Tiroiditis adalah kondisi yang ditandai dengan peradangan pada kelenjar tiroid. Tiroiditis disebabkan oleh kadar hormon tiroid yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam darah.
Kelenjar tiroid adalah kelenjar berbentuk menyerupai kupu-kupu yang terletak di bagian depan leher. Tiroid memiliki fungsi untuk memproduksi hormon yang berperan dalam mengatur pertumbuhan, metabolisme tubuh, detak jantung, suhu tubuh, serta mengubah makanan menjadi energi.
Tiroiditis dapat menyebabkan peningkatan (hipertiroidisme) atau penurunan produksi hormon tiroid (hipotiroidisme). Jika tidak ditangani dengan tepat, tiroiditis berisiko menyebabkan komplikasi, seperti penyakit jantung, gangguan pada organ tubuh lain, atau gangguan kesuburan.
Penyebab Tiroiditis
Tiroiditis dapat disebabkan oleh beragam hal. Berdasarkan penyebabnya, tiroiditis terbagi menjadi beberapa jenis, yakni:
Tiroiditis Hashimoto
Jenis tiroiditis yang disebut juga dengan penyakit Hashimoto ini paling sering terjadi. Kondisi ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang secara salah menyerang kelenjar tiroid sehingga terjadi hipotiroidisme.
Tiroiditis postpartum
Kondisi ini menyerupai tiroiditis Hashimoto, tetapi hanya dialami oleh wanita setelah persalinan. Pada hampir sebagian besar kasus, kadar hormon tiroid akan kembali normal dalam waktu 18 bulan setelah menjalani perawatan.
Tiroiditis subakut atau de Quervain
Pembengkakan kelenjar tiroid juga dapat dipicu oleh infeksi virus, seperti flu, gondongan, dan COVID-19. Tiroiditis subakut menyebabkan kemunculan penyakit gondok, yakni kondisi ketika kelenjar tiroid membengkak dan nyeri ketika disentuh. Tiroiditis jenis ini umumnya dialami oleh perempuan usia 20–50 tahun.
Silent/painless thyroiditis
Silent/painless thyroiditis disebabkan oleh gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Gangguan tersebut membuat produksi hormon tiroid pada awalnya meningkat, lalu menurun hingga di bawah normal. Silent thyroiditis memerlukan waktu 12–18 bulan untuk sembuh.
Tiroiditis akibat radiasi
Tiroiditis jenis ini merupakan dampak dari penanganan hipertiroidisme dengan terapi iodium radioaktif, atau akibat dari paparan radioterapi yang umum digunakan untuk mengatasi kanker.
Tiroiditis akibat obat-obatan
Tiroiditis juga dapat disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, seperti interferon (obat hepatitis), lithium (obat gangguan bipolar), dan amiodarone (obat gangguan irama jantung).
Tiroiditis akut
Tiroiditis akut, atau disebut juga acute thyroiditis, sering terjadi pada anak-anak, terutama wanita. Kondisi ini terkait dengan penyakit autoimun dan cacat bawaan berupa sinus piriformis.
Gejala Tiroiditis
Tiroiditis dapat dikenali dengan munculnya bengkak di leher yang disertai dengan nyeri dan lelah. Tiroid yang membengkak dan meradang juga akan mengganggu produksi hormon tiroid. Kondisi ini akan menimbulkan gejala sesuai dengan naik atau turunnya produksi hormon.
Jika produksi hormon tiroid terlalu banyak (hipertiroidisme), maka gejala yang akan muncul adalah:
- Anemia
- Perdarahan
- Gugup, cemas, gelisah, dan mudah marah
- Berat badan turun tanpa sebab yang jelas
- Nafsu makan meningkat
- Jantung berdetak cepat
- Lemah otot
- Sulit tidur
- Tremor
- Mudah berkeringat
- Sensitif terhadap panas
Sebaliknya, bila produksi hormon tiroid terlalu sedikit (hipotiroidisme), gejala yang muncul dapat berupa:
- Berat badan naik tanpa sebab yang jelas
- Kulit kering
- Sembelit
- Depresi
- Kelelahan
- Sulit untuk menjalani aktivitas fisik
- Kemampuan konsentrasi menurun
Kapan harus ke dokter
Tanda dan gejala dari penyakit tiroid sangat beragam dan sangat umum ditemukan pada penyakit lain. Oleh karena itu, jika Anda mengalami keluhan seperti yang telah disebutkan di atas, lakukanlah pemeriksaan ke dokter sehingga penyebabnya dapat dipastikan dan ditangani.
Diagnosis Tiroiditis
Dokter akan memulai diagnosis dengan mengajukan pertanyaan tentang gejala dan riwayat kesehatan pasien, meliputi kehamilan dan riwayat penyakit yang pernah dialami. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, terutama di bagian leher.
Untuk memastikan diagnosis, ada beberapa tes yang dapat dilakukan dokter, yakni:
Tes darah
Dokter akan memeriksa hormon tiroid dalam darah untuk menentukan jenis tiroiditis. Tes darah ini untuk mengukur kadar hormon perangsang tiroid atau thyroid stimulating hormone (TSH), tiroksin (T4), dan triiodotironin (T3). Pada tiroiditis Hashimoto, dokter juga akan melakukan tes antibodi terhadap tiroid.
Pemindaian tiroid
Pemindaian dilakukan dengan menggunakan USG tiroid. Tujuan pemeriksaan ini adalah agar dokter dapat melihat bentuk, ukuran, dan posisi kelenjar tiroid.
Tes pengambilan iodium radioaktif
Tes pengambilan iodium radioaktif atau radioactive iodine uptake (RAIU) bertujuan untuk mengetahui fungsi tiroid dalam menyerap iodium, yaitu zat yang dibutuhkan tiroid untuk memproduksi hormon. Iodium yang terserap sedikit bisa menjadi tanda bahwa kelenjar tiroid mengalami peradangan.
Pengobatan Tiroiditis
Penanganan tiroiditis pada tiap pasien dapat berbeda. Dokter akan menentukan metode penanganan yang tepat sesuai penyebab dan gejala yang muncul.
Sebagai contoh, jika pasien mengalami gejala berupa jantung berdetak cepat atau tremor akibat tingginya kadar hormon tiroid, maka dokter akan memberikan obat pengatur irama jantung golongan penghambat beta.
Untuk mengurangi rasa sakit dan nyeri akibat pembengkakan tiroiditis, dokter akan meresepkan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Sedangkan pada pasien yang mengalami gejala akibat penurunan hormon tiroid di tubuh, dokter akan memberikan penambahan hormon tiroid sintetis (levothyroxine).
Beberapa jenis tiroiditis, salah satunya tiroiditis Hashimoto, merupakan kondisi yang tidak dapat disembuhkan. Meski demikian, penanganan tetap akan diberikan untuk meredakan gejala yang muncul.
Komplikasi Tiroiditis
Kadar hormon tiroid yang tidak normal dalam darah dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi, baik ketika kadar tiroid tinggi (hipertiroidisme) maupun rendah (hipotiroidisme). Pada hipertiroidisme, komplikasi yang dapat terjadi berupa:
- Penyakit jantung
- Krisis tiroid atau thyroid storm
- Gangguan pada mata
- Gangguan pada kulit
- Osteoporosis
Sementara itu, hipotiroidisme dapat menimbulkan komplikasi berupa:
- Penyakit gondok
- Penyakit jantung
- Kerusakan saraf
- Koma miksedema
- Gangguan kesuburan
- Gangguan kesehatan mental
Pencegahan Tiroiditis
Sebagian besar tiroiditis adalah kondisi yang tidak dapat dicegah. Meski demikian, konsultasi dan pemeriksaan berkala oleh dokter perlu dilakukan pada pasien yang mendapatkan terapi iodium radioaktif atau radioterapi, guna mewaspadai dan mencegah tiroiditis.