Tonus otot adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tingkat ketegangan atau kekakuan otot saat beristirahat. Pemeriksaan tonus otot dapat dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan otot dan sistem saraf.

Tonus otot berperan dalam mengontrol setiap pergerakan tubuh. Tonus otot dapat mengalami perubahan ketegangan menjadi terlalu tinggi (hipertonus) atau terlalu rendah (hipotonus). Pada kondisi tertentu, pemeriksaan tonus otot menjadi penting dilakukan untuk mengevaluasi perubahan pada tonus otot karena penyakit tertentu.

Tonus Otot, Kenali Fungsi hingga Gangguan yang Bisa Terjadi - Alodokter

Fungsi Tonus Otot

Tonus otot berperan penting dalam sistem muskuloskeletal. Perannya begitu penting dalam menjaga postur tubuh serta mengontrol stabilitas sendi agar dapat bergerak dengan baik. Jadi, tonus otot akan bekerja sedemikian rupa untuk mempertahankan postur tubuh yang stabil dalam berbagai posisi, seperti berdiri, duduk, dan berbaring. 

Fungsi inilah yang memungkinkan Anda untuk melakukan beberapa gerakan tubuh, mengontrol gerak refleks tubuh dan juga membantu mengatur fungsi organ-organ dalam tubuh.

Pemeriksaan Tonus Otot

Pemeriksaan tonus otot pada dasarnya bertujuan untuk mengetahui perubahan pada kekuatan otot. Hal ini biasanya dilakukan untuk mengevaluasi berbagai penyakit saraf, seperti stroke, cedera otak, cerebral palsy, dan cedera saraf tulang belakang

Berikut ini adalah prosedur pemeriksaan tonus otot yang dilakukan oleh dokter:

1. Pemeriksaan visual (inspeksi)

Prosedur pemeriksaan tonus otot yang pertama adalah inspeksi. Pada tahap ini, dokter akan melihat dan memperhatikan kondisi pasien secara visual. Hal ini dilakukan untuk melihat tanda-tanda adanya perubahan pada bentuk otot, seperti mengecilnya ukuran jaringan otot atau yang disebut atrofi otot

2. Palpasi

Setelah melakukan pemeriksaan inspeksi, dokter akan melakukan pemeriksaan palpasi. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara menyentuh pasien, sehingga dokter dapat merasakan respons otot terhadap tekanan. Dengan begitu, dokter dapat mengevaluasi tingkat tonus otot pada bagian tubuh tertentu.

3. Pemeriksaan aktif dan pasif

Lebih jauh, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan aktif dan pasif. Pemeriksaan aktif adalah ketika dokter meminta pasien untuk menggerakan bagian tubuh tertentu secara mandiri sesuai kemampuan otot pasien. 

Sementara itu, pemeriksaan pasif adalah ketika dokter membantu menggerakan bagian tubuh tertentu untuk melihat respons tonus otot pasien terhadap berbagai gerakan.

Selain beberapa prosedur tersebut, dokter juga mungkin akan mengukur rentang pergerakan sendi pada pasien. Hal ini bertujuan untuk mengukur kemampuan gerak dan tingkat ketegangan yang terjadi pada tonus otot.

Gangguan yang BIsa Terjadi pada Tonus Otot

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, gangguan pada tonus otot terdiri dari dua jenis, yakni peningkatan ketegangan otot (hipertonia) dan melemahnya ketegangan otot (hipotonia). 

Hipertonia adalah kondisi ketika tonus otot mengalami ketegangan melebihi batas normal. Kondisi ini biasanya terlihat dalam bentuk kekakuan atau kram otot. Meskipun bisa terjadi di seluruh bagian tubuh, tetapi hal ini lebih sering terjadi pada lengan, kaki, dan leher. 

Sementara itu, hipotonia adalah kondisi ketika melemahnya ketegangan otot, sehingga otot menjadi lembek. Gangguan tonus otot yang satu ini dapat menyebabkan anggota tubuh tampak terkulai serta ketahanan anggota tubuh terhadap gerakan pun menjadi pasif dan menurun.

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk mewaspadai tanda dari gangguan pada tonus otot. Secara umum, tonus otot yang mengalami gangguan biasanya ditandai dengan adanya keterbatasan dalam melakukan pergerakan.

Setelah mengetahui berbagai informasi mengenai tonus otot, Anda tentu menyadari akan pentingnya menjaga kesehatan tonus otot. Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk melakukan berbagai upaya untuk menjaga kesehatannya, seperti:

  • Lakukan olahraga secara rutin, seperti, berjalan kaki, berenang, latihan beban, yoga, atau pilates.
  • Biasakan diri untuk duduk dan berdiri tegap untuk memperbaiki postur tubuh/
  • Jaga berat badan tetap ideal untuk mengurangi tekanan berlebih pada tulang dan sendi.
  • Konsumsi makanan bergizi seimbang.
  • Berhenti merokok dan kurangi konsumsi minuman beralkohol.

Apabila Anda ingin melakukan pemeriksaan tonus otot, Anda dapat langsung memeriksakan diri ke dokter. Dengan begitu, Anda bisa mengetahui kondisi kesehatan tonus otot Anda dan mendapatkan diagnosis yang akurat apabila terdapat gangguan.