Memilih obat sirup yang aman dan menggunakannya dengan benar akan membuat obat bekerja optimal dan efek samping yang tidak diinginkan bisa dihindari. Ketahui apa saja yang perlu diperhatikan dalam memilih dan menggunakan obat sirup, berikut cara penyimpanannya, agar penggunaan obat sirup aman dan efektif.

Obat sirup adalah jenis obat cair yang dikonsumsi dengan cara diminum. Salah satu tujuan penggunaan obat sirup adalah untuk membantu mengurangi gejala batuk, pilek, dan demam. Obat ini bisa dikonsumsi oleh anak-anak maupun orang dewasa.

Tips Memilih Obat Sirup yang Aman dan Cara Menggunakannya dengan Benar - Alodokter

Untuk memilih obat sirup yang aman, di samping memperhatikan kandungan zat aktifnya, Anda juga perlu mengetahui eksipien atau bahan lain yang ada dalam obat sirup, seperti zat pelarut, pemanis atau pengawet obat. Ada beberapa bahan yang mungkin tidak cocok dikonsumsi oleh orang dengan kondisi medis tertentu.

Produk obat sirup umumnya menggunakan bahan pelarut seperti propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, gliserin/gliserol. Namun, dalam proses produksi obat terkadang terdapat cemaran dari bahan pelarut tersebut yang dikenal dengan EG (etilen glikol) dan DEG (dietilen glikol).

Jika EG dan DEG yang ditemukan dalam pelarut tersebut dan masih dalam kadar yang diizinkan oleh BPOM, maka obat masih aman dikonsumsi. Namun EG dan DEG tidak diperbolehkan jika digunakan sebagai bahan pelarut utama dalam pembuatan obat.

Adanya cemaran EG dan DEG yang diduga menyebabkan banyak kasus gagal ginjal akut pada anak di Indonesia membuat Kemenkes RI dan BPOM memeriksa semua obat sirup dan membuat daftar obat sirup yang aman dari cemaran zat tersebut.

Cara Memilih Obat Sirup yang Aman

Berikut ini adalah beberapa cara memilih obat sirup yang aman untuk dikonsumsi:

1. Pilih obat sirup yang sudah dinyatakan aman oleh BPOM

Jangan sembarangan mengonsumsi obat sirup yang tidak terjamin keamanannya. Pilihlah obat sirup yang telah terdaftar dan teruji di BPOM. Jika sudah lulus uji pemeriksaan, obat-obatan yang terdaftar dan memiliki izin edar dari BPOM umumnya aman dan layak untuk dikonsumsi.

2. Beli obat di apotek resmi

Saat membeli obat di apotek, Anda sebaiknya memastikan apakah ada apoteker yang bertugas dan memiliki izin praktek. Tanyakan dengan jelas kepada apoteker mengenai aturan penggunaan obat dan cara penyimpanannya.

Membeli obat di apotek yang memiliki izin resmi dapat mengurangi risiko Anda mendapatkan obat palsu. Meski begitu, Anda tetap perlu memeriksa kondisi kemasan obat dan tanggal kedaluwarsa obat pada kemasan, untuk memastikan obat sirup aman dan masih layak dikonsumsi.

3. Pakai obat batuk sesuai aturan pakai

Berikan obat sesuai dosis dan aturan pakai pada kemasan atau sesuai anjuran dokter. Perlu Anda ketahui bahwa beberapa obat sirup perlu dikocok dahulu sebelum dikonsumsi. Gunakan alat takar yang tersedia dalam kemasan produk, atau bila tidak ada, gunakan alat takar khusus obat. Jangan menggunakan sendok makan atau sendok teh untuk mengukur dosis obat.

4. Sesuaikan dengan kebutuhan

Obat sirup memiliki bahan aktif dengan fungsi dan cara kerja yang berbeda-beda. Sebagai contoh,  obat batuk sirup bisa mengandung dextromethorphan yang dapat menekan refleks batuk untuk mengatasi batuk kering.

Untuk batuk berdahak, umumnya menggunakan ekspektoran dan mukolitik seperti Succus liquiritiae yang berfungsi mengencerkan dahak lebih mudah dikeluarkan sehingga dapat meredakan batuk.

Ada pula obat sirup yang berupa campuran beberapa jenis obat, misalnya obat sirup untuk flu yang mengandung paracetamol untuk meredakan demam, dan antihistamin atau dekongestan untuk mengatasi alergi dan pilek.

Oleh karena itu, saat memilih obat sirup, perhatikanlah informasi mengenai indikasi obat yang tertera di kemasan produk dan sesuaikan dengan kebutuhan Anda.

5. Perhatikan efek samping dan kontraindikasi obat

Sama halnya dengan jenis sediaan obat lainnya, efek samping dari obat sirup tergantung pada kandungan zat aktif di dalamnya.

Misalnya, kandungan dekongestan pada obat sirup bisa menimbulkan efek samping berupa peningkatan tekanan darah, sehingga perlu digunakan dengan hati-hati atau bahkan dihindari oleh orang dengan hipertensi.

Antihistamin juga bisa menimbulkan efek samping mengantuk. Oleh karena itu, setelah mengonsumsi obat sirup dengan kandungan tersebut, Anda sebaiknya tidak menyetir kendaraan atau mengoperasikan mesin yang memerlukan konsentrasi.

Selain kandungan obat, bahan lain pada obat sirup, seperti pengawet, pemanis, atau pelarut, juga bisa saja menimbulkan efek samping dan reaksi alergi, sehingga perlu dihindari bila ada kondisi medis tertentu.

Untuk mengetahui efek samping apa saja yang bisa muncul dan perlu diwaspadai, serta pada kondisi apa saja obat sirup tersebut tidak boleh digunakan (kontraindikasi), bacalah dahulu keterangan yang ada di kemasan produk.

6. Kenali efek interaksi obat

Obat sirup dapat menimbulkan reaksi atau efek tertentu ketika dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan lain, termasuk suplemen dan obat herbal. Reaksi ini dikenal dengan istilah efek interaksi obat, yang dapat mengakibatkan gangguan tertentu, menurunkan efektivitas obat, atau bahkan membuat efek obat jadi berlebihan.

Oleh karena itu, jika ada obat-obatan yang Anda konsumsi secara rutin, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat sirup atau obat-obatan lainnya.

7. Lakukan konsultasi dengan dokter

Obat sirup yang dijual bebas biasanya digunakan untuk mengatasi gejala penyakit yang umum, seperti batuk, pilek, atau demam. Bila dikonsumsi dalam dosis dan jangka waktu yang sesuai aturan pakai, obat sirup yang dijual bebas ini jarang menimbulkan efek samping yang berbahaya.

Namun, khusus untuk anak-anak, pastikan Anda memberikan obat sirup sesuai usia dan berat badannya. Hindari memberikan obat sirup khusus dewasa kepada anak-anak karena kandungan obatnya bisa saja tidak aman untuk anak-anak, meskipun dosisnya dikurangi.

Agar lebih aman, sebaiknya Anda tetap berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat apa pun, apalagi pada anak-anak. Dokter dapat melakukan pemeriksaan untuk menentukan penyebab keluhan yang muncul, kemudian memberikan obat sesuai dengan kondisi tersebut.

Cara Menggunakan dan Menyimpan Obat Sirup

Selain memilih obat sirup yang aman, menggunakan dan menyimpan obat juga harus dilakukan dengan benar agar penggunaan obat sirup tetap aman dan efektif. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi dan menyimpan obat sirup:

  • Jangan memberikan obat sirup yang telah disimpan lama dalam kondisi segel kemasan sudah dibuka. Obat sirup biasanya hanya bertahan 2–4 minggu setelah dibuka, sementara obat sirup kering hanya bisa bertahan hingga 1–2 minggu di dalam kulkas setelah dibuka dan dicampur dengan air.
  • Simpan obat sesuai dengan petunjuk yang tertera di kemasan produk, misalnya suhu dingin, suhu ruangan, atau apakah obat perlu dijauhi dari paparan sinar matahari dan suhu panas.
  • Perhatikan tanggal kedaluwarsa (expiration date) pada kemasan. Jangan digunakan lagi jika obat sudah melebihi tanggal kedaluwarsa, meskipun kemasan dan segel masih utuh.

Itulah hal-hal penting yang perlu Anda perhatikan untuk memilih obat sirup yang aman dan cara menggunakannya dengan benar. Obat sirup yang aman, bila digunakan sesuai indikasi dan aturan pakai, serta terjaga kondisinya selama penyimpanan, dapat berfungsi optimal dengan efek samping yang minimal.

Namun, jika keluhan yang muncul belum membaik atau justru bertambah buruk meski sudah menggunakan obat sirup dengan benar, sebaiknya konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.