Tinea corporis adalah infeksi jamur atau kurap yang terjadi di kulit badan, leher, lengan, dan tungkai. Tinea corporis menimbulkan ruam melingkar yang terasa gatal. Seseorang dapat tertular kondisi ini jika kontak langsung dengan penderita tinea corporis.
Kurap bisa terjadi di semua area kulit. Penamaannya akan disesuaikan dengan lokasinya, misalnya kurap di kaki disebut tinea pedis, di selangkangan atau lipat paha disebut tinea cruris, dan di kulit kepala disebut tinea capitis. Tinea corporis umumnya bukan penyakit yang berbahaya dan bisa sembuh.
Penyebab Tinea Corporis
Penyebab utama tinea corporis adalah infeksi jamur golongan dermatophytes, yaitu trichophyton dan microsporum. Jamur ini dapat berkembang biak di lapisan keratin kulit, yaitu lapisan keras yang terdapat di kulit, rambut, atau kuku.
Jamur dermatophytes dapat menular melalui kontak langsung, seperti bersentuhan dengan kulit penderita tinea corporis atau kulit hewan yang terinfeksi. Di samping itu, penularan juga dapat terjadi lewat kontak dengan benda-benda yang terkontaminasi jamur ini, seperti pakaian, seprai, dan handuk.
Faktor risiko tinea corporis
Selain kondisi-kondisi di atas, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena tinea corporis, yaitu:
- Tinggal di daerah dengan iklim yang hangat atau lembap
- Mengalami keringat yang berlebihan
- Mengenakan pakaian yang terlalu sempit atau ketat
- Menggunakan pakaian, seprai, atau handuk penderita tinea corporis
- Melakukan olahraga yang melibatkan kontak fisik dan kulit secara langsung, seperti gulat
- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah
- Menderita diabetes
- Pernah menderita tinea corporis sebelumnya
Gejala Tinea Corporis
Gejala tinea corporis biasanya mulai muncul pada 4–14 hari setelah tubuh terpapar jamur. Beberapa gejala yang dapat muncul adalah:
- Ruam berbentuk cincin
- Ruam di leher, batang tubuh, lengan, tangan, dan tungkai
- Gatal-gatal dan kulit yang lebih bersisik
Jika infeksi lebih parah, penderita juga dapat mengalami gejala berupa luka lepuh atau luka yang bernanah di sekitar ruam.
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda mengalami gejala di atas. Kontrol ke dokter secara teratur juga diperlukan jika Anda menderita penyakit yang dapat meningkatkan risiko terjadinya tinea corporis, seperti diabetes.
Jika Anda sudah didiagnosis mengalami tinea corporis, pengobatan yang dilakukan akan cukup lama. Oleh karena itu, Anda perlu mengonsumsi obat-obatan secara rutin dan melakukan kontrol sesuai dengan jadwal yang disarankan dokter.
Diagnosis Tinea Corporis
Untuk mendiagnosis tinea corporis, dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan dan riwayat kesehatan pasien. Setelah itu, dokter akan memeriksa ruam pada kulit.
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa:
- Pemeriksaan kerokan kulit dengan kalium hidroksida (KOH), untuk melihat jenis jamur yang tumbuh di kulit pasien
- Kultur jamur, untuk mendeteksi jenis jamur yang menyebabkan infeksi di tubuh pasien
- Lampu Wood, untuk melihat perubahan warna kulit yang mengindikasikan terjadinya infeksi dengan bantuan lampu khusus
Pengobatan Tinea Corporis
Pengobatan tinea corporis bertujuan untuk mengatasi infeksi dan mencegah terjadinya komplikasi. Dokter akan memberikan obat antijamur dalam bentuk krim atau salep.
Ada beberapa jenis obat antijamur yang bisa diberikan untuk mengatasi infeksi jamur pada tinea corporis, yaitu:
- Clotrimazole
- Miconazole
- Econazole
- Ketoconazole
- Terbinafine
Jika tinea corporis tidak kunjung sembuh atau bahkan bertambah parah, dokter akan memberikan obat antijamur tablet, seperti terbinafine dan itraconazole. Ikuti petunjuk dan anjuran yang diberikan oleh dokter dan jangan menghentikan penggunaan obat secara sembarangan.
Selain dengan obat-obatan, penderita tinea corporis juga perlu melakukan hal-hal berikut:
- Menerapkan gaya hidup sehat dan bersih
- Menggunakan pakaian yang nyaman
- Tidak berbagi penggunaan handuk atau pakaian dengan orang lain
Komplikasi Tinea Corporis
Jika tidak ditangani, tinea corporis dapat meluas ke bagian tubuh yang lain dan dapat menyebabkan komplikasi berupa:
- Infeksi sekunder pada kulit
- Abses
- Peradangan pada folikel rambut (folikulitis)
Pencegahan Tinea Corporis
Anda dapat menurunkan risiko terjadinya tinea corporis dengan melakukan upaya-upaya berikut:
- Mencuci tangan, pakaian, handuk, dan seprai secara rutin
- Mengenakan pakaian yang nyaman dengan bahan yang lembut dan ukuran yang tidak sempit
- Mengganti pakaian dalam dan kaus kaki setiap hari
- Memeriksakan hewan peliharaan ke dokter hewan secara rutin
- Tidak berbagi penggunaan barang pribadi, seperti handuk dan baju, dengan orang lain
- Melakukan kontrol rutin ke dokter jika menderita penyakit diabetes