Tonic immobility merupakan respons tubuh terhadap rasa takut yang ekstrem. Kondisi ini ditandai dengan ketidakmampuan korban pelecehan seksual dalam melawan pelakunya.
Saat seseorang menjadi korban kekerasan seksual seperti pemerkosaan, tidak sedikit masyarakat justru menyalahkan korban karena responsnya yang hanya diam tanpa melawan. Padahal, kondisi seperti ini adalah respons alami tubuh ketika berada dalam ancaman.
Tidak semua korban mampu melawan atau melarikan diri saat merasa terancam. Ada yang hanya terdiam membeku dan tidak bisa melakukan apa pun. Kondisi ini disebut dengan tonic immobility atau kelumpuhan akibat trauma.
Tahapan Tonic Immobility
Tonic immobility sering kali dialami oleh korban kekerasan atau pelecehan seksual. Saat kejadian berlangsung, korban merasa tubuhnya seketika kaku dan sulit digerakkan sehingga terkesan tidak memberikan perlawanan terhadap pelaku.
Tidak semua orang yang merasa terancam akan mengalami tonic immobility. Namun, jika mengalaminya, seseorang akan melewati beberapa tahapan sebelum rasa kaku itu muncul. Berikut ini adalah tahapan yang dilalui oleh korban pelecehan seksual dengan tonic immobility:
- Arousal, yaitu kesadaran seseorang terhadap kemungkinan ancaman
- Flight or fight, yaitu respons aktif seseorang untuk melawan
- Freeze, yaitu respons membeku selama beberapa saat sebelum melawan
- Tonic immobility (kelumpuhan) and collapsed immobility (pingsan), yaitu respons ketika ancaman tidak bisa dihindari
- Quiescent immobility (diam), yaitu keadaan untuk istirahat dan masa pemulihan akibat trauma
Dampak Tonic Immobility
Trauma berkepanjangan akibat tonic immobility bisa membuat kesehatan fisik dan mental terganggu, serta merusak kemampuan bersosialisasi korban dengan orang lain. Sebagai salah satu respons trauma yang dialami seseorang, tonic immobility juga sering dikaitkan dengan meningkatnya gejala gangguan stress pascatrauma (PTSD).
Salah satu penjelasan yang menjadi alasan tonic immobility menyebabkan gejala PTSD adalah karena korban biasanya akan menyalahkan dirinya yang tidak bisa melawan pelaku.
Bahkan, dampaknya pada kesehatan mental juga bisa semakin parah ketika korban kurang mendapat dukungan dari orang terdekat atau justru dihakimi dan disalahkan karena dianggap tidak bisa memberikan perlawanan.
Cara Mengatasi Tonic Immobility
Pengobatan terhadap dampak tonic immobility dilakukan untuk membantu mengatasi trauma psikologis pada korban. Nah, jika kamu mengetahui orang terdekatmu mengalami kondisi ini, bawalah ia ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan pertolongan.
Beberapa pilihan terapi yang bisa dilakukan untuk membantu mengatasi trauma yang dialami korban adalah:
- Terapi perilaku kognitif untuk memperbaiki pola pikir korban
- Terapi prolonged exposure untuk mengajak korban menghadapi pemicu trauma di tempat yang aman dan mendukung
- Terapi EMDR (eye movement desensitization and reprocessing) untuk mengganti emosi negatif dari trauma menjadi emosi positif
- Terapi merawat dan mencintai diri sendiri (self care) sembari menjalani perawatan lainnya, misalnya istirahat yang cukup, memenuhi asupan nutrisi, olahraga rutin, serta kembali membangun dan memelihara hubungan sosial
Memang tidak mudah melupakan peristiwa traumatis, seperti pelecehan seksual. Namun, beberapa cara di atas mungkin bisa membantu korban pelecehan seksual yang mengalami tonic immobility.
Jika peristiwa traumatis yang dialami justru membuat seseorang melakukan tindakan yang berbahaya atau bahkan mencoba melukai dirinya sendiri, bawalah ia ke psikiater untuk mendapatkan pertolongan terbaik yang sesuai dengan kondisinya.