Toxic adenoma adalah tumor jinak di kelenjar tiroid yang menyebabkan produksi hormon tiroid yang berlebihan (hipertiroidisme). Toxic adenoma menjadi penyebab dari sekitar 3–5% kasus hipertiroidisme.
Toxic adenoma merupakan salah satu penyebab hipertiroidisme, selain penyakit Graves dan Plummer’s disease. Toxic adenoma ditandai dengan adanya benjolan atau tumor tunggal berukuran sekitar 2,5 cm di kelenjar tiroid.
Toxic adenoma dapat menyebabkan peningkatan produksi hormon tiroid sehingga berisiko menimbulkan tirotoksikosis. Tumor pada toxic adenoma umumnya jinak dan jarang berkembang menjadi kanker.
Penyebab Toxic Adenoma
Toxic adenoma disebabkan oleh pertumbuhan tumor jinak (adenoma) di kelenjar tiroid. Pertumbuhan tumor ini membuat nodul tiroid menjadi terlalu aktif dalam memproduksi hormon tiroid. Akibatnya, kadar hormon tiroid di dalam tubuh dapat meningkat sehingga menimbulkan gejala hipertiroidisme.
Penyebab toxic adenoma belum diketahui secara pasti. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya toxic adenoma, yaitu:
- Berjenis kelamin wanita
- Berusia lebih dari 40 tahun
- Memiliki riwayat penyakit gondok dalam keluarga
- Pernah atau sedang menderita penyakit gondok
Gejala Toxic Adenoma
Secara umum, toxic adenoma menyebabkan munculnya benjolan di leher dan gejala hipertiroidisme. Selain itu, beberapa gejala lain yang dapat muncul adalah:
- Benjolan atau nodul tunggal di leher depan
- Jantung berdebar-debar (palpitasi)
- Keringat berlebihan
- Kulit terasa lebih lembap dan hangat
- Tremor atau gemetar, terutama di tangan
- Detak jantung tidak beraturan (aritmia)
- Lelah, lemas, gugup, dan gelisah
- Otot kram
- Berat badan menurun drastis tanpa perubahan nafsu makan
- Menstruasi menjadi tidak teratur
- Diare
Kapan harus ke dokter
Lakukan pemeriksaan ke dokter jika muncul benjolan di bagian depan leher atau mengalami gejala yang telah disebutkan di atas. Pemeriksaan oleh dokter perlu dilakukan agar kondisi ini dapat segera ditangani dan komplikasi bisa dicegah.
Segera ke dokter jika benjolan di leher makin besar, terutama bila menyebabkan kesulitan menelan atau bernapas.
Jika Anda sudah didiagnosis mengalami toxic adenoma, lakukan kontrol secara rutin agar dokter mengetahui perkembangan kondisi Anda.
Diagnosis Toxic Adenoma
Untuk mendiagnosis toxic adenoma, dokter akan menanyakan keluhan yang dialami pasien, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarganya. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, termasuk pemeriksaan di bagian kepala dan leher untuk menilai benjolan.
Dokter juga akan menyarankan pasien untuk menjalani pemeriksaan penunjang berikut:
- Tes fungsi tiroid, untuk mengetahui kadar hormon tiroid, yaitu triiodothyronine (T3), thyroxine (T4), dan thyroid stimulating hormone (TSH)
- Tes antibodi tiroid, untuk mengetahui kadar antibodi yang diproduksi oleh kelenjar tiroid, yaitu TPO (thyroid peroxidase antibodies), Tg (thyroglobulin antibodies), dan reseptor TSH (thyroid-stimulating hormone)
- USG tiroid, untuk mendeteksi benjolan yang ada di kelenjar tiroid
- Tes kadar iodium radioaktif, untuk menilai kadar iodium radioaktif yang diserap oleh kelenjar tiroid dalam periode waktu tertentu
Toxic adenoma dapat ditandai dengan rendahnya kadar TSH dan TPO, serta naiknya kadar T3 dan T4.
Pengobatan Toxic Adenoma
Pengobatan toxic adenoma bertujuan untuk meredakan gejala dan mencegah komplikasi. Metode pengobatannya antara lain:
Obat penghambat beta (beta-blockers)
Beta-blockers dapat diberikan untuk meredakan gejala hipertiroidisme, terutama yang berkaitan dengan jantung dan saraf, seperti jantung berdebar atau tremor. Penderita toxic adenoma dianjurkan untuk minum obat ini sampai kadar hormon tiroid dalam tubuhnya normal.
Obat antitiroid
Obat antitiroid berfungsi untuk menekan produksi hormon tiroid yang berlebihan. Obat ini dapat digunakan untuk mengontrol hipertiroidisme jangka panjang pada anak-anak, remaja, dan ibu hamil.
Pada pria dewasa dan wanita yang tidak sedang hamil, obat antitiroid biasa digunakan sebagai penanganan awal sebelum menjalani terapi iodium radioaktif.
Terapi iodium radioaktif
Terapi iodium radioaktif bertujuan untuk mengembalikan fungsi tiroid dengan memperkecil ukuran tumor. Pada terapi ini, pasian akan diminta untuk minum zat iodium radioaktif. Iodium ini selanjutnya akan terserap ke dalam kelenjar tiroid dan bekerja dengan cara merusak jaringan yang terlalu aktif.
Terapi iodium radioaktif dinilai efektif karena hasilnya lebih baik daripada pemberian obat antitiroid dan tidak membutuhkan rawat inap di rumah sakit. Meski demikian, terapi ini tidak boleh dilakukan pada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia di bawah 5 tahun.
Tiroidektomi
Tirodektomi adalah operasi pengangkatan sebagian atau seluruh kelenjar tiroid. Penanganan ini biasanya dilakukan pada anak dengan hipertirodisme berat, ibu hamil, pasien yang tidak bisa menjalani terapi iodium radioaktif, dan penderita gangguan jantung.
Meski dapat dikontrol dengan sejumlah langkah penanganan di atas, toxic adenoma bersifat permanen. Oleh karena itu, tetap lakukan pemeriksaan rutin ke dokter untuk memantau kondisi Anda selama menjalani pengobatan.
Komplikasi Toxic Adenoma
Ada beberapa komplikasi yang dapat timbul akibat peningkatan kadar hormon tiroid pada toxic adenoma, yaitu:
Selain kondisi di atas, penderita juga dapat mengalami kesulitan bernapas dan menelan akibat pembesaran kelenjar tiroid.
Pencegahan Toxic Adenoma
Penyebab pasti toxic adenoma belum diketahui sehingga cara terbaik untuk mencegah kondisi ini adalah dengan menghindari faktor risikonya.
Upaya yang dapat dilakukan adalah memeriksakan diri ke dokter secara berkala, terutama bila pernah menderita penyakit gondok atau memiliki keluarga dengan riwayat penyakit gondok. Selain itu, Anda juga disarankan untuk memenuhi asupan yodium.