Mengajarkan sopan santun kepada anak tidak kalah pentingnya dengan pelajaran akademik lho, Bun. Sopan santun pada anak sebaiknya sudah diajarkan sedini mungkin sehingga bisa menjadi sebuah kebiasaan yang dilakukan secara spontan, baik ketika di rumah maupun di luar rumah.
Sopan santun adalah bentuk dari kesadaran atau kepekaan kita terhadap perasaan orang lain. Sopan santun bukan merupakan kemampuan atau bakat yang dibawa anak sejak lahir, melainkan hal yang perlu diajarkan dan ditanamkan oleh orang tua.
Sopan santun juga bukan peraturan tertulis, tetapi sangat diperlukan dalam hubungan sosial dan bermasyarakat. Sopan santun ini akan menjadi bekal bagi anak, agar anak mampu hidup berdampingan dengan orang lain di masa depan.
Tips Mengajarkan Sopan Santun pada Anak Sejak Dini
Anak bisa diajarkan mengenai konsep dan pentingnya sopan santun sejak usia dini, tepatnya sejak usia 1,5 tahun. Pada usia ini, umumnya anak sudah dapat memahami bahwa orang lain juga memiliki perasaan seperti yang ia rasakan.
Berikut ini adalah beberapa cara mengajarkan anak sopan santun yang bisa mulai Bunda tanamkan sejak dini pada Si Kecil:
1. Ajarkan etika dasar
Bunda bisa mulai mengajarkan sopan santun kepada Si Kecil dengan etika dasar, yakni mengucapkan kata ‘tolong’, ‘terima kasih’, dan ‘maaf’ setiap ia meminta dan menerima bantuan atau melakukan kesalahan.
Bunda bisa mulai mengajarkan tiga kata penting ini sejak Si Kecil sudah mulai berbicara. Mungkin butuh waktu hingga anak bisa secara otomatis mengingat dan menggunakan ketiga kata ini. Namun, tetap ajarkan ia dengan penuh kesabaran dan jangan bosan untuk mengingatkan Si Kecil ya, Bun.
2. Ajarkan konsep berbagi
Pada usia 2 tahun, anak biasanya sudah mulai memahami konsep berbagi, meski belum tentu melakukannya dengan senang hati. Bunda bisa mengajarkan Si Kecil dengan cara memberikannya dua mainan serupa, kemudian minta ia untuk berbagi salah satu mainan tersebut dengan temannya.
3. Ajarkan etika di meja makan
Pada usia 3–4 tahun, anak sudah bisa makan di meja dengan sendok dan garpu, serta sudah bisa menyeka mulutnya dengan tisu.
Pada usia ini, Bunda sudah bisa mulai mengajarkan etiket di meja makan, dimulai dengan cara paling sederhana, seperti tidak melempar atau membuang makanan, atau duduk dengan tenang saat makan dan minum.
4. Ajarkan etika bertamu
Bertamu ke rumah orang lain adalah kesempatan yang baik untuk mengajarkan anak sopan santun.
Ingatkan Si Kecil untuk selalu mengetuk pintu dan mengucapkan salam sebelum masuk ke rumah orang lain, misalnya mengucapkan ‘halo’ atau ‘sampai ketemu lagi’. Ajarkan juga Si Kecil untuk menjawab pertanyaan dengan sopan saat ditanya berbagai hal, seperti namanya siapa, umur berapa, atau mau minum apa.
5. Ajarkan untuk tidak mengomentari fisik orang lain
Hal ini juga salah satu bentuk sopan santun yang perlu diajarkan kepada anak. Bunda perlu mengajarkan Si Kecil untuk tidak mengomentari kondisi fisik seseorang, kecuali yang baik. Ia juga perlu diajarkan untuk tidak selalu mengungkapkan pendapat negatif, terutama jika tidak diminta, karena mungkin dapat menyakiti perasaan orang lain.
Selain itu, ajarkan juga Si Kecil untuk tidak menunjuk dan menatap orang lain dengan tajam, terutama pada orang dengan keterbatasan fisik tertentu. Ingatkan juga Si Kecil untuk tidak mengejek atau menertawakan seseorang.
Ajarkan ia untuk mencoba memikirkan perasaan orang tersebut. Bunda bisa menceritakan bahwa ada orang-orang yang memerlukan cara khusus untuk berkomunikasi, misalnya tunarungu yang menggunakan bahasa isyarat. Selain mengajarkan sopan santun, ini juga membantu mengajarkan anak untuk berempati.
Setelah Bunda mengetahui cara-cara mengajarkan sopan santun pada anak seperti di atas, yang tidak kalah penting adalah menjadi contoh yang baik baginya.
Jika Si Kecil terbiasa melihat orang di rumahnya bersikap santun, maka ia secara otomatis juga akan tumbuh menjadi anak yang santun hingga dewasa kelak. Selain itu, jangan lupa juga untuk memuji Si Kecil jika ia sudah bersikap sopan ya, Bun.
Perlu Bunda ingat juga, agar anak bisa belajar sopan santun, ia perlu merasa nyaman dengan makan, minum, dan istirahat yang cukup. Jadi, jika Si Kecil sedang tidak menurut, Bunda perlu mencari tahu apakah ia mungkin sedang lapar, mengantuk, atau kelelahan.
Jika Bunda masih mengalami kesulitan untuk mengajarkan sopan santun kepada anak atau bila Si Kecil sering bersikap kasar, tidak ada salahnya kok, Bun, untuk berkonsultasi ke psikolog yang khusus menangani masalah pada anak. Dengan begitu, Bunda bisa mendapatkan saran yang memang sesuai dengan kepribadian Si Kecil.