untuk bercerai, yaitu:
Masalah selama proses perceraian
Menurut penelitian, perceraian dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental seseorang, misalnya stres, gangguan kecemasan, depresi, dan isolasi sosial. Namun, dampaknya bisa berbeda-beda tergantung pada kepribadian dan situasi yang dihadapi oleh tiap orang.
Selain konflik dengan pasangan, Anda juga harus siap menghadapi masalah lainnya yang dapat muncul selama proses perceraian, misalnya perebutan hak asuh anak atau pembagian harta gana-gini.
Oleh karena itu, Anda perlu ingat bahwa jika bercerai nanti, sebisa mungkin Anda dan pasangan tetap bersikap adil dalam mencapai kesepakatan dan tanggung jawab atas hak asuh anak serta pembagian harta.
Perkembangan anak terganggu
Tidak hanya pada orang dewasa, perceraian kerap memengaruhi hidup dan tumbuh kembang Anak. Berdasarkan sebuah studi, perceraian bisa meningkatkan risiko anak menderita penyakit mental akibat tekanan psikologis, seperti gangguan kecemasan, perilaku menyimpang, dan prestasi akademis yang kurang baik.
Oleh karena itu, bila nantinya memutuskan bercerai, Anda dan pasangan disarankan untuk tetap bekerja sama dalam mengasuh serta memberikan Si Kecil kasih sayang dan perhatian yang optimal agar ia tetap merasa nyaman dan tidak kesepian.
Hindari membuat ia memilih salah satu orang tuanya serta bertengkar dan menjelekkan pasangan di hadapan anak, sehingga Si Kecil tidak akan tertekan untuk berhubungan dengan orang tuanya.
Meski sulit, tidak selamanya perceraian itu identik dengan keputusan pahit yang memilukan. Ada kalanya keputusan perceraian ini menjadi langkah tepat agar Anda bisa mengakhiri hubungan toksik dengan pasangan dan menjadi lebih bahagia.
Namun, sebelum Anda memutuskan untuk melakukan perceraian, sebaiknya pikirkan kembali apakah hubungan Anda dan pasangan benar-benar sudah tidak bisa diselamatkan. Jika mengalami kesulitan, cobalah konsultasikan masalah Anda dan pasangan ke psikolog atau konsultan yang khusus menangani masalah ini.